Sabtu, 4 Oktober 2025

Jejak Semaun Sang Penggerak PKI Semarang, Benih Radikalisme Tumbuh di Serikat Buruh Kereta Api

Semaun, salah satu tokoh pendiri pertama Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia memiliki jejak sejarah kuat di Kota Semarang, Jawa Tengah.

|
Editor: Choirul Arifin
Kolase Tribunnews/ist
LAHIR DI JOMBANG - Tokoh PKI Semaun saat usia muda (kiri) dan saat menjadi politisi matang (kanan). 

Presiden Soekarno memberikan jabatan kepada Semaun sebagai Wakil Ketua Bapekan (Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara) di tahun 1959.

Semaun kemudian menjadi dosen dan mengajar mata kuliah ekonomi di Universitas Padjajaran, Bandung, hingga akhir hayatnya.

Semaun tutup usia pada 7 April 1971 karena sakit dalam usia 72 tahun.

“Di pemilu daerah 1957, PKI tetap menang di Semarang dengan perolehan lebih dari 112 ribu suara. Jadi kalau di tingkat provinsi Jawa Tengah mungkin PNI unggul, tapi khusus di Kota Semarang, PKI itu nomor satu,” tutur Tsabit.

Selain gerakan buruh, Semarang juga menyumbang gagasan lewat pendidikan. Gedung SI di Gendong Utara, yang didirikan Semaun sekitar 1918–1920, sempat menjadi pusat aktivitas.

Tan Malaka, tokoh besar pergerakan kemerdekaan Indonesia yang makamnya berada di Selopanggung, Kediri, juga pernah mengajar di sekolah SI ini.

“Dari sinilah lahir inspirasi bagi tokoh-tokoh pendidikan lain, termasuk Ki Hajar Dewantara,” ungkap Tsabit.

Namun, sejarah PKI di Semarang juga diwarnai jatuh-bangun. Setelah pemberontakan 1926–1927, PKI praktis lenyap.

Baru muncul lagi pasca 1945, tenggelam lagi setelah peristiwa Madiun 1948, lalu bangkit pada 1950-an di bawah Aidit.

Yang menarik, menurut Tsabit, konsolidasi awal Aidit juga dilakukan di Semarang. Ada rapat raksasa dengan massa besar yang disebut mencapai ratusan ribu orang.

“Itu menegaskan Semarang sebagai salah satu basis PKI yang penting pada masa itu,” ucapnya.

Semarang Tempat Lahirnya Gerwani

Tsabit menjelaskan, KOta Semarang juga melahirkan gerakan perempuan radikal. Di kota inilah enam organisasi perempuan melebur menjadi Gerwis (kemudian berubah jadi Gerwani).

Meski status kedekatannya dengan PKI masih kontroversial, jejak sejarahnya tak bisa dihapus.

Bahkan, dalam Pertempuran 5 Hari di Semarang tahun 1945, unsur gerakan kiri juga ikut ambil bagian lewat Akoma (Angkatan Komunis Muda).

Meski sempat meraih kejayaan, PKI di Semarang runtuh seperti membalik telapak tangan setelah peristiwa 1965. Basis massa yang tadinya solid mendadak hilang. Papan nama, kantor, dan atribut PKI dilenyapkan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved