Senin, 25 Agustus 2025

Balita Tewas karena Cacingan Akut

Balita Meninggal karena Cacingan, Puan Desak Posyandu dan RT/RW Lebih Proaktif Jaga Kesehatan Anak

Puan Maharani menyampaikan keprihatinannya atas meninggalnya seorang balita perempuan bernama Raya akibat cacingan akut

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Dodi Esvandi
Tribunnews/Chaerul Umam
Ketua DPR RI Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025). Ia menanggapi operasi tangkap tangan (OTT), yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinannya atas meninggalnya seorang balita perempuan bernama Raya akibat cacingan akut di Sukabumi, Jawa Barat. 

Ia menegaskan pentingnya peran posyandu dan perangkat lingkungan seperti RT dan RW dalam mendeteksi dini kondisi kesehatan anak-anak di wilayah masing-masing.

“Kami berharap tim posyandu yang ada di setiap desa dan kelurahan bisa lebih proaktif meninjau kondisi warga, terutama anak-anak, apakah mereka membutuhkan pemeriksaan kesehatan,” ujar Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (21/8/2025).

Puan juga menekankan bahwa tanggung jawab menjaga kesehatan masyarakat tidak hanya berada di tangan tenaga medis. 

Ketua RT dan RW, menurutnya, harus ikut aktif memantau warganya dan segera melaporkan jika ada yang membutuhkan layanan kesehatan atau fasilitas seperti BPJS.

“Kalau ada warga yang butuh cek kesehatan atau belum punya BPJS, seharusnya ketua RT dan RW segera melaporkan ke pemerintah atau pemda setempat,” tambahnya.

Ia mengajak semua pihak untuk bekerja sama secara aktif agar kasus serupa tidak kembali terjadi. 

“Kita harus proaktif bersama-sama mencegah agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tegas Puan.

Kasus Raya dan Tanggapan Kemenkes

Kisah pilu Raya, balita berusia 3 tahun dari Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, menjadi sorotan publik. 

Putri dari pasangan Udin (32) dan Endah (38) itu meninggal dunia akibat infeksi cacing yang parah.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Ina Agustina Isturini, menyatakan bahwa Dinas Kesehatan Jawa Barat tengah melakukan investigasi dan evaluasi menyeluruh atas kasus tersebut.

“Obat cacing sudah diberikan pada bulan Februari dan Agustus, sesuai jadwal dari puskesmas. Tapi pencegahan tidak cukup hanya dengan minum obat,” jelas dr. Ina saat ditemui di kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (20/8/2025).

Ia mengingatkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah kunci utama mencegah infeksi cacing. 

“Obat cacing bukan seperti vaksin. Kalau anak tetap bermain di tanah tanpa alas kaki dan tidak mencuci tangan, risiko infeksi tetap tinggi,” ujarnya.

Secara nasional, kasus cacingan memang menunjukkan tren penurunan. 

Namun, wilayah Indonesia Timur masih mencatat angka yang tinggi, terutama akibat sanitasi yang buruk dan kebiasaan buang air besar sembarangan.

“Cacingan bisa diobati, tapi kalau kebersihan diri tidak dijaga, infeksi bisa muncul kembali,” tambah dr. Ina.

Baca juga: Cacingan yang Tak Diobati Bisa Menyerang Paru-paru, Sebabkan Gagal Nafas

Mengenal Cacingan dan Dampaknya

Mengutip keterangan tertulis dari Kemenkes, cacingan atau infeksi Soil Transmitted Helminths (STH) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di wilayah tropis, termasuk Indonesia. 

Tiga jenis cacing yang umum menginfeksi anak-anak usia prasekolah adalah:

  • Cacing gelang (Ascaris lumbricoides)
  • Cacing tambang (Ancylostoma duodenale, Necator americanus)
  • Cacing cambuk (Trichuris trichiura)

Infeksi cacing dapat mengganggu proses pencernaan, penyerapan nutrisi, dan metabolisme tubuh. 

Dalam jangka panjang, cacingan menyebabkan kekurangan kalori dan protein, kehilangan darah, serta berdampak pada pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan daya tahan tubuh anak.

Kebiasaan buang air besar sembarangan, tidak mencuci tangan sebelum makan, dan bermain di tanah tanpa alas kaki menjadi faktor utama penularan.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan