Kamis, 21 Agustus 2025

Refleksi Hari Konstitusi: Bangsa yang Besar Berpijak pada Jati Diri dan Landasan Hukum

Ibas tekankan persatuan, demokrasi, dan konstitusi sebagai fondasi bangsa saat peringatan Hari Konstitusi dan HUT RI ke-80.

|
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Glery Lazuardi
ISTIMEWA
Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menekankan pentingnya persatuan dan konstitusi sebagai fondasi bangsa saat Hari Konstitusi ke-17. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menyerukan pentingnya persatuan bangsa dan penghormatan terhadap konstitusi sebagai fondasi utama dalam membangun Indonesia.

Hal ini disampaikan Ibas saat hadiri acara Peringatan Hari Konstitusi dan HUT RI ke-80 di Gedung Nusantara IV, MPR/DPR RI Senayan, Jakarta, Senin malam (18/8/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Ibas menekankan bahwa kemerdekaan Indonesia bukan hanya soal bebas dari penjajahan, tapi juga komitmen melanjutkan pembangunan peradaban dengan landasan konstitusi.

“Kita bukan sekadar merdeka. Kita ingin melanjutkan pembangunan peradaban dengan konstitusi," kata Ibas

Sebagai informasi peringatan Hari Konstitusi jatuh pada tanggal 18 Agustus setiap tahunnya. Tanggal ini secara resmi ditetapkan sebagai Hari Konstitusi melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 2008 yang ditandatangani oleh Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Penetapan ini menegaskan bahwa konstitusi adalah tonggak penting perjalanan bangsa setelah proklamasi kemerdekaan.

Ibas mengingatkan bahwa kekuatan sebuah bangsa tidak terletak pada kekuasaan, tetapi norma, etika, dan kepatuhan terhadap konstitusi.

“Bangsa ini hidup bukan karena kekuasaan, tapi karena norma yang dipegang, etika kehidupan, dan konstitusi yang dihormati,” lanjut Ibas

Menurutnya, UUD 1945 bukan sekadar teks hukum, melainkan sumpah kolektif yang lahir dari perjuangan dan sarat makna filosofis.

“UUD 1945 bukan sekadar tulisan di atas kertas. Ia adalah sumpah kolektif. Ia adalah jiwa Pancasila yang ditulis dengan darah perjuangan dan mengandung makna filosofis yang mendalam," jelas dia.

Dalam refleksi Hari Konstitusi ini, Ibas mengajak masyarakat untuk memegang teguh konstitusi, menjaga demokrasi, serta tidak tergoyahkan oleh pragmatisme politik.

“Peganglah teguh konstitusi, tegakkan demokrasi, jangan goyah di tengah pragmatisme politik," katanya.

Ibas juga mengingatkan bahwa peringatan kemerdekaan harus selalu disertai dengan kesadaran akan lahirnya konstitusi sebagai ruh berbangsa.

Lebih jauh, ia menegaskan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang berpijak pada jati dirinya, dan konstitusi menjadi titik nyatanya.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang berpijak pada jati dirinya. Dan konstitusi itulah titik nyatanya," kata Ibas.

Ibas menekankan pentingnya persatuan bangsa sebagai harga mati, dengan empat pilar kebangsaan sebagai rel yang memandu perjalanan Indonesia menuju kemandirian.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan