Selasa, 28 Oktober 2025

Pakar Nilai Gibran Harus Perbaiki Kualitasnya dan Tak Lagi Bergantung kepada Jokowi

Menurutnya, citra Gibran yang selama ini bergantung pada bantuan ayahnya, Joko Widodo

Tribunnews.com/Taufik Ismail
AMNESTI DAN ABOLISI PRESIDEN - Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka saat kunjungan kerja ke Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (1/8/2025). Dalam pernyataannya, Gibran menyatakan keyakinan bahwa keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan amnesti kepada Hasto Kristiyanto dan abolisi kepada Tom Lembong telah melalui kalkulasi politik yang matang dan terukur. 
Ringkasan Berita:
  • Hendri Santrio, menilai Wakil Presiden Gibran perlu segera membangun kepercayaan masyarakat
  • Hal itu terkait kualitas kepemimpinannya di tahun kedua memimpin Indonesia
  • Menurutnya, citra Gibran yang selama ini bergantung pada bantuan ayahnya, Joko Widodo

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis komunikasi politik, Hendri Santrio, menilai Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka perlu segera membangun kepercayaan masyarakat terhadap kualitas kepemimpinannya di tahun kedua memimpin Indonesia bersama Presiden Prabowo Subianto.

Menurutnya, citra Gibran yang selama ini bergantung pada bantuan ayahnya, Joko Widodo, telah menimbulkan persepsi negatif di kalangan publik. 

Sehingga, publik tidak melihat kontribusi nyata dari Gibran selama menjabat sebagai wakil presiden.

"Gibran harus membuktikan kualitasnya agar masyarakat percaya, bukan hanya menghindari persepsi bahwa perannya hanyalah tidak mengganggu presiden," ujar Hensa kepada wartawan, Rabu (22/10/2025).

Selama masa jabatannya sebagai Wali Kota Solo dan Wakil Presiden, Gibran sering dikaitkan dengan pengaruh Jokowi, yang membuat harapan publik terhadap kontribusinya terbatas.

Hal ini, kata Hendri, membuat Gibran secara kualitas berbeda dengan wakil presiden sebelumnya seperti Ma'ruf Amin, Boediono, atau Jusuf Kalla, yang dianggap mampu memberikan dukungan substansial kepada presiden.

"Jadi yang harus diperbaiki Gibran itu adalah kepercayaan masyarakat akan kualitas dia, trust level terhadap kualitas dia. Karena selama ini kan citranya dia jadi wali kota dibantu oleh bapaknya, jadi wapres pun dibantu oleh bapaknya," kata Hensa.

Terkait dengan cara meningkatkan kualitasnya, dia berpandangan bahwa Gibran saat ini perlu fokus ke isu-isu krusial yang masih menggantung di mata masyarakat, contohnya adalah ijazah.

Menurutnya, Gibran tak bisa menghindari permasalahan ini sehingga harus menjelaskan sendiri ke publik. Berbeda dengan ayahnya, Joko Widodo, yang sudah tidak menjabat sehingga tidak perlu menjelaskan sesegera mungkin.

"Jadi menurut saya tuh kualitasnya yang harus dijelaskan ke masyarakat, semisal kalau dia ada isu tentang ijazah, tunjukkan saja ijazahnya bahwa memang dia punya ijazah, jangan seperti bapaknya yang gantung-gantung sekarang," kata Hensa.

"Pak Jokowi ijazahnya digantung-gantung kan ya karena dia juga sudah gak menjabat sebagai presiden, tapi Gibran masih jadi wapres sehingga harus dieselesaikan," lanjutnya.

Baca juga: Pengamat Desak Polemik Ijazah Gibran Segera Diurus: Dia Masih Jabat, Bisa Bahaya Buat Negeri Ini

Dia menambahkan bahwa menyelesaikan isu ini penting agar masyarakat tidak lagi melihat tugas Gibran hanya sekedar tidak mengganggu Prabowo, melainkan kontribusi nyata. 

"Jadi harus dihindari persepsi masyarakat cara dia membantu Prabowo adalah dengan tidak mengganggu Prabowo," pungkas Hendri.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved