Mengenang Persahabatan Menag Nasaruddin Umar dengan Paus Fransiskus hingga Ziarah ke Makam di Roma
Menolak lupa momen manis dan haru persahabatan antara Menteri Agama Nasaruddin Umar dengan Paus Fransiskus hingga ziarah ke makam di Roma.
Paus sempat dirawat di Rumah Sakit Gemelli pada Jumat (14/2/2025), setelah menderita pneumonnia.
Setelah 38 hari di rumah sakit, Paus kembali ke kediamannya di Vatikan di Casa Santa Marta untuk melanjutkan pemulihannya
Paus Fransiskus memiliki momen manis saat berkunjung ke Indonesia. Momen tersebut adalah pertemuan pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus dengan Imam Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar menjadi paling bersejarah.
Sri Paus dan Nasaruddin Umar saling bersalaman saat hendak berpisah usai acara bersama tokoh-tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal, Jakarta pada Kamis (5/9/2024).
Tak berhenti sampai di situ, Nasaruddin Umar tampak mengecup dahi Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus membalasnya dengan mencium tangan Imam Masjid Istiqlal itu.
Keakraban dua pemuka agama itu diabadikan dalam foto dan tersiar di banyak media nasional maupun internasional.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Joanes Joko merinding menyaksikan momen yang luar biasa ditunjukkan Paus Fransiskus dan Nasaruddin Umar. "Kalau saya melihat foto itu, mau berkaca-kaca ini, speechless," ujar Joko saat wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Jumat (6/9/2024).
Paus Fransiskus juga sempat menyampaikan pidato di hadapan tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal, Jakarta setelah meneken Deklarasi Istiqlal.
Dalam pidatonya yang puitis dan penuh pesan ini, Sri Paus menyatakan kekagumannya terhadap toleransi beragama yang berlangsung di Indonesia dan bagiamana toleransi itu disimbolkan dalam Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Gereja Katedral dengan Istiqlal.
Paus juga secara langsung menyebut "Bhinneka Tunggal Ika" yang sontak disambut senyum dan riuh tepuk tangan hadirin.
Paus berpesan supaya keragaman ini tidak dinodai dengan paksaan atas dogma satu sama lain dan berharap agar penghargaan terhadap keyakinan masing-masing tidak jatuh dalam fundamentalisme yang keras.
Kedatangan Paus disambut dengan irama Marawis dan diberi penjelasan oleh Nasaruddin Umar mengenai terowongan yang dibangun pada tahun 2022.
“Terowongan Silaturahim ini menghubungkan dua rumah ibadah. Di dalamnya terdapat banyak simbol-simbol artistik dan indah yang melambangkan toleransi beragama,” kata Nasaruddin Umar.
Baca juga: Pidato Perdana Paus Leo XIV: Ucapkan Terima Kasih pada Paus Fransiskus hingga Tekankan Perdamaian
Sepanjang jalan, Paus Fransiskus pun terkesan dengan keberadaan terowongan itu, hingga ia menegaskan pentingnya peran umat beragama dalam membangun toleransi.
"Kita kaum beriman yang berasal dari tradisi keagamaan yang berbeda, memiliki sebuah tugas membantu semua orang melewati terowongan ini dengan pandangan yang diarahkan menuju terang," ujar Paus.
"Di akhir perjalanan kita akan mampu mengenal dalam diri mereka yang berjalan di samping kita, seorang saudara-seorang saudari yang dengannya kita dapat saling mendukung dalam kehidupan satu sama lain,” sambung Paus.
Paus Fransiskus kemudian mengakhiri pidatonya dengan harapan agar komunitas di Indonesia semakin terbuka terhadap dialog antar umat beragama dan menjadi simbol perdamaian.
Sosok Nasaruddin Umar
Sosok Nasaruddin Umar adalah figur ulama, akademisi, dan pejabat publik yang dikenal luas karena pemikiran Islam progresif dan peran aktifnya dalam lintas sektor keagamaan dan pendidikan.
Nama lengkap: Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A.
Lahir: 23 Juni 1959, Bone, Sulawesi Selatan
Jabatan saat ini: Menteri Agama RI ke-25 (sejak 21 Oktober 2024) di Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto
Jabatan lain: Imam Besar Masjid Istiqlal sejak 2016
Latar Belakang Akademik
Pendidikan Islam sejak Madrasah Ibtidaiyah hingga PGA di Pesantren As’adiyah
Sarjana dari UIN Alauddin Makassar
Master dan Doktor dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Studi lanjut di McGill University (Kanada), Leiden University (Belanda), Paris-Sorbonne (Prancis), dan Georgetown University (AS)
Nasaruddin Umar dikenal sebagai pembaharu pemikiran Islam, terutama dalam isu gender dan keadilan sosial. Dia pendiri organisasi dialog antarumat beragama, Dia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama (2011–2014) dan Dirjen Bimas Islam. Dia aktif dalam diplomasi keagamaan, termasuk penandatanganan Deklarasi Istiqlal bersama Paus Fransiskus pada 2024
Tangis Diam Seorang Sahabat
Kabar wafatnya Paus Fransiskus tak hanya mengguncang umat Katolik di seluruh dunia, tapi juga meninggalkan duka mendalam di hati Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar.
Bagi Nasaruddin, kepergian Paus bukan sekadar kehilangan seorang pemimpin agama dunia, melainkan sahabat sejati dalam perjuangan lintas iman.
"Saya mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus. Tentu jasa dan persahabatan beliau tidak bisa kita lupakan," ujar Nasaruddin melalui pernyataan tertulis, Senin (21/4/2025).
Persahabatan antara dua tokoh lintas agama ini tak hanya bersifat simbolik.
Pada kunjungannya ke Indonesia tahun lalu, Paus Fransiskus sempat menginjakkan kaki di Masjid Istiqlal Jakarta,—simbol toleransi dan kerukunan di tengah keberagaman Indonesia, pada 5 September 2024.
Dalam kesempatan itu, Nasaruddin Umar mengenalkan kepada Paus Fransiskus bahwa Masjid Istiqlal adalah rumah besar bagi kemanusiaan.
Di sana, bersama Nasaruddin yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal, mereka menandatangani Deklarasi Istiqlal, yang menyerukan perdamaian dan solidaritas global.
"Baru saja (Paus Fransiskus) telah mengunjungi Indonesia, termasuk mengunjungi Masjid Istiqlal dan memberikan pernyataan bersama yang sangat mengglobal," kata Nasaruddin.
"Semoga kerjasama kita, Indonesia dan Vatikan, serta wasiat yang telah dirintis Paus Fransiskus dapat kita tindaklanjuti sebagaimana yang telah disepakati,” tambahnya.
Dalam ingatannya, sosok Paus Fransiskus begitu bersahaja. Tak segan mendengarkan, bahkan dalam sunyi sekalipun. Dialog mereka melampaui diplomasi, menyentuh sisi terdalam sebagai sesama manusia yang percaya bahwa iman seharusnya menyatukan, bukan memecah.
Kini, saat kabar wafat Paus Fransiskus diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell di Vatikan, duka itu tak hanya terasa di gereja dan katedral, tapi juga di ruang-ruang doa umat beragama lain, termasuk Masjid Istiqlal.
"Tentu doa kita, semoga yang mulia mendapat tempat yang layak di sisi-Nya sesuai dengan kebajikan yang telah dilakukannya," kata Nasaruddin.
Kepada umat Katolik di seluruh dunia, Nasaruddin mengajak untuk mengenang Paus bukan hanya dalam tangis, tapi juga dalam semangat meneruskan warisannya: membangun jembatan, bukan tembok.
"Sekali lagi kami semuanya, keluarga besar Kementerian Agama dan segenap warga bangsa Indonesia mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus,” tutupnya.
Diberitakan, pemimpin Katolik dunia, Paus Fransiskus, meninggal dunia di usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025) pagi waktu setempat.
Kabar duka ini diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Romawi Suci.
“Pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Paus Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” kata Kardinal Kevin Ferrell dalam sebuah pernyataan.
(tribun network/thf/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Momen Haru Menteri Agama Nasaruddin Umar Ziarah dan Meletakkan Rosario di Makam Paus Fransiskus ,
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mengenang Momen Indah Kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal: Nasaruddin Umar Cium Kening Paus,
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sosok Nasaruddin Umar, Menteri Agama Viral Usai Pernyataan Kontroversi Soal Guru, Kini Minta Maaf,
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.