Kamis, 21 Agustus 2025

Dihadiri Banyak Tokoh: Mbak Tutut Luncurkan Buku Memoar, Begini Impresi Bamsoet

Buku yang memuat lebih dari 500 halaman ini mengisahkan perjalanan hidup, dan nilai hidup Mbak Tutut, mulai dari masa kecilnya

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
MEMOAR MBAK TUTUT - Acara diskusi di peluncuran buku memoar "Selangkah di Belakang Mbak Tutut" di Ballroom Prajurit, Balai Sudirman, Jakarta, baru-baru ini 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putri sulung almarhum Presiden RI ke-2 Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana, yang akrab disapa Mbak Tutut Soeharto, merilis buku terbaru berjudul Selangkah di Belakang Mbak Tutut di Ballroom Prajurit, Balai Sudirman, Jakarta, baru-baru ini.

Peluncuran buku memoar ini berlangsung meriah karena dihadiri sejumlah tokoh nasional seperti suami Mbak Tutut Soeharto, Indra Rukmana, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Wiranto, Titiek Soeharto, Menteri Hukum Supratman, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, serta para tokoh, dan kerabat Keluarga Besar Cendana.

Buku tersebut disusun melalui kontribusi pemikiran tokoh nasional, rekan kerja, sahabat, dan keluarga.

Buku yang memuat lebih dari 500 halaman ini mengisahkan perjalanan hidup, dan nilai hidup Mbak Tutut, mulai dari masa kecilnya di Yogyakarta, kiprahnya di dunia bisnis dan politik, hingga perannya sebagai tokoh keluarga Cendana dan penggiat sosial.

Anggota DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi peluncuran buku ini.

"Buku 'Selangkah di Belakang Mbak Tutut' bukan sekadar memoar. Ini cermin kepemimpinan yang rendah hati, aspiratif, konsisten melayani, dan dekat dengan denyut masyarakat. Saya menghormati cara Mbak Tutut menempatkan diri selama ini. Konsisten bekerja, tidak banyak berdebat, tetapi tampak dari hasil," kata Bamsoet dikutip Kamis, 21 Agustus 2025.

Baca juga: Bamsoet Serahkan Dokumen Penghapusan Nama Soeharto dari TAP MPR soal KKN ke Tutut-Titiek

Dia memaparkan, buku 'Selangkah di Belakang Mbak Tutut' memberi perspektif dari balik layar, bagaimana kepemimpinan bisa bekerja secara senyap namun berdampak.

Catatan-catatan yang dihimpun menampilkan perjumpaan Tutut dengan berbagai komunitas, aktivis sosial, dan jaringan kader-kader penggerak yang bekerja di akar rumput.

Menurutnya, pembaca dapat menemukan konteks yang utuh tentang kedisiplinan, keteguhan, dan kebersahajaan yang menjadi fondasi kerja nyata.

"Buku ini memperlihatkan sisi kepemimpinan yang tidak selalu berada di panggung depan, tetapi konsisten memberi pengaruh. Memperlihatkan kepemimpinan yang rendah hati, tidak banyak bicara, tapi membiarkan hasil kerja berbicara sendiri. Mbak Tutut menunjukkan bagaimana pengabdian bisa berlangsung senyap, namun berdampak," jelas Bamsoet.

Bamsoet menambahkan, peluncuran buku 'Selangkah di Belakang Mbak Tutut' relevan dengan kebutuhan masyarakat akan teladan yang mampu menjembatani masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Bamsoet mengingatkan peran penting Mbak Tutut saat menjabat Menteri Sosial RI di Kabinet Pembangunan VII yang menuntut empati, kehadiran langsung, dan kemampuan mengelola program-program sosial berskala nasional.

"Peluncuran buku ini juga menjadi pengingat bahwa sejarah tidak hanya dibangun oleh peristiwa besar, tetapi juga oleh langkah-langkah tenang di belakang layar. Dari buku ini kita belajar bahwa pengabdian ialah kerja panjang yang dirawat hari demi hari," ungkapnya.

Donna Sita Indria selaku penulis buku Selangkah di Belakang Mbak Tutut memastikan bahwa Tutut bukan hanya penikmat budaya.

Dia juga ikut berperan mengangkat warisan budaya Nusantara ke panggung internasional.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan