Ijazah Jokowi
Menilik Trilogi Karya Roy Suryo dkk: Jokowi's White Paper, Gibran's Black Paper, Jokowi's Dark Life
Trilogi buku karya RRT: berbeda dari Jokowi's White Paper dan Gibran's Black Paper, buku Jokowi's Dark Life mengulas 'sisi gelap' kehidupan Jokowi.
Ringkasan Berita:
- Polemik data pendidikan dan keabsahan ijazah merundung Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan anak sulungnya, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
- Trio RRT alias Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan Dokter Tifa menyusun trilogi buku yang membahas polemik tersebut.
- Trilogi buku ini terdiri atas buku Jokowi's White Paper, Gibran's Black Paper, dan Jokowi's Dark Life.
TRIBUNNEWS.COM - Sekilas tentang trilogi buku yang disusun oleh Trio RRT alias pakar telematika Roy Suryo, ahli digital forensik Rismon Hasiholan Sianipar, dan aktivis kesehatan sekaligus dokter Tifa alias Tifauzia Tyassuma.
Adapun trilogi buku tersebut membahas polemik data pendidikan dan keabsahan ijazah milik Mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan anak sulungnya, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.
Trilogi buku ini terdiri atas buku yang berjudul Jokowi's White Paper, Gibran's Black Paper, dan Jokowi's Dark Life.
Ketiga buku tersebut diungkap oleh Dokter Tifa setelah dirinya beserta Roy Suryo cs dan tim hukum melakukan audiensi dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Kamis (23/10/2025).
Dalam audiensi tersebut, kubu Roy Suryo diterima langsung Wakil Ketua DPD RI, Tamsil Linrung.
Berbicara kepada awak media setelah audiensi Kamis kemarin, Dokter Tifa mengungkap tiga buku terkait ijazah Jokowi dan Gibran yang disusun oleh dirinya bersama Roy dan Rismon.
Awalnya, ia menyebut polemik ijazah Jokowi sudah selesai dengan diterbitkannya buku Jokowi's White Paper.
"Melengkapi apa yang kami sampaikan tadi di ruangan bersama Wakil Ketua DPD, saya underline bahwa soal ijazah Joko Widodo itu sudah selesai ya," kata Dokter Tifa, dikutip dari tayangan KompasTV.
"Sudah kami bukukan dan saat ini kami sedang sosialisasikan hasil penelitian kami dalam bentuk buku Jokowi's White Paper ke seluruh Indonesia."
Lantas, seperti apa saja trilogi buku karya Roy Suryo, Dokter Tifa, dan Rismon ini?
Jokowi's White Paper
Baca juga: 2 Kali Bilang Mau Tunjukkan Ijazah di Pengadilan, Jokowi Kini Tak Hadiri Mediasi CLS di PN Solo
Buku Jokowi's White Paper sendiri berfokus pada penelitian ilmiah terkait ijazah Jokowi, termasuk ijazah S1 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Pada sampulnya, tertulis judul lengkap “Jokowi’s White Paper: Kajian Digital Forensik, Telematika, dan Neuropolitika atas Keabsahan Dokumen dan Perilaku Kekuasaan.”
Ditulis oleh trio RRT, yakni Roy Suryo (pakar telematik), Rismon Sianipar Hasiholan (ahli digital forensik), dan Tifauzia Tyassuma (dokter sekaligus ahli epidemiologi molekuler), buku tersebut diklaim ditulis secara akademis dan memiliki tebal 700 halaman.
Buku ini diluncurkan pada 18 Agustus 2025, dan pernah disebut oleh Roy Suryo sebagai kado istimewa untuk peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia atau HUT RI ke-80 yang jatuh pada 17 Agustus 2025 lalu.
Buku Jokowi's White Paper tersedia dalam dua versi bahasa: Indonesia dan Inggris, serta dicetak dalam versi fisik biasa, premium, dan e-book (PDF) yang didistribusikan ke 25 negara melalui Forum Diaspora Indonesia.
Dalam buku tersebut, termuat awal mula isu keabsahan ijazah Jokowi yang dipicu pernyataan Jokowi soal indeks prestasi atau IP miliknya yang hanya di bawah 2.00 pada 2013 silam.
Lalu, ada analisis teknis untuk menelusuri keaslian ijazah Jokowi, dengan salah satu metode yang digunakan adalah Error Level Analysis (ELA), yang mengidentifikasi potensi manipulasi pada dokumen digital.
Kemudian, ada kajian mengenai keterkaitan antara dugaan ijazah palsu dan dinamika politik menggunakan pendekatan behavioral neuroscience, yang mengeksplorasi bagaimana isu ini berkembang dalam konteks politik dan perilaku sosial.
