Jumat, 7 November 2025

Mengenal Rambu Solo, Pemakaman Adat Toraja yang Dijadikan Materi Stand Up Comedy Pandji Pragiwaksono

Ridwan Abbas Bandaso menilai, guyonan Pandji tersebut menyesatkan serta menyakiti harga diri dan kehormatan adat Toraja.

TribunTimur.com
PROSESI RAMBU SOLO - Dalam foto: Prosesi Pasar Kerbau yang merupakan bagian dari rangkaian tradisi upacara pemakaman adat Toraja, Rambu Solo, bagi seorang warga muslim Toraja yang meninggal dunia. Mengenal rambu solo, upacara pemakaman adat Suku Toraja yang dijadikan materi stand-up comedy (lawakan tunggal) oleh komika Pandji Pragiwaksono hingga berbuntut laporan kepolisian. 
Ringkasan Berita:
  • Komika Pandji Pragiwaksono dilaporkan ke Bareskrim Polri atas dugaan penghinaan dan ujaran bernuansa SARA.
  • Materinya yang membahas upacara pemakaman adat Suku Toraja Rambu Solo dinilai melecehkan martabat masyarakat Toraja.
  • Tradisi Rambu Solo merupakan prosesi pemakaman yang digelar oleh Suku Toraja secara turun temurun hingga saat ini, sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada seseorang yang telah meninggal dunia.

TRIBUNNEWS.COM - Mengenal rambu solo, upacara pemakaman adat Suku Toraja yang dijadikan materi stand-up comedy (lawakan tunggal) oleh komika Pandji Pragiwaksono.

Atas tindakannya menjadikan pemakaman adat Toraja sebagai bahan candaan, Pandji pun dipolisikan.

Ia dilaporkan oleh Aliansi Pemuda Toraja ke Bareskrim Polri atas dugaan penghinaan dan ujaran bernuansa SARA (isu penting terkait suku, agama, ras, dan antargolongan) terhadap masyarakat Toraja.

Laporan polisi terhadap Pandji teregister dengan nomor 01/LP/APT/XI/2025 pada Senin (3/11/2025).

"Kami membuat laporan untuk kepentingan masyarakat Toraja," kata jurnalis sekaligus aktivis dan perwakilan Aliansi Pemuda Toraja, Ridwan Abbas Bandaso, saat dikonfirmasi, Selasa (4/11/2025).

Ridwan menilai, Pandji sebagai tokoh masyarakat telah bersikap rasis, melecehkan, dan merendahkan martabat masyarakat Toraja saat membawakan materi stand up comedy

Adapun dalam lawakan tunggalnya, Pandji membahas upacara pemakaman adat Toraja, dengan mengatakan prosesinya berbiaya mahal sehingga membuat sebagian warga jatuh miskin.

Pandji juga menyebut, saking mahalnya biaya pemakaman, banyak keluarga yang memilih membiarkan jenazah disimpan di rumah.

Akibat materi lawakan ini, ritual pemakaman adat Suku Toraja Rambu Solo ditertawakan oleh penonton.

Stand-up comedy Pandji yang membahas pemakaman tersebut termuat dalam sebuah video di kanal YouTube Pandji Pragiwaksono yang berjudul Uang VS Pendidikan.

Di sisi lain, Ridwan Abbas Bandaso menilai, guyonan Pandji tersebut menyesatkan serta menyakiti harga diri dan kehormatan adat Toraja yang telah diwariskan dari turun temurun. 

Baca juga: Pandji Pragiwaksono Akui Siap Jalani Proses Hukum Negara dan Adat, Buntut Lelucon Pemakaman Toraja

Ia lantas memutuskan untuk melaporkan Pandji ke polisi.

"Sejak video ini viral, belum ada klarifikasi atau permintaan maaf kepada masyarakat Toraja, sehingga kami mengambil inisiatif untuk melaporkan saudara Pandji," papar Ridwan.

Dalam laporan Aliansi Pemuda Toraja menyertakan sejumlah barang bukti, seperti link video YouTube, foto screenshot/tangkapan layar, dan lainnya.

Apa Itu Rambu Solo?

Tradisi Rambu Solo merupakan prosesi pemakaman yang digelar oleh Suku Toraja secara turun temurun hingga saat ini, sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada seseorang yang telah meninggal dunia.

Selain itu, Rambu Solo bertujuan untuk mengantarkan arwah ke alam roh.

Masyarakat Suku Toraja juga percaya, jika tidak menggelar ritual ini maka arwah orang yang meninggal dunia dapat memberikan kemalangan bagi keluarga yang ditinggalkan. 

Secara harfiah, rambu solo artinya adalah sinar yang arahnya ke bawah. Oleh karenanya, Rambu Solo diartikan sebagai upacara yang dilakukan saat matahari terbenam.

Rambu Solo juga memiliki istilah lain, yakni Auk Rampe Matampu.

Tradisi ini didasari oleh kepercayaan masyarakat Toraja kepada Aluk Todolo atau kepercayaan kepada leluhur, sebagaimana dikutip dari jurnal TRADISI PEMAKAMAN RAMBU SOLO DI TANA TORAJA DALAM NOVEL PUYA KE PUYA KARYA FAISAL ODDANG (KAJIAN INTERPRETATIF SIMBOLIK CLIFFORD GEERTZ karya Mei Nurul Hidayah yang dimuat di laman e-journal UNESA (Universitas Negeri Surabaya).

