Kamis, 6 November 2025

Musim Hujan Memuncak! BMKG Beberkan Wilayah Paling Berisiko Cuaca Ekstrem

BMKG peringatkan potensi cuaca ekstrem saat puncak musim hujan. Waspadai hujan lebat, angin kencang, dan siklon tropis!

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
PRAKIRAAN CUACA - Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa hujan kini meluas dari wilayah barat menuju timur Indonesia dan akan semakin intens dalam beberapa pekan ke depan. 

 

Ringkasan Berita:
  • BMKG mengingatkan puncak musim hujan akan terjadi November 2025–Februari 2026. 
  • Lebih dari 43 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan dengan potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, petir, dan siklon tropis. 
  • BMKG bersama BNPB menjalankan Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk menekan curah hujan, serta mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi.
 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan m

Masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada November 2025 hingga Februari 2026.

Hingga akhir Oktober 2025, 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara 306 Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim hujan.

Fase ini diperkirakan akan disertai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, petir, hingga ancaman siklon tropis di wilayah selatan Indonesia.

“Kita sedang memasuki periode transisi menuju puncak musim hujan. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir, terutama di wilayah selatan Indonesia yang mulai terpengaruh sistem siklon tropis dari Samudra Hindia,” ujar Dwikorita dalam keterangan resmi, Senin (3/11/2025).

Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Jawa Tengah Besok Selasa, 4 November 2025: Hanya 2 Wilayah Potensi Tak Hujan

Analisis BMKG menunjukkan potensi curah hujan tinggi hingga sangat tinggi—di atas 150 milimeter per dasarian—berpotensi terjadi di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, hingga Papua Tengah.

Selama periode 26 Oktober–1 November 2025, tercatat 45 kejadian bencana hidrometeorologi, didominasi banjir dan tanah longsor akibat hujan lebat dan angin kencang.

Fenomena Atmosfer dan La Niña Lemah

Selain peningkatan intensitas hujan, BMKG mencatat suhu maksimum harian di beberapa wilayah masih cukup tinggi, mencapai 37°C di Riau dan lebih dari 36°C di sejumlah daerah Sumatera dan Nusa Tenggara.

Kondisi ini dipengaruhi berbagai dinamika atmosfer seperti Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby dan Kelvin, serta anomali suhu muka laut positif di perairan Indonesia.

“Kombinasi faktor ini menyebabkan potensi hujan lebat dan badai meningkat di banyak wilayah. Oleh karena itu, masyarakat perlu terus memantau informasi peringatan dini dari BMKG,” tegas Dwikorita.

BMKG juga mencatat munculnya tanda awal La Niña lemah sejak September–Oktober 2025.

Namun fenomena ini tidak berdampak signifikan terhadap curah hujan nasional, sehingga kondisi hujan diprediksi tetap normal pada periode November 2025–Februari 2026.

Antisipasi dan Operasi Modifikasi Cuaca

Sebagai langkah mitigasi, BMKG bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Operasi ini dilaporkan mampu menekan curah hujan hingga 43,26 persen di Jawa Tengah dan 31,54 persen di Jawa Barat.

“OMC menjadi contoh nyata bagaimana sains dan kolaborasi lintas lembaga dapat langsung membantu masyarakat menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi,” kata Dwikorita.

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk menghindari area terbuka, pepohonan, atau bangunan rapuh saat terjadi hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

Kesiapsiagaan terhadap banjir, banjir bandang, dan tanah longsor perlu ditingkatkan, terutama di kawasan rawan seperti daerah perbukitan dan aliran sungai.

Pemerintah daerah juga diminta memastikan kesiapan infrastruktur menghadapi ancaman siklon tropis yang berpotensi berkembang di Samudra Hindia selama November ini.

Dwikorita menambahkan, dengan mitigasi yang optimal, musim hujan kali ini juga dapat memberi manfaat bagi ketahanan pangan nasional.

BMKG mengingatkan masyarakat untuk terus memantau informasi resmi melalui situs bmkg.go.id, media sosial @infoBMKG, serta aplikasi InfoBMKG guna mengantisipasi dini potensi cuaca ekstrem.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved