Reshuffle Kabinet
Kata Pengamat Soal Reshuffle Kabinet: Jangan Sampai Kemarahan ke DPR Pindah ke Pemerintahan Prabowo
Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas menilai, reshuffle Kabinet Merah Putih dilakukan karena situasi politik Indonesia yang memanas.
Penulis:
Rizkianingtyas Tiarasari
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, mengungkapkan sejumlah alasan mengapa Presiden RI Prabowo Subianto melakukan reshuffle kabinet jelang satu tahun pemerintahannya bersama Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Fernando, kinerja beberapa menteri yang tidak maksimal menjadi salah satu alasan besar dari perombakan para pembantu presiden tersebut.
Yakni, Sri Mulyani Indrawati (mantan Menteri Keuangan RI), Abdul Kadir Karding (mantan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI)), dan Budi Gunawan (mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan RI).
Hal tersebut disampaikan Fernando Emas saat menjadi narasumber dalam program On Focus yang diunggah di kanal YouTube Tribunnews.com, Selasa (9/9/2025).
"Kalau kita lihat ya, faktor pertama karena kita lihat Pak Budi Gunawan, Bu Sri Mulyani, dan Pak Abdul Karding ini memang dianggap tidak mampu menunjukkan kinerja-kinerjanya, termasuk juga ada beberapa menteri lain sebenarnya yang harus dievaluasi," kata Fernando.
Lebih lanjut, Fernando juga menilai, perombakan dilakukan karena ada beberapa menteri yang terjerat kasus hukum yang masih belum selesai.

Misalnya, Dito Ariotedjo (mantan Menteri Pemuda dan Olahraga RI) yang namanya dikait-kaitkan dengan kasus korupsi Base Transceiver Station (BTS) 4G Kementerian Komunikasi dan Informatika RI atau Kemkominfo RI (sekarang Kementerian Komunikasi dan Digital atau Komdigi) pada pertengahan 2023.
Lalu, Budi Arie Setiadi (mantan Menteri Koperasi RI) yang namanya terseret skandal dugaan perlindungan/beking situs judi online yang melibatkan oknum pegawai Kemkominfo RI pada 2023 lalu.
"Terus, kalau kita berbicara Pak Budi Arie, dengan Pak Dito, ini kan persoalan lama yang sebenarnya seharusnya sudah selesai atau kalaupun mereka ingin diangkat kembali menjadi menteri seharusnya dituntaskan dulu persoalan hukum itu," jelas Fernando.
Fernando Emas juga menyebut, alasan lain dari dilakukannya reshuffle terbaru pada Kabinet Merah Putih ini adalah situasi politik Indonesia yang memanas.
Reshuffle Kabinet Merah Putih terkini dilakukan setelah adanya demonstrasi besar yang merebak di berbagai daerah di Indonesia.
Baca juga: Fedi Nuril Tanggapi Statement Prasetyo Hadi Soal Reshuffle Sri Mulyani: Pakai Bahasa Apa, Sih?
"Selain itu, terkait dengan situasi politik juga yang mendesak, karena beberapa waktu lalu, kita bisa melihat secara bersama-sama, bagaimana situasi politik kita sempat memanas dan terjadi beberapa kali unjuk rasa dan juga kerusuhan di beberapa tempat gitu," papar Fernando.
"Ini menjadi momentum bagi Pak Prabowo untuk melakukan reshuffle," katanya.
Menurut Fernando Emas, aksi unjuk rasa yang dipicu oleh isu ketimpangan sosial, termasuk penolakan terhadap besarnya gaji dan tunjangan anggota DPR RI di tengah masyarakat yang dihimpit kesulitan ekonomi.
Selain itu, demonstrasi semakin meluas setelah tragedi tewasnya pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan (21), yang dilindas kendaraan taktis (rantis) dengan nomor polisi 17713-VII milik Brimob Polri yang melaju membubarkan demonstran di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam lalu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.