Jumat, 12 September 2025

Pengamat Politik Sebut Prabowo Seharusnya Copot Kapolri Listyo Sigit pada 28 Agustus

Pengamat politik menyebut Presiden Prabowo seharusnya mencopot jabatan Kapolri Listyo Sigit pada 28 Agustus 2025.

Tribunnews.com/Taufik Ismail
DEMO DI INDONESIA — Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi keterangan pers usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto di RS Polri, Jakarta Timur, Senin (1/9/2025). Ia menyatakan Polri akan menelusuri semua pihak yang diduga terlibat dalam kerusuhan, termasuk pelaku lapangan, aktor intelektual, dan pendana, berdasarkan bukti di lapangan—termasuk dugaan keterlibatan pengusaha migas Riza Chalid yang kini berstatus buronan. 

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto seharusnya mencopot jabatan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat aksi demonstrasi pecah menjadi ricuh pada 28 Agustus 2025 lalu.

Hal tersebut diakibatkan seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan (21) tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob yang dikendarai oleh Bripka Rohmat.

Menurut Ray Rangkuti, eskalasi massa aksi demonstrasi bisa menurun dan tak sebesar kemarin jika Prabowo mengambil keputusan untuk mencopot Listyo Sigit dari jabatan Kapolri pada saat itu.

"Saya berharap tanggal 28 (Agustus) itu, ketika pidato di depan ketua-ketua partai, beliau (Prabowo) mengatakan 'dengan ini saya sebagai Presiden Republik Indonesia akan melaksanakan tuntutan masyarakat untuk melakukan dan memimpin reformasi institusi kepolisian yang saya tandai diawali dengan memberhentikan Kapolri maupun Kapolda Metro Jaya.'," kata Ray, dikutip dari kanal YouTube Abraham Samad, Minggu (7/9/2025).

"Saya kira mungkin itu sedikit membantu untuk menurunkan eskalasi massanya, ekalasi demonstrasinya," lanjutnya.

Ray juga menyesalkan Prabowo sama sekali tidak menyinggung reformasi polisi pada saat menyampaikan pidato untuk meredakan aksi demonstrasi.

Baca juga: Aktivis 98 Sarankan Sri Mulyani dan Kapolri Mundur: Itu Lebih Terhormat

Terlebih, demo besar yang terjadi di berbagai daerah di tanah air beberapa waktu yang lalu salah satunya dikarenakan oleh aksi rantis Brimob melindas ojol.

"Harusnya itu yang disentuh. Kalau soal DPR, orang sudah mulai ninggalin isu DPR. Apalagi mereka udah menyebutkan, tinggal kita tunggu apa benar tunjangannya dihapus atau akal-akalan," tuturnya.

"Nonaktif itu apa benar, jangan-jangan dua minggu tiga minggu berikutnya udah ngantor lagi," sambungnya.

Atas berbagai tindakan Prabowo saat demo beberapa hari terkahir, Ray Rangkuti ragu visi Prabowo soal Indonesia Emas 2045 dapat terwujud.

"Kita bicara analisa fakta ya. Kita nggak akan ke mana-mana dengan yang begini ini. Cara presiden menanganinya, cara eksekutif menanganinya, cara ketua-ketua partai menanganinya, nggak akan ke mana-mana," tegasnya.

"Muter di sini aja. Stagnan sih tidak, jalan tetap, cuma ya muter-muter aja, nggak naik. Kekuasan dia juga muter di antara mereka aja," ujarnya.

Seperti diketahui, desakan mencopot Kapolri menggema akhir-akhir ini. 

Di antaranya datang dari koalisi masyarakat sipil dan sejumlah elemen masyarakat yang menuntut pergantian Kapolri Jenderal Listyo Sigit usai aksi massa akhir Agustus 2025 kemarin.

Listyo Sigit sendiri sudah menegaskan bahwa dirinya sebagai prajurit siap kapan saja jika diganti oleh Presiden.

"Yang menyangkut dengan Kapolri itu hak prerogatif Presiden. Kita prajurit, kapan saja siap,” kata Listyo dalam keterangan pers di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/8/2025).

Prabowo butuh Listyo Sigit

Di sisi lain, Karyono Wibowo, seorang pengamat politik dari Indonesia Policy Institute (IPI), menilai desakan pencopotan Jenderal Listyo Sigit Prabowo dari jabatan Kapolri saat ini tidak relevan. 

Karyono menyebut bahwa Prabowo justru membutuhkan Listyo Sigit untuk menjaga stabilitas negara terutama ketertiban dan keamanan masyarakat.

"Mempertahankan Listyo Sigit sebagai Kapolri di tengah krisis sosial-politik sekarang adalah langkah menjaga stabilitas," kata Karyono kepada wartawan, Sabtu (6/9/2025).

Karyono menyebut bahwa Listyo Sigit menghadapi tantangan besar dari pengaruh oknum-oknum kuat seperti Ferdy Sambo yang diduga masih mengendalikan sebagian institusi Polri meski sudah dipenjara. 

"Karena itu, mencopot Kapolri tanpa strategi yang matang bisa memperparah konflik internal dan melemahkan institusi Polri yang sedang berupaya dibersihkan dari pengaruh negatif," ujarnya.

