Selasa, 9 September 2025

Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI

Anggota Komisi I DPR Farah Puteri Nahlia Minta Publik Mencermati Disinformasi Pascakericuhan

Farah Puteri Nahlia mengatakan ruang digital yang dibanjiri informasi tidak valid dapat memperkeruh suasana dan mengancam stabilitas nasional.

Editor: Erik S
Dok Pribadi
WASPADA HOAKS- Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Farah Puteri Nahlia, mengimbau masyarakat agar terus meningkatkan kewaspadaan terhadap disinformasi dan hoaks yang marak beredar, khususnya pasca-aksi yang berujung kericuhan di beberapa daerah beberapa hari lalu. 

Dari 7 tersangka itu, sebanyak 2 orang tersangka di antaranya ditahan Dittipidsiber Polda Metro Jaya, 2 tersangka di Dittipidsiber Bareskrim Polri, 2 tersangka ditahan Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, dan 1 orang tersangka ditahan Dittipidsiber Bareskrim namun tidak ditahan.

Dua orang tersangka yang ditahan Polda Metro Jaya ditahan tanggal 27 Agustus yakni inisial WH (31), pemilik akun Instagram @Bekasi_Menggugat dengan jumlah pengikut 831 pengikut.

Ada lagi tersangka inisial KA (24), mahasiswa semester 11, pemilik akun Instagram Aliansi Mahasiswa Penggugat dengan jumlah pengikut 202.000 pengikut.

“Konten yang diunggah kedua akun tersebut merupakan manipulasi penciptaan pengubahan informasi elektronik, yaitu larangan saudara Said Iqbal kepada peljar dan BEM untuk mengikuti demo buruh pada aksi 28 Agustus diubah menjadi ajakan bagi pelajar untuk ikut turun demo buruh,” kata Himawan.

Cek kredibilitas sumber

Farah juga turut membagikan beberapa imbauan praktis bagi masyarakat untuk membentengi diri dari hoaks.

Ia menekankan pentingnya untuk selalu mengkritisi kredibilitas sumber, mencermati gaya penulisan, dan menahan diri untuk tidak mengunggah informasi yang belum jelas sumbernya.

Baca juga: Prabowo Panggil Wiranto dan Dudung Abdurachman ke Istana Bahas Situasi Setelah Demo Ricuh

Terakhir, Farah menekankan bahwa partisipasi aktif publik adalah kunci untuk membendung gelombang disinformasi.

Menurutnya, literasi digital dan kesadaran kolektif merupakan fondasi utama dalam menghadapi ancaman hoaks yang dapat mengganggu stabilitas negara. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bersinergi menjaga ruang digital.

"Jangan biarkan hoaks merusak persatuan kita. Masyarakat harus menjadi benteng pertahanan utama dengan cerdas memilah informasi dan tidak ikut menyebarkan konten provokatif. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga keutuhan bangsa," tutup Farah. 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan