Jejak Semaun Sang Penggerak PKI Semarang, Benih Radikalisme Tumbuh di Serikat Buruh Kereta Api
Semaun, salah satu tokoh pendiri pertama Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia memiliki jejak sejarah kuat di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Tahun 1914, Sneevliet bersama sejumlah sejawatnya dan serikat buruh kereta api dan trem Vereeniging Voor Spoor-en Tramwegpersoneel (VSTP) mendirikan Indische Social Democratische Vereenihing (ISDV).
Baca juga: Mengintip Rumah Gembong G30S PKI Letkol Untung di Kebumen, Beratap Asbes dan Ada Pohon Kelengkeng
ISDV menjadi cikal bakal berdirinya PKI di Indonesia. Fokus gerakan ISDV adalah menentang kekuasaan kapitals pemerintah kolonial dengan cara memperkenalkan ide-ide Marxis kepada kaum buruh.
Kedekatan Semaun dengan Sneevliet di Surabaya berlanjut hingga Semarang, membuatnya aktif pula di ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging).
Pada masa itu, keanggotaan ganda masih lumrah. Jadi, seorang tokoh bisa sekaligus menjadi pengurus SI, aktivis buruh, sekaligus anggota ISDV.
Semaun lahir di Desa Curahmalang, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tahun 1899. Ia merupakan anak Prawiroatmodjo, seorang pegawai rendahan di jawatan kereta api di Surabaya.
Baca juga: 20 Daftar Wali Kota Surakarta: Ada Anggota ABRI, PKI yang Dieksekusi, Anak hingga Jagoan Jokowi
Semaun kemudian bersekolah di Sekolah Kelas Dua (Tweede Klas) di 1906 sekaligus mengikuti pelajaran tambahan di Eerste Klas Inlandsche School, yang kemudian dikenal sebagai Hollandsch Inlandsche School (HIS). Tahun 1912 Semaun mengikuti ujian calon pegawai Pamong Praja dan mendapatkan sertifikat "Klein Ambtenaar" dan diangkat sebagai juru tulis di Staatspoor (SS) di Surabaya.
Aktivitas organisasinya dia jalani sejak remaja menjadi Sekretaris Sarekat Islam cabang Surabaya tahun 1914 atau setahun sebelum bertemu dan kemudian berkawan dekat dengan Henk Sneevliet.
Syarikat Islam Merah vs Syarikat Islam Putih
Situasi berubah pada 1920-an ketika SI pecah menjadi dua, SI Putih yang lebih religius, dan SI Merah yang condong ke komunisme.
Perpecahan tersebut dipicu oleh usulan Semaun agar Syarikat Islam mengubah asas organisasinya dari yang sebelumnya “Islam” menjadi “Komunis” yang menurutnya lebih plural.

Semaun bersama Alimin Prawirodirdjo dan Darsono yang berhaluan kiri akhirnya resmi dipecat dari SI pada 1923, dalam kongres SI di Madiun.
Baca juga: Anak DN Aidit: Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Layak Ditonton Harus Disetop!
“Ada disiplin partai. Jadi orang harus memilih, tetap di SI atau di partai lain. Pecahnya itu di Semarang, walaupun keputusan resminya di Surabaya,” jelas Tsabit.
Di sinilah Semarang punya catatan penting lahirnya PKI yang kemudian menjelma partai besar di panggung politik nasional. Bahkan, pada Pemilu 1955, PKI menjadi partai nomor satu di Semarang.
Pulang ke Indonesia Semaun Jadi Dosen Universitas Padjadjaran
Setelah kegagalan pemberontakan PKI di Jawa dan Sumatera Barat pada 1920-an, Semaun melarikan diri dan hidup Rusia.
Semaun kemudian pulang ke Indonesia pada 1957 atas bantuan Presiden Soekarno, tetapi tidak pernah kembali ke PKI, yang dianggapnya sudah berubah.
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Besok Sabtu 27 September 2025: Didominasi Hujan Ringan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Besok Senin 22 September 2025: Mayoritas Cerah |
![]() |
---|
Kontroversi Sweeping di Semarang: Anak SD, Pelajar SMA, hingga Disabilitas Ikut Ditangkap |
![]() |
---|
Tangis Sri Mulyani di Polda Jateng, Anak Hilang Semalaman Ternyata Diamankan Polisi Saat Demo Ricuh |
![]() |
---|
Tembakan Gas Air Mata Warnai Aksi Driver Ojol dan Mahasiswa di Depan Mapolda Jateng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.