Gibran's Black Paper
Setelah audiensi bersama pimpinan DPD RI pada Kamis (23/10/2025) kemarin, Dokter Tifa mengungkap pihaknya juga sedang melakukan penelitian paralel yang masih berkaitan dengan polemik ijazah Jokowi.
Yakni, tentang riwayat pendidikan Gibran.
Menurutnya, buku tersebut diberi judul Gibran's Black Paper dan rencananya akan diterbitkan pada November 2025.
"Nah, saat ini tahap berikutnya, kami sedang melakukan penelitian paralel, yang pertama adalah terkait dengan riwayat pendidikan Gibran Rakabuming Raka," papar Dokter Tifa kepada awak media.
"Nanti insyaallah November 2025 akan kami rilis. Judulnya adalah Gibran's Black Paper. Insyaallah dalam waktu dekat."
Dokter Tifa lantas menambahkan, buku Gibran's Black Paper itu juga ditulis secara akademis, lengkap dengan data primer dan metodologi riset empat bidang.
Bahkan, ada kajian dan analisis hukum dari dosen sekaligus pakar hukum tata negara, Refly Harun.
"Data-data primer sudah kami kumpulkan, metodologi riset melalui empat bidang. Bahkan, buku Gibran's Black Paper itu juga akan ada telaah dan analisis hukum dari Pak Refly Harun," jelas Dokter Tifa.
"Jadi, nanti akan tambah lengkap."
Selanjutnya, Tifa berharap, buku Gibran's Black Paper tersebut dapat dijadikan sebagai bukti untuk mendukung proses pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari kursi Wakil Presiden RI.
"Kami juga akan mendorong agar hasil penelitian kami dalam bentuk buku Gibran's Black Paper ini akan menjadi alat, sebuah bukti untuk melakukan pemakzulan terhadap Gibran," tegas Dokter Tifa.
Adapun buku tentang Gibran sebelumnya sudah disinggung oleh Roy Suryo seusai acara bedah buku yang digelar di Yayasan Pendidikan Islam Al Mukmin, Ngruki, Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Rabu (10/9/2025).
Lalu, pada Oktober 2025, Roy Suryo mengungkap judul buku tersebut adalah Gibran's Black Paper.
Buku Gibran’s Black Paper memaparkan temuan versi Roy Suryo Cs mengenai riwayat pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang dinilai bermasalah.
“Kami punya rencana menerbitkan Gibran’s Black Paper. Kenapa hitam? Karena sejarahnya ngawur lebih gelap,” ungkap Roy Suryo saat ditemui di Gedung Umat Islam, Solo sebelum bedah buku Jokowi’s White Paper, Jumat (3/10/2025).
Menurut Roy Suryo, Gibran tidak lulus dari Orchid Park Secondary School (OPSS).
Ia pun mempertanyakan ijazah SMA milik Gibran yang menjadi syarat saat mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden.
“Dalam UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 169 huruf R syaratnya cukup SMA. Syaratnya cukup vital. Yang namanya Gibran tidak ada ijazah SMA-nya. Orchid Park Secondary School (OPSS) di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah hanya rapor kelas X dan XI berarti belum lulus. Menurut Prof. Zulfikar yang mengajar di Nanyang Technology University Singapore memang kalau itu belum lulus. OPSS tidak bisa menjamin. Itu adalah SMP 3 tahun plus setahun. Masih O level. Harus masuk ke I level untuk dapat ijazah SMA,” tambahnya.
Jokowi's Dark Life
Buku ketiga yang disusun oleh Trio RRT adalah Jokowi's Dark Life, sebagaimana disampaikan Dokter Tifa seusai audiensi bersama pimpinan DPD RI pada Kamis kemarin.
Berbeda dari Jokowi's White Paper dan Gibran's Black Paper, buku tersebut mengulas 'sisi gelap' yang menurut Trio RRT mewarnai kehidupan Jokowi, sesuai judulnya.
Menurut Dokter Tifa, buku Jokowi's Dark Life ditulis untuk menjawab pertanyaan warganet mengenai jejak masa lalu Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu.
"Dan berikutnya, secara paralel kami juga melakukan penelitian untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dari banyak netizen terkait dengan jejak masa lalu Joko Widodo," papar Dokter Tifa.
"Insyaallah buku itu nanti kami beri judul Jokowi's Dark Life."
"Jadi ini trilogi hasil karya dari RRT yang akan menjadi legacy, yang akan menjadi sejarah bagi bangsa dan negara ini.
"Dengan penelitian yang kami lakukan, dengan buku yang insyaallah akan kami terbitkan, trilogi ini, insyaallah akan menjadi sebuah sapu untuk membersihkan, untuk memutihkan sejarah negara Indonesia."
(Tribunnews.com/Rizki A./Theresia Felisiani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.