Rabu, 5 November 2025

AHY Kenang Kondisi Setelah Ani Yudhoyono Wafat: Dua Tahun Cikeas Gelap, Tak Ada Auranya

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan kenangan dirinya setelah ibunya  Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono meninggal dunia.

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra
KENANGAN AHY - Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat hadiri book launching The Mentor:9 Purnama di sisi SBY karya Merry Riana, di Ayana MidPlaza, Jakarta, Senin (3/11/2025) malam. AHY mengenang kondisi Cikeas, Bogor setelah sang ibunda Ani Yudhoyono meninggal dunia. 
Ringkasan Berita:
  • Sebut dua tahun Cikeas gelam setelah wafatnya Ani Yudhoyono
  • SBY disebut pandai menata hati
  • SBY berhasil membawa keluarga melewati masa-masa sulit

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan kenangan dirinya setelah ibunya  Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono meninggal dunia pada 1 Juni 2019 silam.

Kata AHY, saat itu dirinya bersama keluarga sangat merasa kehilangan.

Terlebih SBY sebagai suami dari Ani Yudhoyono.

AHY mengatakan, setelah ibunda meninggal, banyak yang hilang dari keadaan di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor.

Bahkan dia mengibaratkan kepergian Ani Yudhoyono membuat Cikeas terasa gelap selama dua tahun.

Baca juga: SBY Nilai Indonesia Tak Salah Gabung BRICS: Ini Akan Jadi Blok Politik dan Ekonomi

Namun, sang ayah yakni SBY memiliki kebesaran hati untuk terus menata patahnya aura di dalam keluarga Yudhoyono tersebut.

"Pak SBY pandai menata hati. Purna tugas juga tetap bisa mendapatkan sumber-sumber kebahagiaan, bahkan setelah ditinggal belahan jiwanya, Healing after a great loss," kata AHY saat menghadiri book launching The Mentor: 9 Purnama di sisi SBY, karya Merry Riana di Ayana MidPlaza, Senin (3/11/2025) malam.

"Kami menjadi saksi dua tahun gelap, Cikeas gelap, seperti hilang auranya," sambung AHY.

Baca juga: SBY Sebut Kebersamaan dan Seni Penting Membangun Masa Depan Bangsa

Namun, kata dia, karena kemampuan SBY sangat baik dalam segala hal, akhirnya sang ayah berhasil membawa keluarganya melewati masa-masa sulit dan menyedihkan tersebut.

Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu mengatakan kebahagiaan yang ingin dimiliki harus diperjuangkan bukan berharap diberikan orang lain.

"Beliau (SBY) pas untuk menata hati, melalui itu semua, dan bukan hanya bisa melewati masa-masa sedih, dan bukan hanya bangkit, beliau bisa memberlakukan transformasi yang tidak banyak dilakukan, yang tidak banyak bisa dilakukan oleh orang lain," ucap AHY.

Menata Kehidupan

Akhirnya, di masa saat ini, Presiden ke-6 RI tersebut, kata AHY, bisa kembali menata kehidupan yang lebih baik dengan menuangkannya ke berbagai macam karya.

Sang ayah kata mantan Menteri ATR/BPN itu kini memiliki segudang karya seni, mulai dari melukis, menulis puisi, hingga menciptakan lagu.

Hal itu yang menurut dia, tidak banyak dimiliki orang lain.

"Saya rasa itu nilai untuk kehidupan, perjalanan karir untuk keluarga, dan apa yang beliau cita-citakan. Saya tidak ingin berlebih-lebihan, tetapi saya benar-benar berharap bahwa ini semua bisa menjadi nilai yang baik untuk kita, untuk generasi penerus kita," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved