Sebagai Presiden, 3 Kali Prabowo Bertemu Jokowi di Luar Istana, Bagaimana Memaknai Relasi Mereka?
Pertemuan ketiga Presiden Prabowo dan Jokowi berlangsung di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu, 4 Oktober 2025.
TRIBUNNEWS.COM - Sejak dilantik sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto tercatat sudah tiga kali bertemu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Tiga pertemuan tersebut berlangsung di luar istana.
Pertama, pertemuan berlangsung di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Jumat (06/12/2024).
Dikutip website Sekretaris Kabinet RI, pertemuan Prabowo dan Jokowi beragendakan makan malam bersama dan digelar dalam suasana santai dan penuh keakraban.
Baca juga: Rocky Gerung soal Urgensi Pertemuan Prabowo-Jokowi: Apakah Jokowi Mulai Gelisah soal Gibran & Bobby?
Pertemuan kedua, diketahui berlangsung pada 20 Juli 2025. Giliran Prabowo menyambangi kediaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah.
Pertemuan ini berlangsung selama sekitar satu jam, di mana Prabowo menceritakan hasil kunjungan kerjanya ke luar negeri (kunker).
Prabowo didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Hadir juga dalam pertemuan itu, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, serta Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus Aris Marsudianto.
Prabowo menyampaikan bahwa pertemuan dengan Jokowi berlangsung dalam suasana santai dan membahas berbagai hal secara umum, khususnya mengenai hasil kunjungan luar negerinya beberapa waktu lalu.
"Saya cerita baru keliling dari luar negeri. Ya, beliau juga mengikuti rupanya ya. Saya ceritakan terobosan-terobosan yang kita hadapi kemarin, terutama dengan Uni Eropa 10 tahun perundingan akhirnya tembus," ujar Presiden Prabowo dikutip dari website Kementerian Sekretariat Negara RI.
Dalam pertemuan itu, Prabowo juga menceritakan kepada Jokowi tentang hasil pertemuannya dengan sejumlah pemimpin dunia.
Ia juga menyinggung peluang kerja sama dengan sejumlah negara serta pentingnya peningkatan produksi coklat nasional.
"Saya juga mampir di Belarus, mereka punya potas, mereka butuh karet kita, mereka butuh banyak komoditas kita. Dan ternyata harga coklat dunia lagi sangat tinggi dan banyak berharap coklat dari kita. Kita juga harus segera pembibitan baru, peremajaan baru," demikian cerita Prabowo ke Jokowi.
Sedangkan, pertemuan ketiga berlangsung di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu, 4 Oktober 2025.
Pertemuan tersebut berlangsung selama kurang lebih dua jam.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkap bahwa kebetulan Jokowi berada di Jakarta, sehingga sowan ke kediaman Prabowo. Mereka janjian bertemu untuk makan siang.
Dalam pertemuan empat mata Prabowo dan Jokowi, dikatakan Prasetyo Hadi, banyak hal yang dipercakapkan.
"Banyak hal yang dipercakapkan mengenai masalah-masalah kebangsaan. Termasuk memberikan masukan ke depan sebaiknya seperti apa untuk beberapa hal," kata Prasetyo di Monas, Jakarta Pusat, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (5/10/2025).
Menurut dia, Jokowi memberi masukan kepada Prabowo.
Namun, ia tak menyelaskan masukan yang disampaikan Jokowi kepada Prabowo dalam pertemuan tersebut.
Sementara, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah, ajudan Jokowi, membenarkan pertemuan tersebut.
Ia menyebut pertemuan Prabowo dan Jokowi dimulai pada pukul 13.00.
Pemimpin Guyub
Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyambut baik pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Sabtu (4/10/2025).
“Bagus kan kalau presiden dengan mantan presiden bertemu, pemimpin guyub,” kata Luhut usai menghadiri upacara peringatan HUT ke-80 TNI di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025).
Luhut mengaku tidak tahu saat ditanya apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi dalam pertemuan tersebut.
“Oh saya enggak tahu, tapi saya pikir mereka berdua kan pemimpin. Pemimpin dan mantan pemimpin itu ada yang mereka bicarakan. Jadi kita doakan semua kompak,” sambungnya.
Lebih lanjut, Luhut menyebut pertemuan itu menjadi tanda positif bagi situasi politik dan pemerintahan saat ini.
“Ya kabar baik,” pungkasnya.
Menurut Pengamat
Pengamat politik Agung Baskoro, memaknai pertemuan antara Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut lulusan FISIP Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, secara institusional, pertemuan keduanya mungkin membahas agenda-agenda kebangsaan.
Namun, tak bisa dihindari bahwa perihal ini bentuk penghormatan Presiden ke-7 kepada Presiden Prabowo.
Pertemuan tersebut juga sebagai sinyal afiliasi politik Jokowi setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden.
Tentu saja, hal itu juga tak lepas dari keterlibatan aktif Jokowi bersama Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam beberapa waktu terakhir.
"Karena dalam beberapa waktu terakhir, Jokowi intensif bersama PSI termasuk hadir dalam agenda di Bali," ujar Agung Baskoro yang menjabat Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, kepada Tribunnews.com, Minggu (5/10/2025).
