Sabtu, 13 September 2025

Kabinet Prabowo Gibran

Belum Genap Seminggu Dilantik Jadi Menkeu RI, 4 Statement Purbaya Tuai Sorotan: Terbaru Curhat Gaji

Sejumlah statement atau pernyataan yang dilontarkan Purbaya Yudhi Sadewa saat belum genap seminggu dilantik jadi Menkeu RI sudah menuai sorotan tajam.

|
Tribunnews/Nitis Hawaroh
STATEMENT MENTERI KEUANGAN - Dalam foto: Menteri Keuangan RI (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Sejumlah statement atau pernyataan yang dilontarkan Purbaya Yudhi Sadewa saat belum genap seminggu dilantik jadi Menteri Keuangan RI (Menkeu) menuai sorotan. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah statement atau pernyataan yang dilontarkan Purbaya Yudhi Sadewa saat belum genap seminggu dilantik jadi Menteri Keuangan RI (Menkeu) menuai sorotan.

Purbaya dilantik menjadi Menteri Keuangan RI, menggantikan Sri Mulyani Indrawati, dalam reshuffle (perombakan) Kabinet Merah Putih yang dilakukan Presiden RI Prabowo Subianto, Senin (8/9/2025) lalu.

Ia pun mengikuti acara serah terima jabatan (sertijab) dengan Sri Mulyani di Aula Mezzanine Gedung Djuanda 1 Kementerian Keuangan, Selasa (9/9/2025).

Sebelumnya, pria kelahiran Bogor, 7 Juli 1964 itu menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2020-2025.

Akan tetapi, baru beberapa hari menjabat sebagai pembantu presiden, Purbaya sudah melontarkan beberapa pernyataan yang menuai sorotan.

Bahkan, beberapa pihak mengkritik agar Purbaya lebih berhati-hati saat mengeluarkan pernyataan.

1. Tanggapan terhadap "17+8 Tuntutan Rakyat"

Pada Senin (8/9/2025) lalu, hanya beberapa saat setelah dilantik jadi Menteri Keuangan RI, Purbaya mengeluarkan tanggapan terhadap "17+8 Tuntutan Rakyat".

"17+8 Tuntutan Rakyat" merupakan protes dan slogan politik yang muncul di Indonesia pada akhir Agustus 2025, sebagai respons terhadap berbagai isu sosial, ekonomi, dan politik yang memicu demonstrasi di berbagai daerah.

Adapun sebagian isi "17+8 Tuntutan Rakyat" di antaranya seperti pembekuan kenaikan gaji/tunjangan anggota DPR dan menghentikan keterlibatan TNI dalam pengamanan sipil.

Purbaya mengaku, dirinya belum mempelajari "17+8 Tuntutan Rakyat".

Baca juga: Purbaya Pastikan Rp 200 Triliun Dana Pemerintah Akan Dipindah ke 5 Bank Himbara Sore Ini

Namun menurutnya, "17+8 Tuntutan Rakyat" hanya merupakan suara sebagian rakyat kecil yang dinilainya terganggu atas situasi saat ini.

"Saya belum mempelajari itu. Saya basically begini, itu kan suara sebagian rakyat kecil kita," kata Purbaya saat di Gedung Kemenkeu RI, Jakarta, dikutip dari YouTube KompasTV.

"Kenapa? Mungkin sebagian ngerasa keganggu, hidupnya masih kurang ya," imbuhnya.

Lebih lanjut, Purbaya Yudhi dengan percaya diri menyebut, tuntutan-tuntutan rakyat soal perekonomian akan hilang dengan sendirinya jika ia berhasil menjadikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia mencapai setidaknya enam persen.

Ia meyakini, alih-alih berdemo, rakyat akan sibuk mencari kerja dan menikmati makanan enak.

"Once (nanti, red), saya ciptakan pertumbuhan ekonomi enam persen, tujuh persen, itu akan hilang dengan otomatis," ujar Purbaya Yudhi sambil tersenyum.

"Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan berdemo," tambahnya.

Pernyataan Purbaya ini dianggap meremehkan aspirasi rakyat, serta menyiratkan masyarakat yang hidupnya masih kekurangan.

2. Gaya Koboi

Sehari setelah dilantik, tepatnya setelah sertijab di Gedung Kemenkeu RI pada Selasa (9/9/2025), Purbaya minta maaf terkait tanggapan soal "17+8 Tuntutan Rakyat."

Ia mengaku, memang sering ceplas-ceplos, dan tidak seperti saat masih menjabat Ketua Dewan Komisioner LPS, setiap pernyataannya sebagai Menteri Keuangan RI kini bakal selalu disorot.

Bahkan, Purbaya menyebut bahwa pendahulunya, Sri Mulyani, menyebutnya bergaya koboi.

"Ini kan saya masih pejabat baru di sini, menterinya juga menteri kagetan," kata Purbaya.

"Jadi kalau ngomong, kalau kata Bu Sri Mulyani, gayanya koboi. Waktu di LPS sih, enggak ada yang monitor, jadi saya tenang. Ternyata kalau di keuangan, beda Bu (Sri Mulyani). Salah ngomong dipelintir sana-sini," tambahnya.

"Jadi kemarin kalau ada kesalahan, saya mohon maaf. Ke depan akan lebih baik lagi," imbuhnya

Pernyataan dan permintaan maaf Purbaya ini pun kembali disorot. 

Sebab, menyiratkan dirinya kurang siap menghadapi sorotan publik, dan 'gaya koboi'-nya dinilai bisa memperburuk citra.

3. Bela Sang Anak

Anak Purbaya Yudhi Sadewa, Yudo Achilles Sadewa, juga menuai sorotan lantaran unggahan Instagram Story-nya yang menyebut Sri Mulyani sebagai agen Central Intelligence Agency (CIA) dari Amerika yang menyamar menjadi menteri di Indonesia.

Yudo juga menuliskan rasa syukur lantaran ayahnya menggeser Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan RI.

Unggahan ini ramai diperbincangkan di media sosial tepat di hari reshuffle kabinet.

"Alhamdulillah, ayahku melengserkan agen CIA Amerika yang menyamar jadi menteri," tulis kalimat Yudo Sadewa di akun Instagram @yvdos4dewa.

Setelah pernyataan tersebut viral, akun Instagram Yudo Achilles Sadewa langsung lenyap.

Kemudian dalam konferensi pers pada Rabu (10/9/2025), Purbaya Yudhi Sadewa memberikan klarifikasi mengenai unggahan putranya itu.

Purbaya mengaku sudah menegur dan melarang anaknya memakai Instagram.

Namun, ia tetap meminta agar anaknya dimaklumi, sebab dinilai masih kecil.

"Sudah saya larang. Sudah tidak main Instagram lagi," kata Purbaya di Istana Kepresidenan Jakarta.

"Anak kecil nggak ngerti apa-apa. Sudah (dinasihati). Sudah take down di Instagram juga," sambungnya.

Purbaya juga menyebut bahwa anaknya belum terbiasa dengan sorotan publik yang kini tertuju pada keluarga mereka.

"Kita juga nggak biasa juga kan, biasanya santai-santai, rupanya tiba-tiba dilihatin semuanya setiap gerakan. Baru tahu saya," ujar Purbaya.

Pernyataan Purbaya soal tindakan anaknya ini pun disorot lantaran dinilai tidak tegas dalam mendidik sekaligus dianggap sebagai 'blunder keluarga.'

4. Curhat Gaji sebagai Menteri Keuangan RI

Terbaru, Purbaya Yudhi Sadewa blak-blakan mengungkap bahwa gaji yang ia terima sebagai Menteri Keuangan RI lebih kecil dibandingkan saat dirinya menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner LPS.

Ia juga menerangkan, tanggung jawab sebagai menteri jauh lebih besar.

Sementara, saat di LPS, Purbaya mengaku ia lebih santai dalam bekerja tetapi gajinya lebih besar.

“LPS juga lembaga penting, tapi duduknya di belakang. Kalau bank-bank jatuh, baru kita bekerja keras. Tapi di sana gaji gede. Saya menikmati betul kerja di LPS. Lima tahun gaji gede, enggak ada bank gede yang bangkrut, jadi nganggur,” kata Purbaya dalam acara Great Lecture Transformasi Ekonomi Nasional di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Ia juga mengaku cukup terkejut saat mengetahui besaran gaji barunya.

“Jadi waktu dilantik di Menteri Keuangan, saya tanya ke Sekjen ‘eh gaji di sini berapa?’, ‘sekian’, waduh turun," ujarnya.

"Jadi gengsinya lebih tinggi tapi sepertinya gajinya lebih kecil,” imbuhnya.

Meski begitu, Purbaya tetap bersyukur dipercaya Presiden RI Prabowo Subianto untuk menduduki posisi strategis sebagai bendahara negara ini. 

“Saya bersyukur ditunjuk sebagai Menteri Keuangan, mungkin di posisi ini saya bisa memberi kontribusi lebih banyak dibandingkan di LPS,” tandasnya.

Pernyataan ini pun terkesan tidak sensitif terhadap isu kesejahteraan rakyat di tengah tuntutan "17+8" soal upah layak.

(Tribunnews.com/Rizki A./Pravitri/Nitis H/Rakli) (Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan