Anggota DPD RI Usulkan 5 Rekomendasi Agar Sekolah Garuda Jadi Motor Transformasi Pendidikan
Kehadiran Sekolah Garuda merupakan langkah penting untuk menyiapkan generasi muda Indonesia yang unggul dalam sains, teknologi, dan kepemimpinan
Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPD RI asal DKI Jakarta sekaligus pemerhati pendidikan, Fahira Idris, menyambut baik peluncuran Sekolah Garuda, salah satu program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan memperluas akses pendidikan unggul di seluruh Indonesia.
Menurutnya, kehadiran Sekolah Garuda merupakan langkah penting menyiapkan generasi muda Indonesia yang unggul dalam sains, teknologi, dan kepemimpinan di tingkat global.
“Harapan besar kita semua adalah Sekolah Garuda benar-benar menjadi katalis transformasi sistemik pendidikan nasional yang menumbuhkan peradaban baru pendidikan Indonesia yang inklusif, berkarakter, dan berbasis sains,” ujar Fahira, Jumat (10/10/2025).
Baca juga: Bilqis, Siswi Sekolah Garuda dengan Mimpi Mulia Bangun Sekolah di Daerah Tertinggal
Fahira menilai, Sekolah Garuda membawa harapan besar bagi pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pembelajaran nasional.
Namun, ia mengingatkan bahwa keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada kemampuannya menjembatani ketimpangan ekosistem belajar, mencegah elitisasi, serta menjaga keseimbangan antara prestasi akademik dan kesejahteraan siswa.
“Sekolah Garuda diharapkan tidak hanya menjadi sekolah unggulan yang berdiri sendiri, tetapi menjadi pusat pengimbasan—mampu berbagi praktik baik, sumber daya, dan inovasi pembelajaran dengan sekolah-sekolah di sekitarnya,” kata Fahira.
Ia menekankan pentingnya agar program ini juga menumbuhkan karakter, empati, dan kepemimpinan sejajar dengan kecerdasan intelektual para siswa.
Lebih lanjut, Fahira menyampaikan bahwa Sekolah Garuda perlu dirancang dengan pendekatan yang inklusif dan kontekstual.
Menurutnya, kurikulum berstandar internasional seperti International Baccalaureate (IB) harus disesuaikan dengan realitas lokal agar siswa dapat belajar dari lingkungan dan tantangan nyata di sekitarnya.
“Siswa perlu diajak memecahkan persoalan konkret seperti konservasi laut, energi terbarukan, dan ketahanan pangan. Dengan begitu, mereka tumbuh menjadi inovator sosial yang membumi,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya sistem seleksi yang transparan dan akuntabel bagi siswa maupun guru.
“Kita perlu memastikan proses seleksi dilakukan secara terbuka dan berbasis data yang terverifikasi. Beasiswa untuk siswa kurang mampu harus benar-benar tepat sasaran agar tidak muncul kesan Sekolah Garuda hanya untuk kalangan tertentu,” ujar Fahira.
Selain mutu akademik, ia menekankan bahwa kesejahteraan psikososial siswa harus menjadi perhatian utama.
Baca juga: Murid Berprestasi Yakin Sekolah Garuda Bisa Jadi Jembatan untuk Wujudkan Mimpi Kuliah di Luar Negeri
Menurutnya, setiap Sekolah Garuda idealnya memiliki konselor profesional dan mentor karakter agar pendidikan unggul juga menumbuhkan kebahagiaan belajar.
Menkomdigi Meutya Hafid Dorong Partisipasi Generasi Muda dalam Membangun Ruang Digital |
![]() |
---|
Diyan Rizqianto, Santri Gontor Pemenang Sayembara Logo Sekolah Unggul Garuda |
![]() |
---|
Pemerintah Luncurkan Program Sekolah Garuda, Ada 16 Titik di Wilayah Indonesia |
![]() |
---|
Menteri Ekraf Luncurkan Sekolah Garuda di Kalsel, Targetkan 100 Sekolah Unggul hingga 2029 |
![]() |
---|
100 Sekolah Garuda Ditargetkan Hingga Tahun 2029, Lulusannya Disiapkan Masuk Kampus Luar Negeri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.