Kasus Dugaan Korupsi di Kemendikbud
Tom Lembong Ungkap Perbedaan Kasusnya dengan Nadiem Makarim, Singgung Konflik Kepentingan
Eks Mendag Tom Lembong buka suara soal kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di lingkungan Kemendikbudristek yang menjerat Nadiem Makarim
Penulis:
Faryyanida Putwiliani
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong menanggapi soal kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang menjerat Mantan Mendikbudristek, Nadiem Makarim.
Hal ini diungkap Tom Lembong dalam tayangan Podcast di kanal YouTube milik Entrepreneur Raymond Surya Chin, Jumat (12/9/2025).
Belakangan ini kasus Chromebook yang menjerat Nadiem Makarim kerap dikaitkan dengan kasus korupsi impor gula yang sebelumnya menjerat Tom Lembong.
Pasalnya, baik dalam kasus impor gula Tom Lembong maupun kasus Chromebook Nadiem Makarim ini, Kejagung sama-sama tidak menemukan adanya aliran dana kepada para menteri era Presiden Joko Widodo atau Jokowi itu.
Terlebih setelah kini Tom Lembong bisa bebas dari jeratan kasus impor gula berkat abolisi dari Presiden Prabowo Subianto, publik pun mempertanyakan, apakah kasus Nadiem ini sama polanya dengan kasus Tom Lembong.
Abolisi adalah tindakan hukum yang menghapus seluruh proses hukum pidana terhadap seseorang atau sekelompok orang, sehingga orang tersebut secara administratif tidak dianggap pernah melakukan tindak pidana.
Menurut Tom Lembong, ada beberapa persamaan dan perbedaan dalam kasus impor gula yang menjeratnya dengan kasus Chromebook Nadiem Makarim.
Tom menilai kasus Nadiem lebih rumit karena diduga ada konflik kepentingan yang terjadi.
Dalam kasus impor gula, Tom tidak pernah berkaitan dengan pabrik gula manapun atau menjadi investor dalam industri gula.
Sehingga saat menjabat sebagai Mendag, Tom tidak memiliki konflik kepentingan dalam industri gula ini.
"Ada beberapa kesamaan ya, tapi juga banyak sekali perbedaan. Yang lebih rumit ya itu mungkin masalah konflik kepentingan."
Baca juga: Hotman Paris Klaim Kasus Nadiem Makarim Sama Seperti Tom Lembong, Ari Yusuf: Berbeda
"Ya karena sangat jelas, saya tidak pernah punya pabrik gula, tidak pernah menjadi investor dalam industri gula, tidak punya hubungan apapun dengan industri gula gitu ya. Jadi saya tidak punya konflik kepentingan gitu," kata Tom Lembong dalam tayangan Podcast di kanal YouTube milik Entrepreneur Raymond Surya Chin, pada Jumat (12/9/2025) kemarin.
Berbeda dengan Nadiem yang sebelumnya adalah Pendiri Gojek dan diketahui Google pernah memberikan investasinya kepada Gojek.
Namun menurut Tom, Google merupakan perusahaan multinasional, sehingga ia meragukan jika Google memiliki niat jahat dalam pusaran kasus korupsi Chromebook ini.
Oleh karena itu, Tom menyimpulkan Nadiem bisa terjerat kasus korupsi Chromebook karena dugaan konflik kepentingan.
"Sementara misalnya lagi dibicarakan di publik kan bahwa Google yang bikin operating system software-nya, Chrome ya buat Chromebook itu juga investor di Gojek."
"Iya mungkin itu sebuah konflik kepentingan ya, tapi saya bisa pastikan Google sebagai multinational company yang listed ya, sudah IPO di Amerika itu enggak akan main-main ya, dan aneh-anehlah.
"Ya buat apa, dia enggak perlu apa pakai cara-cara (buruk) lah ya, untuk apa memajukan kepentingan usahanya ya. Jadi saya yakin juga Google enggak tidak ada niat jahat atau kongkalikong gitu ya dengan pihak manapun gitu ya. Tapi mungkin karena ada persepsi konflik kepentingan."