Lebih lanjut, Agung menilai relasi personal antara Jokowi dan Prabowo tetap terjaga meski dinamika politik nasional terus bergerak.
"Secara personal, pertemuan keduanya membuktikan bahwa relasi antarkeduanya baik-baik saja di tengah pasang surut dinamika kebangsaan," ungkapnya.
Jokowi, seperti diketahui, memang tidak memiliki jabatan resmi di Partai Solidaritas Indonesia (PSI), tetapi ia sangat dekat secara politik dan ideologis dengan partai tersebut.
PSI bahkan menjadikan Jokowi sebagai figur sentral atau “kiblat politik” mereka.
Sementara menurut Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya, pertemuan antara Presiden Prabowo dan Jokowi di Kertanegara, Jakarta Selatan, Sabtu (4/10/2025), tidak baik untuk demokrasi.
Penilaian Yunarto, terkait topik yang dibicarakan antara Prabowo dan Jokowi yang diduga olehnya tidak jauh dari kondisi politik saat ini.
Dia menganggap pertemuan ini sebagai wujud laporan dari Jokowi terkait kepengurusan baru Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di mana ada beberapa elite dari Partai NasDem bergabung ke partai yang diketuai oleh Kaesang Pangarep tersebut.
Adapun dua orang yang berpindah dari NasDem ke PSI yakni Ahmad Ali dan Bestari Barus.
“Kalau mau ditarik lebih detail lagi, ada peristiwa yang mirip-mirip nih yang mendahului pertemuan Jokowi dengan Prabowo, pada saat pertemuan Juli lalu, itu bersamaan dengan kongres PSI,” kata Yunarto dikutip dari program Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Minggu (5/10/2025).
“Kalau kita lihat peristiwa sekarang itu juga terjadi berapa hari setelah pelantikan pengurus PSI dan kita tidak tahu ada beberapa pengurus partai lain yang juga diambil, ikut PSI, ada Ahmad Ali, ada Bestari Barus dan orang tetap mengkaitkan PSI ini kan partai Jokowi.” sambungnya.
Selain itu, Yunarto menduga pertemuan tersebut juga menjadi upaya Jokowi untuk memperlihatkan masih memiliki pengaruh secara politik di Kabinet Merah Putih pimpinan Prabowo.
Namun, dia mengkritik pertemuan ini karena dinilai membahayakan demokrasi di Indonesia.
Kritikan itu atas dugaannya di mana pertemuan Prabowo dan Jokowi hanya membicarakan hal bersifat politis semata alih-alih terkait masalah bangsa.
"Tapi apakah ini baik untuk demokrasi? Menurut saya nggak juga. Saya berharap sebetulnya pertemuan presiden dan mantan presiden levelnya beda."
"Harusnya berbicara mengenai hal-hal kebangsaan, berbicara betul-betul mengenai masukan-masukan terkait dengan hal-hal yang sifatnya lebih besar, bukan soal politik praktis," tuturnya.
Kendati demikian, Yunarto menduga ketika ditanya ke Prabowo ataupun Jokowi terkait isi pertemuan di Kertanegara, maka jawaban yang terlontar hanyalah jawaban normatif.
Lebih lanjut, dia menilai pertemuan ini diinisiasi oleh Jokowi ketika dilihat dari sudut pandang politik.
Namun, ketika dilihat dari sudut pandang lain, ada dugaan pula bahwa lawatan Jokowi ke kediaman Prabowo di Kertanegara merupakan kunjungan balasan dari Ketua Umum Gerindra yang sempat menyambangi kediaman Jokowi di Solo, Jawa Tengah, pada bulan Juli 2025 lalu.
Ketika itu, kunjungan Prabowo ke kediaman Jokowi bertepatan dengan Kongres PSI yang juga digelar di Solo.
Bahkan, Prabowo turut memberikan sambutan saat penutupan Kongres PSI pada 20 Juli 2025.
"Kalau kita lihat, ya tidak mungkin Pak Jokowi yang menginisiasi (pertemuan). Walaupun bisa dilihat juga dalam konteks positif, bahwa ini kunjungan balasan setelah bulan Juli 2025 kemarin, memang Pak Prabowo yang dalam Kongres PSI mengunjungi Pak Jokowi," tuturnya.
(Tribunnews.com/ Fersianus Waku/ Yohanes Liestyo Poerwoto/ Kompas.com)
Prabowo: TNI Adalah Benteng NKRI dan Penjaga Kekayaan Bangsa |
![]() |
---|
Prabowo Tegaskan Kepemimpinan TNI Harus Berdasar Prestasi dan Keteladanan |
![]() |
---|
Prabowo: Di Balik Kekuatan TNI, Ada Ketabahan Keluarga Prajurit |
![]() |
---|
Luhut Sebut Pertemuan Empat Mata Prabowo–Jokowi sebagai Kabar Baik: Kami Doakan Tetap Kompak |
![]() |
---|
36 Santri Tewas, Prabowo Minta Menteri dan Gubernur Turun Tangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.