Menurut kepercayaan masyarakat Toraja, seseorang yang sudah meninggal dunia baru dianggap benar-benar wafat jika seluruh bagian prosesi Rambu Solo terpenuhi.

Jika belum terpenuhi, maka seseorang yang meninggal tersebut masih diperlakukan seperti orang sakit, seperti dibaringkan di tempat tidur dan tetap disediakan makanan dan minuman.

Seperti yang dibahas dalam lawakan Pandji Pragiwaksono yang berbuntut ke laporan polisi, prosesi Rambu Solo memang mahal.

Besarnya biaya dikarenakan upacara ini membutuhkan penyembelihan kerbau atau babi yang jumlahnya tidak sedikit (Ma'tinggoro Tedang) dan lamanya prosesi upacara. 

Tak heran, upacara Rambu Solo digelar selama beberapa bulan atau tahun, atau bahkan baru diadakan beberapa tahun setelah seseorang meninggal dunia.

Menilik mahalnya Rambu Solo, dapat dilihat salah satunya dari aspek jenis kerbau yang disembelih.

Misalnya, kerbau belang (tedong bonga), yakni sejenis kerbau lumpur yang memiliki warna kulit belang hitam dan putih, yang dianggap memiliki nilai ritus tinggi dan kedudukan penting sebagai persembahan kepada Sang Pencipta.

Bahkan, harga satu kerbau belang dapat mencapai tiga puluh sampai lima puluh kali harga kerbau biasa

Tak hanya kerbau berjumlah puluhan ekor, tetapi ribuan ekor babi juga disembelih dan dijadikan persembahan dalam upacara rambu solo di Tana Toraja, dikutip dari jurnal MAKNA BIAYA DALAM UPACARA RAMBU SOLO yang ditulis Tumirin dan Ahim Abdurahim, serta tercantum dalam Jurnal Akuntansi Multiparadigma (JAMAL) Volume 6 Nomor 2 Malang, Agustus 2015.

Adapun babi atau kerbau disembelih dan diberikan kepada keluarga yang ditinggalkan sebagai bentuk ikatan kekeluargaan.

Dikutip dari ika.um.ac.id via Kompas.com, ada dua wujud pemberian babi atau kerbau kepada keluarga yang ditinggalkan, yakni:

1. Sebagai bentuk belasungkawa (Pa'uaimata)

2. Pengembalian atas pemberian yang dilakukan oleh keluarga pelaksana Rambu Solo di masa lalu (Tangkean Suru')

Lebih lanjut, prosesi upacara pemakaman Rambu Solo dibagi ke dalam dua garis besar, yaitu:

  • Prosesi pemakaman atau Rante 
  • Pertunjukkan kesenian

Kedua prosesi tersebut tidak dilaksanakan terpisah melainkan berlangsung secara harmoni dalam satu kegiatan upacara pemakaman.

Lama upacara Rambu Solo sekitar tiga sampai tujuh hari.

Puncak acara Rambu Solo biasanya berlangsung pada Juli dan Agustus.

Upacara Rambu Solo dilakukan berdasarkan status orang yang meninggal:

  1. Upacara Dasili' adalah upacara pemakaman yang dilakukan untuk strata paling rendah atau kematian anak yang belum bergigi.
  2. Upacara Dipasangbongi adalah upacara yang dilakukan untuk rakyat biasa (Tana' Karurung) dan hanya memerlukan waktu satu malam saja.
  3. Upacara Dibatang atau Digoya Tedong adalah upacara yang dilakukan untuk kalangan bangsawan menengah (Tana' Nassi). Upacara ini harus menyembelih 8 ekor kerbau dan 50 ekor babi.
  4. Upacara Rampasan adalah upacara untuk bangsawan tinggi (Tana' Bulaan) dengan menyembelih kerbau sebanyak 24 sampai 100 ekor.

Prosesi pemakaman atau Rante dilakukan di lapangan yang terletak di tengah kompleks rumah adat Tongkonan, yang memiliki ciri khas atap melengkung seperti perahu terbalik atau tanduk kerbau.

Proses Rante terdiri dari:

  • Ma'tudan Mebalun, yaitu proses di mana jenazah dibungkus menggunakan kain kafan (Dibalun) yang dilakukan oleh petugas yang disebut To Mebalun atau To Ma'kaya.
  • Ma'Rato, yaitu proses pembubuhan atau menghias peti jenazah dengan menggunakan benang emas dan benang perak.
  • Ma'Papengkalo Alang, yaitu proses penurunan jenazah ke dalam lumbung untuk disemayangkan.
  • Ma'Palao atau Ma'Pasonglo, yaitu proses pengantaran jenazah dari area rumah Tongkanan ke kompleks pemakaman yang disebut Lakkian.

Masyarakat Toraja mempunyai prinsip yang meyakini bahwa semakin tinggi jenazah diletakkan, maka semakin cepat rohnya menuju nirwana.

(Tribunnews.com/Rizki A./Reynas Abdila) (Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved