Prof. Elisabeth Rukmini Jadi Rektor Baru dan Guru Besar UPJ, Ini Rekam Jejaknya
Prof. Elisabeth Rukmini, S.Si., M.Sc., Ph.D., resmi dikukuhkan sebagai sebagai Rektor Universitas Pembangunan Jaya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Prof. Elisabeth Rukmini, S.Si., M.Sc., Ph.D., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Sains Dasar sekaligus dilantik menjadi Rektor Universitas Pembangunan Jaya, Tangerang Selatan, periode 2025–2027, Jumat, 24 Oktober 2025.
Upacara pelantikan dan pengukuhan berlangsung di Auditorium Gedung B UPJ, Bintaro, dihadiri oleh perwakilan LLDIKTI Wilayah IV, jajaran Yayasan Pendidikan Jaya, direksi Grup Jaya, para dekan, dosen, tenaga kependidikan, serta mahasiswa.
Saat pengukuhan, Prof Elsabeth Rikmini membacakan orasi ilmiah berjudul “Dari Sains Dasar Menuju Masa Depan: Menenun Makna, Meretas Kesenjangan.” Orasi tersebut menegaskan peran penting sains dasar (basic science) sebagai fondasi inovasi dan masa depan yang inklusif.
Materi orasinya juga menyoroti bpendekatan future thinking dan meaningful learning dapat membebaskan potensi mahasiswa untuk berpikir kritis, inovatif, serta mampu mengaitkan ilmu dengan realitas sosial.
Dia menjelaskan, sains dasar memberi ruang bagi manusia untuk berpikir kritis dan memaknai realitas secara mendalam dan luas.
"Karena itu, pendidikan tinggi harus melatih mahasiswa agar berani bertanya, mampu bernalar, dan bertanggung jawab atas pengetahuan yang mereka hasilkan,” sebut Prof. Elisabeth.
Prof Elisabeth menggunakan konsep Futures’ Triangle dari Dr. Sohail Inayatullah untuk memetakan arah masa depan sains dasar Indonesia dengan menekankan tiga aspek penting: dorongan inovasi masa kini (push), pemberat sosial dan struktural masa lalu (weights), serta tarikan menuju masa depan yang inklusif (pull).
Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas bidang, literasi digital, dan keberanian intelektual agar pendidikan sains dapat memberikan dampak luas bagi masyarakat.
Dengan posisi sebagai Guru Besar sekaligus Rektor, Prof. Elisabeth berkomitmen memperkuat tridharma perguruan tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dengan menempatkan sains dan teknologi sebagai bagian dari budaya akademik yang humanis dan relevan dengan kebutuhan industri maupun masyarakat.
“Kami ingin UPJ menjadi kampus yang melahirkan insan cendekia yang kreatif: berpikir luas dan bertindak dengan empati,” ungkapnya.
Prof Elisabeth juga menyampaikan arah kebijakan kepemimpinannya yang fokus pada empat hal utama:
Pertama, peningkatan kualitas akademik dan mahasiswa melalui pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
Kedua, internasionalisasi di rumah (Internationalization at Home) melalui kolaborasi digital global dan program fast track S1–S2.
Ketiga, penguatan riset dan inovasi terapan, termasuk pengembangan Smart Waste Sorting System berbasis kecerdasan buatan (AI) dan robotika, riset desain perkotaan, serta green infrastructure.
Keempat, kemandirian finansial dan penguatan reputasi institusi, agar UPJ dapat tumbuh berkelanjutan dan berkontribusi bagi pembangunan nasional.
| Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di Jakarta Resmi Dimulai, Targetnya Nol Kematian |
|
|---|
| Guru Besar IPB Sebut Pariwisata Indonesia Masih Tertinggal, Perlu Pendekatan Ekowisata |
|
|---|
| Pakar Tekankan RUU Perampasan Aset Harus Dibahas Ketat dan Hati-Hati, Agar Tak Ada Kriminalisasi |
|
|---|
| Guru Besar IPB: Kebijakan Denda Sawit Ilegal Berpotensi Timbulkan Konflik Hukum |
|
|---|
| Batasi Konsumsi Gula Harian Anak dan Remaja, Ini Kata Ahli Gizi IPB |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.