Selasa, 9 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

Anggota DPR Usul Siswa yang Keracunan MBG Terima Santunan dari Pemerintah

Kasus terburuk yakni kasus keracunan massal yang menimpa 456 siswa dan guru penerima program MBG di Bengkulu serta menjadi sorotan media luar negeri..

SURYA/PURWANTO
MAKAN BERGIZI GRATIS - Siswa menunjukan menu saat pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Lowokwaru 3 Kota Malang, Jawa Timur, Senin (13/1/2025). Sebanyak 430 porsi MBG dibagikan ke siswa bekerjasama dengan Corporate Social Responsibility (CSR) salah satu perusahaan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani Chaniago meminta adanya perhatian serius dari pemerintah terkait dengan dampak negatif yang belakangan muncul dari pembagian makan bergizi gratis (MBG). Termasuk kata Irma soal banyaknya siswa sekolah yang keracunan akibat kurang terjaminnya kualitas makanan dari setiap porsi MBG tersebut.

Baca juga: Wadah Makan Program MBG Impor dari China dan Mengandung Minyak Babi, Ini Penjelasan BGN

"Tapi kalau yang memang basi, harusnya ditarik dan dia harus ganti, tidak boleh cukup ditarik, tapi dia tidak melakukan penggantian, nggak boleh. Harus diganti," kata Irma saat rapat kerja antara Komisi IX DPR dengan Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/9/2025).

Irma lantas menyoroti soal pemberian jaminan kesehatan bagi para siswa yang terdampak keracunan tersebut. Menurut dia, program jaminan melalui BPJS Kesehatan harus bisa mengcover setiap klaim yang dilayangkan siswa apabila menjadi korban keracunan MBG.

"Nah biaya anak-anak keracunan itu kan biasanya di cover oleh BPJS Pak. Kalau yang ringan tidak masalah," kata Irma.

Lebih jauh, legislator dari Fraksi Partai NasDem itu juga meminta kepada pemerintah memberikan bantuan santunan kepada siswa terdampak yang lebih parah. Pasalnya menurut dia, kondisi keracunan yang dialami para siswa merupakan tanggungjawab mutlak yang harus diemban oleh pemerintah.

"Tapi kalau yang agak berat itu menurut saya SPPG-nya harus memberikan santunan juga kepada anak-anak yang mendapat masalah yang cukup berat," kata dia.

"Saya kira ini juga harus menjadi masukan kepada BGN agar tertib administrasi, sanksi, dan kualitas BGN semakin lama semakin baik," sambung Irma.

Tak cukup di situ, dia juga menaruh fokus terhadap jaminan kebersihan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) termasuk diantaranya kondisi dapur. Kata dia, pemerintah harus bisa menjamin kualitas kesehatan para siswa yang mendapatkan MBG mulai dari proses memasak hingga disajikan.

Baca juga: Siswa Keracunan MBG, Ketua Gugus di Lombok Barat NTB: Kita Tidak Mau Anak Kita Dikasih Makanan Basi

"Jadi dapur atau SPPG harus punya disiplin untuk mengganti makanan yang basi ataupun yang membuat masyarakat, anak-anak keracunan," tukas Irma.

Diketahui kasus keracunan pelajar dan guru saat menerima Makan Bergizi Gratis(MBG) kerap terjadi di banyak daerah di Indonesia. Kekinian terjadi di Mangun Jaya, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan.

Kejadian terburuk adalah kasus keracunan massal yang menimpa sekitar 400 lebih siswa penerima program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Bengkulu menjadi sorotan media asing, termasuk Al Jazeera dan Reuters.

Puluhan siswa TK hingga SD bahkan guru diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan program MBG. Total ada 456 orang keracunan.

Baca juga: Media Asing Sorot Keracunan Massal 400 Siswa Penerima Program MBG di Bengkulu

Insiden ini disebut sebagai salah satu kasus terburuk sejak program unggulan Presiden Prabowo Subianto diluncurkan pada Januari 2025.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan