Rabu, 29 Oktober 2025

Polri Pastikan Tindak Tegas Anggota yang Terpapar Radikalisme Hingga LGBT

Polri pastikan tidak tegas anggotanya yang terpapar radikalisme hingga LGBT. Saat ini Polri masih kesulitan mendeteksi anggota terpapar LGBT

Editor: Adi Suhendi
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
ILUSTRASI ANGGOTA POLRI - Potret Personel Polri di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (3/4/2024). Polri pastikan tidak tegas anggotanya yang terpapar radikalisme hingga LGBT 
Ringkasan Berita:
  • Polri akui ada anggotanya yang terpapar radikalisme
  • Kesulitan deteksi anggota yang terpapar LGBT
  • Polri tindak tegas anggotanya yang terpapar radikalisme, intoleran, dan LGBT

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri menyebut ada sejumlah masalah yang terjadi pada anggota Korps Bhayangkara saat ini.

Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (AsSDM) Kapolri, Irjen Anwar mengatakan masalah itu mulai dari intoleransi, radikalisme, hingga lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Hal itu dikatakan Irjen Anwar dalam kegiatan seminar bertajuk 'Rekonstruksi Jati Diri Bangsa Merajut Nusantara untuk Mewujudkan Polri Sadar Berkarakter' yang digelar pada Rabu (15/10/2025) lalu yang dikutip dari akun Youtube Divisi Humas Polri.

"Apakah ada masalah di Polri? Ada. Jadi saya harus jujur mengatakan, berkaitan dengan SSDM Polri, masalah apa yang kita hadapi? Satu, masalah intoleransi, masalah radikal, kan gitu kan? Apakah Polri sudah terpapar? Iya. Kita harus akui," kata Anwar.

Dia mencontohkan satu kasus yakni seorang polisi wanita (Polwan) yang pernah kedapatan terpapar paham radikal hingga keluar sebagai anggota Polri.

Baca juga: Cegah Paham Radikalisme Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Datangi Kampus UIN Semarang Jateng

Contoh lainnya terkait kegiatan Polisi Cinta Sunnah (PCS) yang berujung pada penyebaran paham radikal.

"Jadi, doktrinnya adalah melaksanakan Sunnah Nabi Muhammad Saw tapi dipelencengkan," ucapnya.

Selain masalah radikalisme, Anwar juga masalah lainnya terhadap anggota Polri yakni LGBT

Hingga kini, dia mengaku masih kesulitan untuk mendeteksi anggota yang terpapar LGBT.

Baca juga: Kisah Eks Anggota HTI Saat Terjerumus Radikalisme: Dulu Saya Meremehkan Orangtua

Dia mengaku sedang mencari alat yang dapat mendeteksi LGBT.

Sebab, deteksi melalui jejak digital masih sulit dilakukan.

"Saya masih mencari, di mana sih alat untuk bisa mendeteksi itu. Rupanya kita belum punya. Mungkin nanti kita mencari ke situ (teknologi)" ucapnya.

Hal ini karena anggota yang terdeteksi terpapar LGBT baru diketahui ketika sudah ada masalah dan dikenakan sanksi.

"Polisi sekarang tidak mentolerir hal seperti itu. Akhirnya begitu terjadi, ketahuan ya sudah diproses, lalu PTDH. Tapi tidak ada alat yang untuk mendeteksi, anak ini akan terpapar. Baik itu intoleransi, radikal, maupun yang lain sebagainya," ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved