Selasa, 28 Oktober 2025

Elektabilitas 8 Parpol Parlemen Versi IPO: Ada yang Menyalip hingga Terancam

Survei IPO Oktober 2025 tunjukkan pergeseran elektabilitas delapan partai parlemen pasca-Pemilu. Dinamika politik terus bergerak.

Penulis: willy Widianto
Tribunnews.com/Herudin
ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK – Bendera partai politik peserta Pemilu 2014 berjajar di sepanjang flyover Pramuka menuju Tugu Proklamasi, Jakarta, pada 2014. Setahun pasca-Pemilu 2024, survei IPO Oktober 2025 mencatat pergeseran elektabilitas delapan partai politik parlemen. 
Ringkasan Berita:
  • Survei IPO Oktober 2025 menunjukkan perubahan elektabilitas partai politik parlemen
  • Gerindra dan PAN mengalami peningkatan elektabilitas dibanding hasil Pemilu 2024
  • PDIP dan NasDem mencatat penurunan, dinamika elektoral terus berkembang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Peta elektabilitas partai politik setahun pasca-Pemilu 2024 mulai menunjukkan pergeseran.

Survei nasional terbaru dari Indonesia Political Opinion (IPO), yang dilakukan pada 9–17 Oktober 2025, menempatkan Partai Gerindra di puncak elektabilitas dengan 33,5 persen, disusul PDI Perjuangan (16,4 persen), Golkar (9,1 persen), PKB (6,2 persen), dan Partai Amanat Nasional (5,0 persen) yang berhasil masuk lima besar.

Kenaikan PAN menjadi sorotan karena partai ini berhasil menyalip Demokrat (4,9 persen), PKS (4,8 persen), dan NasDem (4,0 persen)—tiga partai yang sebelumnya lebih dominan dalam Pemilu 2024.

Sementara itu, partai-partai seperti PPP, PSI, Perindo, Hanura, dan lainnya tidak lolos ke parlemen karena perolehan suara mereka berada di bawah ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen.

Berikut hasil lengkap survei IPO Oktober 2025:

  1. Gerindra – 33,5 persen
  2. PDI Perjuangan – 16,4 persen
  3. Golkar – 9,1 persen
  4. PKB – 6,2%
  5. PAN – 5,0%
  6. Demokrat – 4,9%
  7. PKS – 4,8%
  8. NasDem – 4,0%
  9. PPP – 1,8%
  10. PSI – 1,5%
  11. Perindo – 1,2%
  12. Lain-lain – 6,5%

Baca juga: Nasib Eko Patrio & Uya Kuya di DPR Masih ‘Digantung’, PAN: Kami Masih Menunggu

Survei ini melibatkan 1.200 responden dari seluruh provinsi di Indonesia, menggunakan metode stratified multistage random sampling (SMRS), dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error ±2,9 persen.

“Perubahan preferensi pemilih dalam waktu kurang dari dua tahun pasca pemilu menunjukkan bahwa elektabilitas bukanlah angka tetap, melainkan cerminan dari persepsi publik yang terus bergerak,” ujar Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah, dalam rilis survei dan diskusi media di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

Yang Menyalip hingga Terancam

Dedi menjelaskan bahwa dominasi Gerindra menunjukkan efek kuat dari kepemimpinan dan eksposur figur nasional partai tersebut di pemerintahan.

“Kinerja tokoh utama Partai Gerindra yang saat ini berada di posisi strategis pemerintahan berpengaruh besar terhadap kepercayaan publik. Elektabilitas Gerindra yang konsisten di atas 30 persen menandakan adanya konsolidasi dukungan yang solid,” kata Dedi.

Sementara itu, masuknya PAN ke jajaran lima besar dinilai sebagai indikasi keberhasilan partai dalam menjaga komunikasi politik dan citra moderat di tengah dinamika politik nasional.

“PAN menunjukkan performa stabil dan adaptif dalam merespons isu-isu publik. Kenaikan ini tidak terlepas dari kemampuan partai membangun kedekatan dengan pemilih rasional dan kelompok muda,” tambah Dedi.

Diketahui dari hasil resmi Pemilu Legislatif 2024, hanya delapan partai politik yang lolos ke parlemen periode 2024–2029, yakni: PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, NasDem, Demokrat, PKS, dan PAN.

Survei IPO Oktober 2025 menunjukkan bahwa posisi elektoral di antara delapan partai tersebut mengalami pergeseran signifikan.

Berikut perbandingan hasil Pileg 2024 (KPU RI) dan survei IPO Oktober 2025 untuk 8 partai parlemen:

  1. PDIP: 25,38 juta (1) → 16,4% (2)
  2. Golkar: 23,20 juta (2) → 9,1% (3)
  3. Gerindra: 20,07 juta (3) → 33,5% (1)
  4. PKB: 13,62 juta (4) → 6,2% (4)
  5. NasDem: 11,28 juta (5) → 4,0% (8)
  6. Demokrat: 10,87 juta (6) → 4,9% (6)
  7. PKS: 9,31 juta (7) → 4,8% (7)
  8. PAN: 8,25 juta (8) → 5,0% (5)

Survei IPO juga mencatat bahwa 92,4 persen responden mengenal logo PDI Perjuangan, 90,6 persen mengenal Gerindra, dan 90,1 persen mengenal Golkar.

Namun, pengenalan logo tidak selalu berbanding lurus dengan pilihan elektoral.

Baca juga: Satu per Satu Pimpinan Parpol Temui Sjafrie Sjamsoeddin, Ada Apa?

Elektabilitas Dinamis, Perlu Dibaca Kritis

Dalam pernyataannya pada 17 Oktober 2025, pengamat politik dari Universitas Airlangga, Siti Aminah, menyampaikan bahwa elektabilitas tidak dapat dijadikan tolok ukur tunggal untuk menilai keunggulan atau kelayakan partai politik.

Ia menekankan bahwa angka elektabilitas bersifat dinamis dan dapat membentuk persepsi publik secara prematur jika tidak dibarengi dengan analisis menyeluruh terhadap kualitas kepemimpinan dan kapasitas institusional partai.

Dedi memprediksi bahwa peta elektoral menjelang Pemilu 2029 masih akan didominasi partai-partai mapan. Namun, peluang partai menengah seperti PAN atau NasDem untuk naik elektabilitas masih terbuka lebar apabila mampu menjaga momentum dan positioning politik.

“Politik Indonesia saat ini cenderung bergerak pada faktor figur dan stabilitas, bukan hanya ideologi. Partai yang mampu menampilkan kepemimpinan kuat dan konsisten akan menjadi pilihan publik,” tutupnya.

Diketahui, hingga Oktober 2025, IPO menjadi satu-satunya lembaga yang telah mempublikasikan survei elektabilitas partai politik secara nasional pasca-Pemilu 2024. Lembaga survei independen itu juga belum tercatat sebagai lembaga terakreditasi oleh KPU RI. Oleh karena itu, hasil ini perlu dibaca sebagai potret sementara, bukan representasi tunggal atas dinamika elektoral nasional. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved