Walkot Eri Mulai Terapkan Sekolah Masuk Pagi dan Pulang Tanpa PR untuk Bentuk Karakter Anak Surabaya
Wali Kota Eri Cahyadi mulai terapkan peraturan sekolah masuk pagi dan pulang tanpa PR untuk membentuk karakter anak Surabaya
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Guna meningkatkan kedislipinan, pembentukan karakter, minat, dan bakat, serta pengembangan kreativitas pelajar Kota Surabaya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menerapkan kebijakan sekolah tanpa pekerjaan rumah (PR) dan jam masuk pagi sejak 2022.
Aturan ini diterapkan hampir di seluruh sekolah SD-SMP sederajat di Kota Surabaya ini dikemas oleh Pemkot Surabaya melalui program Sekolah Arek Suroboyo (SAS).
Program yang dikembangkan oleh Pemkot Surabaya dan telah diterapkan selama empat tahun ini, tidak hanya untuk meningkatkan kedisiplinan, pembentukan karakter, dan pengembangan kreativitas siswa saja. Akan tetapi, program ini juga sebagai salah satu cara untuk mengurangi kenakalan remaja di Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, program SAS yang digerakkan oleh Pemkot melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya ini dilakukan untuk pembentukan karakter dan menyalurkan bakat minat anak. Selain itu, program ini juga sebagai salah satu cara untuk mengatasi kenakalan remaja di Surabaya.
“Kita itu, sejak Januari 2022 mengadakan Sekolah Arek Suroboyo. Di dalam Sekolah Arek Suroboyo itu ada yang namanya sekolah kebangsaan dan bakat minat, kalau hari ini masih ada geng motor, dan (kenakalan remaja) macam-macam itu, karena tidak ada pembentukan karakter sejak awal,” kata Wali Kota Eri Cahyadi saat meninjau kegiatan siswa di SDN Kaliasin I pada (11/6/2025).
Wali Kota Eri menyampaikan, program SAS memiliki dampak positif bagi perkembangan anak Surabaya ke depannya. Karena itu, program ini tidak hanya mengajarkan anak lebih disiplin, akan tetapi juga untuk meningkatkan rasa kepedulian dan sosial anak, baik di lingkungan masyarakat maupun keluarga.
Pria yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu menjelaskan, adanya program SAS, siswa akan memiliki kesempatan untuk bersosialisasi di masyarakat dan lebih banyak waktu bersama keluarga. Karena dalam program ini, waktu belajar mengajar di sekolah SD dan SMP dimajukan, yang tadinya dimulai pada pukul 07.00 WIB, kini menjadi pukul 06.30-12.00 WIB.
“Karena waktunya (kegiatan belajar) kita sampai pukul 12.00 WIB, sampai salat zuhur, setelah berjamaah langsung kita melakukan sekolah kebangsaan, wawasan kebangsaan, dan bakat minat,” ujar Cak Eri.
Selaras berjalannya program ini, siswa SD-SMP baik itu negeri dan swasta tidak lagi dibebani pekerjaan rumah (PR) oleh guru. Karena dalam program ini, PR diganti dengan pendidikan karakter dan pengembangan bakat, setelah kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurutnya, diterapkannya kebijakan ini siswa tidak lagi terbebani tugas sekolah ketika di rumah.
“Jadi siswa bisa sekaligus menyelesaikan tugas-tugasnya di sekolah, sehingga setelah kembali pulang ke rumah dia tidak ada lagi PR yang dibebankan. Karena apa? Saya ingin Arek-arek Surabaya banyak berinteraksi dengan keluarga, banyak berinteraksi dengan masyarakat, sehingga itu akan membentuk karakter anak. Karena karakter-karakter ini tidak hanya diajarkan di sekolah tapi juga ada di setiap rumah dan setiap perkampungan, dan semua itu kita terapkan di 2022,” ungkap Cak Eri.
Sebelumnya, Cak Eri juga sempat meninjau berbagai kegiatan di SDN Kaliasin I dan SMPN 6 Surabaya. Di SDN Kaliasin I, Cak Eri sempat menyapa sejumlah siswa yang sedang mengikuti kegiatan pengambangan kreativitas dan bakat, seperti menggambar, latihan musik, karate, hingga sepak bola.
Setelah meninjau kegiatan siswa SDN Kaliasin I, Cak Eri menuju ke SMPN 6 Surabaya. Di sini ia juga sempat menyapa siswa-siswi yang sedang mengikuti berbagai kegiatan pengambangan kreativitas dan bakat. Mulai kegiatan karawitan, bola basket, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), paduan suara, hingga kelas bahasa asing.
Baca juga: Sambut HJKS ke-732, Pemkot Surabaya Hadirkan Perayaan Meriah dengan Semangat Ekonomi dan Budaya
Cak Eri berharap, melalui program ini, siswa SD-SMP sederajat di Surabaya akan lebih disiplin dan terhindar dari kegiatan negatif. Karena menurutnya, pembentukan karakter tidak bisa hanya dilakukan oleh sekolah, akan tetapi juga membutuhkan peran serta orang tua.
“Karena yang saya katakan tadi, pembentukan karakter tidak hanya dilakukan oleh atau guru saja, akan tetapi juga membutuhkan peran serta orang tua, dua-duanya harus membentuk karakter. Dan alhamdulillah ini sudah berjalan di Surabaya,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh mengatakan, berdasarkan instruksi Wali Kota Eri Cahyadi mengenai jam sekolah yang terlalu panjang dan membuat aktivitas sosial di luar sekolah berkurang, maka pihaknya sangat serius untuk mengurangi beban siswa.
Terapkan RBT Secara Konkret, MenPAN-RB: Surabaya Pionir Reformasi Birokrasi Masa Depan Indonesia |
![]() |
---|
Parkir Gratis dan Lapak UMKM di Minimarket: Komitmen Wali Kota Eri Cahyadi Entaskan Kemiskinan |
![]() |
---|
Wali Kota Surabaya: Penertiban Izin Parkir Toko Swalayan Demi Lindungi Konsumen dan Pengusaha |
![]() |
---|
Surabaya Raih Predikat KLA Utama Enam Kali Berturut-Turut: Libatkan Peran Orang Tua lewat SOTH |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.