Baca juga: Prabowo Disebut akan Pertahankan Kapolri Listyo, Boni Hargens: Untuk Jaga Stabilitas

Karyono menjelaskan, pada beberapa kesempatan, Prabowo menegaskan komitmennya untuk menindak tegas pejabat yang tidak bekerja dengan benar, termasuk di jajaran kabinet dan aparat keamanan.

Perihal itu, reshuffle atau pencopotan pejabat strategis seperti Kapolri harus dilakukan dengan pertimbangan matang agar tidak mengganggu stabilitas dan efektivitas pemerintahan. 

"Prabowo lebih memilih evaluasi dan pembenahan internal secara bertahap daripada langkah drastis yang berisiko menimbulkan kekacauan," tegas Karyono.

Karyono menilai bahwa Listyo Sigit sudah menunjukkan kepemimpinan empati tetapi tegas.

Hal ini tercermin saat merespons kematian driver ojol Affan Kurniawan, di saat dia mendatangi keluarga korban dan meminta maaf secara terbuka.

Bersamaan dengan itu, Kapolri Listyo Sigit juga memerintahkan agar menindak tegas polisi yang terlibat dalam insiden tersebut.

"Artinya Pak Kapolri sudah bertindak adil, empati tetapi tetap tegas dalam menghadapi insiden demonstrasi dan dampaknya," ujarnya.

"Jadi, Presiden Prabowo tetap mendorong perbaikan institusi Polri tanpa harus terjebak dalam desakan pergantian atau pencopotan Kapolri," tuturnya.

Rekam jejak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo

Jenderal Listyo Sigit Prabowo adalah seorang perwira tinggi (Pati) di dalam Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Di Polri, Listyo Sigit Prabowo mengemban jabatan yang paling tinggi.

Jenderal bintang empat ini menduduki posisi sebagai Kepala Polri atau Kapolri.

Listyo Sigit sudah mengisi kursi jabatan sebagai Kapolri sejak 21 Januari 2021.

Kala itu, menggantikan posisi Jenderal Polisi Idham Azis.

Sepanjang kariernya, Listyo Sigit juga pernah menjabat sebagai Kapolres Sukoharjo, Kapolresta Surakarta, Kapolda Banten, Kadiv Propam Polri, hingga Kabareskrim Polri.

Rekam jejak Listyo Sigit juga tak main-main.

Ia berhasil menjadi Kapolri termuda kedua dalam sejarah setelah Jenderal Tito Karnavian.

Listyo Sigit Prabowo lahir di Ambon, Maluku, pada tanggal 5 Mei 1969.

Ia memiliki istri yang bernama Juliati Sapta Dewi Magdalena.

Listyo Sigit Prabowo menganut agama Kristen Protestan.

Itu menjadikannya Kapolri yang beragama Kristen Protestan kedua dalam sejarah setelah Widodo Budidarmo.

Listyo Sigit dan Juliati dikaruniai 3 orang anak yang salah satunya bernama Cornelius Krshna Satya Patria Wardhana.

Ayah Sigit yakni bernama Mayor Adm (Purn) Sutrisno, sedangkan ibunya bernama Hendrina Hitijahubessy.

Listyo Sigit Prabowo adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991.

Di Akpol, ia satu angkatan dengan peraih Adhi Makayasa (1991) yakni Komjen Pol. Drs. Wahyu Widada, M.Phil.

Sederet pendidikan kepolisian yang pernah ditempuhnya antara lain PTIK (1998), S-2 Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia (2005), Sespim (2006), dan Lemhannas (2017).

Karier Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah malang melintang di dalam kepolisian tanah air.

Berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara sudah pernah diembannya.

Sigit tercatat mengawali kariernya sebagai Pamapta Polres Metro Tangerang pada tahun 1991.

Setelah itu, jenderal asal Ambon ini sempat menduduki posisi sebagai Kanit II Satreskrim Polres Metro Tangerang (1993), Danton Taruna Akpol, Danpi Taruna Akpol, Kabag Ops Polres Metro Tangerang (1998), Kapolsek Duren Sawit (1999), dan Kapolsek Tambora (2003).

Sigit juga sempat mengisi kursi jabatan sebagai Kasat Intelkam Polres Metro Jakarta Barat (2005), Kabag Dalpers Ropers Polda Metro Jaya, Kapolres Pati (2009), Kapolres Sukoharjo (2010), Wakapolrestabes Semarang, dan Kapolres Kota Surakarta (2011).

Karier Listyo Sigit makin moncer setelah ia didapuk menjadi Kasubdit II Dirtipidum Bareskrim Polri pada tahun 2012.

Pada tahun 2013, ia ditunjuk untuk menjabat sebagai Dirreskrimum Polda Sultra.

Satu tahun kemudian, Sigit dipercaya untuk menjadi Ajudan Presiden RI Joko Widodo.

Pada tahun 2016, Listyo Sigit kemudian diangkat sebagai Kapolda Banten.

Tak lama setelah itu, ia kemudian diamanahkan untuk menjabat sebagai Kadiv Propam Polri pada tahun 2018.

Pada tahun 2019, Listyo Sigit Prabowo dipercaya menjadi Kabareskrim Polri.

Barulah di tahun 2021 Jenderal Sigit diangkat sebagai Kapolri.

(Tribunnews.com/Rakli/Hasanudin Aco)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan