Senin, 25 Agustus 2025

Surabaya Kembali Raih Status Kota Layak Anak, Rekor Tujuh Kali Beruntun

Menteri PPPA RI menyerahkan langsung penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Utama untuk Pemkot Surabaya. 

Editor: Content Writer
Dok. Pemkot Surabaya
KOTA LAYAK ANAK - Kota Surabaya kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Kota Pahlawan untuk ketujuh kalinya meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Utama. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Arifah Fauzi menyerahkan langsung penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Utama untuk Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. 

Prestasi membanggakan di tingkat nasional ini kembali diraih oleh Kota Surabaya untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut. Acara penganugerahan ini berlangsung di Jakarta, Jumat (8/8/2025)

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan rasa syukur atas capaian tersebut. Menurutnya, keberhasilan ini tidak terlepas dari konsistensi pemerintah kota dalam mengintegrasikan prinsip hak anak ke dalam setiap kebijakan publik.

“Selama ini, Pemkot Surabaya selalu mengutamakan hak-hak anak. Bahkan, usulan dari anak-anak langsung kami jadikan kegiatan,” ujar Wali Kota Eri Cahyadi, Jumat (22/8/2025).

Wali Kota Eri menuturkan, bahwa Pemkot Surabaya juga melibatkan anak-anak dalam proses Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang). Untuk mendukung keterlibatan tersebut, pemkot menyediakan aplikasi Si Talas sebagai ruang aspirasi bagi anak-anak. "Ini menunjukkan bahwa anak-anak benar-benar terlibat dalam setiap proses pembangunan di Surabaya,” tuturnya.

Ia juga menyatakan bahwa pemenuhan hak anak di Surabaya dilakukan sejak anak lahir. Mulai dari pemenuhan akta kelahiran, penerbitan Kartu Identitas Anak (KIA), hingga pemenuhan pendidikan dan kesehatan. "Sekolahnya gratis, bahkan anak dari keluarga kurang mampu mendapatkan seragam dan peralatan sekolah gratis. Hal-hal ini belum tentu ada di kota lain,” paparnya.

Menurutnya, penghargaan KLA kategori Utama tidak bisa dilepaskan dari kolaborasi berbagai pihak. Kerja sama antar Perangkat Daerah (PD), stakeholder, serta masyarakat dinilai menjadi kunci utama. "Kolaborasi ini juga melibatkan masyarakat, salah satunya melalui Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) yang bertujuan meningkatkan kualitas pengasuhan anak,” jelasnya.

Selain membangun kebijakan, Wali Kota Eri menekankan pentingnya menciptakan lingkungan aman dan sehat bagi tumbuh kembang anak. Baginya, anak-anak adalah calon pemimpin bangsa. “Karena anak-anak inilah yang akan menjadi pemimpin di Kota Surabaya. Maka dia butuh tumbuh kembang yang bagus, dia butuh ketenangan dan keyakinan,” katanya.

Wali Kota Eri menggarisbawahi pentingnya karakter berani dan akhlak mulia bagi anak-anak Surabaya. Menurutnya, ciri khas Arek Suroboyo adalah berani berpendapat, berani berbuat, dan berani bertanggung jawab. Keterlibatan anak-anak dalam proses pembangunan kota merupakan wujud nyata dari komitmen tersebut.

"Saya berharap anak-anak Surabaya adalah anak-anak yang wani (berani) mengeluarkan pendapat, wani menyampaikan hal-hal yang diinginkan. Karena dari situlah, komitmen itu akan kita gunakan untuk membuat anggaran di Pemkot Surabaya,” ujarnya.

Bagi Wali Kota Eri, capaian KLA kategori Utama ini menjadi kado istimewa di momen Hari Anak Nasional (HAN) 2025. Karena itu, Pemkot Surabaya menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif dan interaktif untuk menyemarakkan momentum tersebut.

"Acara ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran anak-anak dalam pembangunan kota sekaligus menegaskan komitmen Surabaya sebagai Kota Layak Anak Dunia," tuturnya.

Salah satu kegiatan dalam menyemarakkan HAN 2025 di Surabaya adalah Senam Ceria yang berlangsung di SDN Kedung Baruk, Selasa (22/7/2025). Kegiatan ini diikuti lebih dari 300 anak PAUD dan SD se-Surabaya.

Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya, Rini Indriyani menuturkan, kegiatan tersebut mengajarkan anak-anak menerapkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Mulai dari bangun pagi, beribadah, berolahraga, hingga tidur tepat waktu.

"Kegiatan ini juga menjadi bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah Anak yang dilaksanakan serentak di seluruh PAUD, TK, dan SD,” kata Bunda Rini.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan