Manuver Politik Jokowi
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Pengamat: Masih Saja Cawe-Cawe
Menurut Jamiluddin, Jokowi seharusnya tidak melulu melakukan cawe-cawe politik dan merasa dirinya sebagai penentu di kontestasi pemilihan presiden.
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga merespons pernyataan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut telah memerintahkan relawannya untuk mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memimpin RI selama 2 periode.
Jamiluddin Ritonga adalah seorang akademisi dan pengamat komunikasi politik.
Baca juga: Kiprah Prof. Sumitro Djojohadikusumo, yang Jejak Diplomasinya Diikuti Prabowo di Sidang Umum PBB
Ia dikenal sebagai dosen di Universitas Esa Unggul dan kerap memberikan analisis serta komentar terkait dinamika politik nasional, terutama menjelang dan selama pemilihan umum.
Menurut Jamiluddin, Jokowi seharusnya tidak melulu melakukan cawe-cawe politik dan merasa dirinya sebagai penentu di kontestasi pemilihan presiden (Pilpres).
"Jokowi masih saja cawe-cawe urusan presiden dan wakil presiden. Hal ini tak sepatutnya dilakukan seorang mantan presiden. Kesannya, Jokowi masih tetap ingin mengatur siapa yang layak menjadi calon presiden dan wakil presiden," kata Jamiluddin saat dimintai tanggapannya, Selasa (23/9/2025).
Menurut Jamiluddin, dengan adanya pernyataan itu menunjukkan kalau Jokowi berupaya ingin terlihat memiliki kekuatan politik.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu dinilai ingin memberi sinyal bisa mendikte siapa yang akan menjadi pemimpin Indonesia pada 2029.
Baca juga: Jawaban Jokowi soal Absennya Gibran di Pelantikan Menteri Kabinet
Dengan sinyal tersebut, Jokowi kata Jamiluddin, ingin mengatakan kalau Prabowo akan kembali memimpin Indonesia bila bersama Gibran.
"Hal itu tentu membahayakan politik nasional. Seorang Jokowi nantinya akan dapat mengklaim dirinya penentu presiden dan wakil presiden pada 2029," kata dia.
Padahal menurut Jamiluddin, Prabowo sendiri sejak jauh hari sudah menolak keinginan kadernya untuk mencalonkannya kembali pada Pilpres 2029.
Dimana kala itu menurut Prabowo, permintaan yang disampaikan para kader Gerindra masih terlalu dini.
"Prabowo sendiri hanya akan kembali mencalonkan kembali bila janji-janjinya dapat diwujudkan. Karena itu, ada saatnya Prabowo menyatakan akan maju kembali atau tidak berdasarkan capaian kerjanya," ucap Jamiluddin.
Jadi, dengan adanya perintah kepada relawannya untuk mendukung Prabowo-Gibran dua periode, hal itu dinilai Jamiluddin, Jokowi sudah mendahului keputusan Prabowo.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.