Tunjangan DPR RI
Arus Lalu Lintas di Sekitar Gedung DPR Lumpuh, Warga Sulit Cari Transportasi Umum untuk Pulang
Hanya saja karena arus lalu lintas macet total, Hafiz tak kunjung mendapat driver yang akan menjemputnya.
Penulis:
Reynas Abdila
Editor:
Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi unjuk rasa yang digelar hari ini di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat membuat ruas jalan di sekitar Senayan-Semanggi macet tak bergerak Senin (25/9/2025) petang.
Gedung DPR RI adalah kompleks bangunan yang menjadi pusat aktivitas Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, lembaga legislatif nasional yang bertugas menyusun undang-undang, mengawasi jalannya pemerintahan, dan menyuarakan aspirasi rakyat.
Baca juga: Bahlil Tidak Tahu Ada Demo di DPR: Saya Seharian Rapat di Istana, Tak Pegang HP
Imbasnya, transportasi umum bus TransJakarta di Semanggi tidak melayani penumpang untuk sementara waktu.
Transportasi umum adalah layanan angkutan penumpang yang disediakan untuk digunakan oleh masyarakat luas.
Baca juga: Bendera One Piece Berkibar di Demo Bubarkan DPR Senayan, Simbol Fiksi Jadi Teriakan Nyata
Kondisi ini dikeluhkan oleh sejumlah pekerja yang hendak pulang ke rumahnya.
Hafiz (30) menuturkan dirinya biasa menggunakan bus TransJakarta dari Halte Semanggi.
Namun lantaran adanya penghentian operasional membuat dia harus mencari alternatif transportasi umum lain.
"Saya mau pulang ke Cibubur hanya saja sekarang nggak bisa dipakai TransJakarta," ucapnya di JPO Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (25/8/2025).
Pria yang bekerja disebuah perusaaan swasta kawasan SCBD sudah mencoba memesan taksi online.
Hanya saja karena arus lalu lintas macet total, Hafiz tak kunjung mendapat driver yang akan menjemputnya.
Arus lalu lintas lumpuh adalah kondisi di mana pergerakan kendaraan di suatu ruas jalan terhenti total atau sangat lambat, sehingga tidak ada kelancaran dalam mobilitas.
Walhasil dia akan mencoba ke Stasiun LRT di kawasan Kuningan untuk sampai ke Cibubur.
"Iya nih semoga bisa sampai ke LRT karena kondisi hujan nggak mungkin pakai ojek motor," tukasnya.
Hafiz mendukung unjuk rasa yang disampaikan sejumlah elemen.
Namun seharusnya penyampaian aspirasi di muka umum tetap sesuai aturan yang diberlakukan.
Dia juga menyayangkan aksi yang justru berujung kericuhan serta berdampak pada terganggunya perjalanan transportasi umum.
Pekerja lainnya Rindi (34) pun mengalami hal serupa.
Rindi sudah mencoba mengorder taksi online melalui aplikasi namun tak juga dapat.
Baca juga: Teriakkan Bubarkan DPR, Pelajar yang Ikut Demo di Senayan Gara-gara Poster Viral di Media Sosial
"Sudah berkali-kali coba belum berhasil, yasudah sambil nunggu hujan reda cari alternatif," tuturnya.
Dia beharap secepatnya arus lalu lintas kembali normal.
Sebelumnya, aparat kepolisian dan tentara terlibat bentrok dengan massa aksi yang terus merangsek ke arah jalur utama di DPR.
Pantauan Tribunnews di lapangan, polisi melepaskan tembakan gas air mata untuk memukul mundur kerumunan.
Namun massa membalas dengan lemparan batu serta menyalakan petasan ke arah barisan aparat.
Kericuhan pun sempat membuat massa aksi terpecah.
Sebagian di antaranya masuk ke jalur kereta listrik di sekitar Stasiun Palmerah.
Kondisi ini mengakibatkan perjalanan kereta rel listrik (KRL) dari arah Rangkasbitung ke Tanah Abang dan sebaliknya terganggu.
Sementara itu, Jalan Palmerah Timur saat ini telah ditutup untuk kendaraan yang hendak melintas.
Polisi juga memasang barikade dan memberikan imbauan kepada masyarakat agar menjauhi kawasan Stasiun Palmerah demi keselamatan.
Adapun, aksi tersebut dipicu oleh kemarahan publik atas kenaikan tunjangan anggota DPR RI, khususnya tunjangan perumahan yang mencapai Rp50 juta per bulan, di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sulit.
Massa aksi menamakan dirinya dalam gerakan “Revolusi Rakyat Indonesia."
Tunjangan DPR RI
BEM SI Masih Pertimbangkan Ikut Demo Besar-besaran Besok |
---|
Eks Wakapolri Sakit Hati usai Sahroni Sebut Rakyat yang Tuntut DPR Bubar 'Orang Tolol': Tak Pantas |
---|
Kecam Keras Oknum Polisi Aniaya Jurnalis Saat Demo DPR, Komisi III DPR: Tidak Boleh Ada Impunitas |
---|
Pilih Jalan Dialog, Jumhur Hidayat Tegaskan KSPSI Tidak Ikut Demo 28 Agustus |
---|
Pengakuan Pelajar Jadi Korban Pemukulan Polisi saat Demo Bubarkan DPR: Kami Jalan-Jalan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.