Proyek Kereta Cepat
Bahas soal Dugaan Korupsi di Proyek Whoosh, Projo Sebut Isu Apapun Dipakai untuk Serang Jokowi
Projo mengatakan, jika ada dugaan korupsi atau markup, silakan dibuktikan dan dicari bukti-buktinya, pihaknya akan dukung 100 persen pengusutan kasus.
Ringkasan Berita:
- Projo sebut isu apa pun itu pasti akan digunakan untuk serang Jokowi, dari isu tudingan ijazah palsu hingga dugaan korupsi proyek Whoosh
- Projo mengatakan, proyek Whoosh ini seharusnya diapresiasi juga karena merupakan sebuah mimpi besar bangsa yang berhasil diwujudkan
- Jika ada korupsi dalam proyek Whoosh ini, Projo mendukung adanya pengusutan tuntas, tidak peduli siapapun orangnya
TRIBUNNEWS.COM - Waketum Projo, Freddy Alex Damanik, menanggapi soal adanya dugaan tindak pidana korupsi atau penggelembungan dana alias markup terkait proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yakni Whoosh yang dibangun di era Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi).
Selain soal utang Whoosh yang menggunung, belakangan juga muncul soal dugaan adanya markup dalam proyek Whoosh.
Dugaan tersebut berawal dari pernyataan mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD dalam YouTube-nya pada 14 Oktober 2025 lalu, yang mengatakan bahwa biaya pembangunan per kilometer di Indonesia mencapai 52 juta dolar AS, sementara di China hanya sekitar 17 hingga 18 juta dolar AS.
“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Akan tetapi, di China sendiri, hitungannya 17–18 juta dolar AS. Naik tiga kali lipat,” katanya.
“Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS ya, dolar Amerika nih, bukan rupiah, per kilometernya menjadi 52 juta dolar AS di Indonesia. Nah itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini,” tambah Mahfud.
Sebagai bagian dari relawan Jokowi, Freddy mengatakan bahwa isu apa pun itu pasti akan digunakan untuk menyerang ayah Wakil Presiden (Wapres) RI, Gibran Rakabuming Raka tersebut.
Mulai dari isu pribadi seperti tudingan ijazah palsu, soal kinerja pemerintahan Jokowi pada masanya, hingga isu dugaan adanya markup pada proyek Whoosh sekarang ini.
"Jadi saya selalu mengatakan ya di berbagai media, kalau konteksnya memang menyerang Pak Jokowi, isu apa pun pasti dipakai, apapun itu, mulai isu paling pribadi, kita semua tahulah sampai isu kinerja zaman pemerintahnya, termasuk Whoosh ini," ungkap Freddy, Senin (27/10/2025), dikutip dari YouTube tvOneNews.
Kendati demikian, menurut Freddy, hal tersebut bukanlah sesuatu yang aneh lagi dalam politik.
"Jadi bukan hal yang aneh lah kalau dalam politik, itu memang pasti akan dilakukan terus sampai Pak Jokowi masih relevan di dalam perpolitikan kita. Kecuali beliau sudah tidak relevan lagi, diam aja ah pasti isunya hilang," paparnya.
Kalaupun ada dugaan korupsi atau markup itu, kata Freddy, silakan dibuktikan dan dicari bukti-buktinya.
Baca juga: Whoosh dan Utang Rp116 Triliun, Pakar Yakin KPK Sedang Selidiki Dugaan Korupsi, Jokowi Terseret?
Freddy menegaskan, kebijakan yang diterapkan oleh pemimpin tidak selamanya mulus dan tidak menutup kemungkinan ada kesalahan juga.
Namun, untuk proyek Whoosh ini, Freddy mengatakan seharusnya patut diapresiasi juga karena merupakan sebuah mimpi besar bangsa yang berhasil diwujudkan.
"Silakan dibuktikan apakah di situ ada markup, ada korupsi. Kebijakan tidak harus selalu mulus ya, selalu ada ada permasalahan, selalu ada perbandingan-perbandingan dengan yang lain, itu tuh biasa."
"Menurut kami Whoosh ini bukan beban tetapi adalah bukti bahwa mimpi besar bangsa ini bisa diwujudkan tanpa membebani rakyat," ujar Freddy.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.