Tunjangan DPR RI
Eks Wakapolri Sakit Hati usai Sahroni Sebut Rakyat yang Tuntut DPR Bubar 'Orang Tolol': Tak Pantas
Oegroseno menegaskan bahwa perkataan Sahroni itu tidak sepantasnya dilontarkan oleh orang yang dipilih langsung oleh rakyat.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Eks Wakapolri Komjen Pol (Purn), Oegroseno mengaku merasa tersinggung dengan pernyataan Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, yang menyebut bahwa masyarakat yang menginginkan DPR bubar memiliki mental sebagai "orang tertolol sedunia".
Adapun, demo 'Bubarkan DPR' itu merupakan aksi protes besar-besaran yang dipicu kemarahan publik atas kenaikan tunjangan anggota DPR RI, khususnya tunjangan perumahan yang mencapai Rp 50 juta per bulan.
Pernyataan kontroversial itu dilontarkan Sahroni saat memberi respons terhadap kritik dan seruan demo untuk membubarkan DPR, karena gaji dan tunjangan anggota dewan yang dinilai fantastis.
"Ini kadang-kadang ya, masyarakat boleh kritik, boleh komplain boleh caci maki, nggak papa, kita terima, tapi ada adat istiadat yang mesti sampaikan. Kita boleh dikritik, mau bilangin an**g, b**i, ban**t, nggak papa, mampus-mampus nggak papa."
"Silakan kritik, mau ngapain juga boleh, tapi jangan mencaci maki berlebihan, itu karena merusak mental manusia, mental manusia yang begitu adalah orang tertolol sedunia, catat nih," ucap Sahroni.
"Orang yang cuma mental bilang bubarin DPR itu adalah orang tolol sedunia. Kenapa? Kita nih memang orang semua pintar semua? Enggak, bodoh semua kita, tapi ada tata cara kelola bagaimana menyampaikan kritik yang harus dievaluasi oleh kita," ujar Sahroni saat melakukan kunjungan kerja di Polda Sumatera Utara pada Jumat (22/8/2025)
Pernyataan Sahroni itulah yang membuat Oegroseno merasa sakit hati, karena dia juga merasa bagian dari masyarakat Indonesia.
"Saya sebagai purnawirawan POLRI merasa sakit hati dengan pernyataan Ahmad Sahroni Komisi III DPR RI yang mengatakan masyarakat TOLOL karena saya ini juga bagian masyarakat Indonesia," tegas Oegroseno.
Melalui postingan Instagram pribadinya, Oegroseno pun menegaskan bahwa perkataan Sahroni itu tidak sepantasnya dilontarkan oleh orang yang dipilih langsung oleh rakyat.
"Tidak sepantasnya orang yang dipilih oleh rakyat, memberikan pernyataan seperti ini," tegasnya.
Namun, setelah perkataannya itu dikecam publik, Sahroni kemudian mengaku diam-diam menyimak orasi massa aksi bertajuk “Bubarkan DPR” yang digelar di depan Gerbang Pancasila, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin (25/8/2025).
Baca juga: Mahfud MD Tak Sarankan Pembubaran DPR, tapi Minta Rakyat Terus Beri Kritik Saja: Ada DPR Itu Bagus
Saat itu, Sahroni mengatakan bahwa dirinya berada di sekitar lokasi, tetapi memilih tidak menampakkan diri.
“Saya ngumpet-ngumpet dan mendengar langsung,” ujar Sahroni saat dimintai tanggapan pada Selasa (26/8/2025).
Sahroni pun menyampaikan apresiasi terhadap cara penyampaian aspirasi yang dilakukan secara terbuka dan damai.
“Penyaluran kritik yang benar adalah seperti yang di Gerbang Pancasila. Itu bagus sekali,” katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.