"Ya, bahwa Google adalah investor di Gojek, kemudian Nadiem adalah pendirinya Gojek, terus Nadiem sebagai Mendikbud memberikan kontrak melalui vendor ke Google. Itu ada persepsi ya, konflik kepentingan kan di saya enggak ada ya," terang Tom.
Baca juga: Kejagung Geledah Apartemen Nadiem Makarim Terkait Kasus Chromebook, Dokumen Dugaan Korupsi Disita
Hotman Paris Klaim Kasus Nadiem Makarim Sama Seperti Tom Lembong

Kuasa hukum Nadiem Makarim, Hotman Paris Hutapea mengklaim kliennya tak menerima keuntungan ataupun uang meski telah ditetapkan tersangka korupsi pengadaan chromebook dalam Program Digitalisasi Pendidikan di Kemendikbud tahun 2019-2022.
Bahkan Hotman menyamakan kasus yang menimpa Nadiem dengan perkara importasi gula yang menjerat eks Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong.
"Tidak ada satu sen pun uang yang masuk dari siapapun kepada Nadiem terkait jual beli laptop. Sama persis dengan kasus Tom Lembong," kata Hotman saat dihubungi wartawan, Kamis (4/9/2025).
Hotman mengungkap, penentuan harga dalam pembelian laptop itu sudah berdasarkan harga resmi e-catalog yang dikelola oleh pemerintah.
Baca juga: Hotman Paris Sebut Praperadilan Kasus Korupsi Nadiem Makarim Masih Akan Dibicarakan dengan Keluarga
Sehingga, Hotman pun mempertanyakan unsur korupsi yang dialamatkan terhadap kliennya dalam perkara pengadaan laptop chromebook tersebut.
Pasalnya, menurut dia dalam kasus ini tidak ada pihak yang dirugikan atas pengadaan laptop yang dilakukan Nadiem saat masih menjabat sebagai Menteri.
"Pertanyaanya adalah, ini kan perkara korupsi, terus korupsinya di mana? Ngerti gak si, karena itu harga pasaran. Misalnya nih, kalau kamu beli mobil kijang harga-harga pasaran."
"Sementara ada mobil Mercy juga harga pasaran, ya kalau dibeli harga pasaran dimana kerugiannya?" jelas Hotman.
Baca juga: Eks Penyidik KPK: Publik Jangan Terkecoh, Kasus Google Cloud Nadiem Beda dengan Korupsi Chromebook
Kasus Chromebook yang Menjerat Nadiem Makarim
Kejaksaan Agung menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan laptop chromebook dalam Program Digitalisasi Pendidikan di Kemendikbudristek tahun 2019-2022 pada Kamis, 4 September 2025.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Nadiem langsung ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan selama 20 hari kedepan.
Nadiem dijerat Pasal 2 ayat 1 Jo Pasal 3 Jo 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
Saat ini Kejaksaan Agung telah menetapkan lima orang sebagai tersangka dalam kasus korupsi chromebook.
Baca juga: Kejagung dan Istana Jawab Desakan Hotman Paris ke Prabowo soal Gelar Perkara Kasus Chromebook Nadiem
Kelima tersangka itu yakni;
1. Nadiem Makarim - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) periode 2019-2024
2. Jurist Tan - Mantan Staf Khusus Mendiknudristek era Nadiem Makarim
3. Ibrahim Arief - Mantan Konsultan Kemendikbudristek
4. Sri Wahyuningsih - Direktur Sekolah Dasar (SD) Kemendikbud tahun 2020-2021
5. Mulatsyah - Direktur Sekolah Menengah Pertama (SMP) sekaligus Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kemendikbud tahun 2020-2021.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Rahmat Fajar Nugraha)
Baca berita lainnya terkait Kasus Dugaan Korupsi di Kemendikbud.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.