Gelar Pahlawan Soeharto
Penyintas Tragedi Tanjung Priok Tolak Soeharto Diberi Gelar Pahlawan, Ini Alasannya
Penyintas tragedi Tanjung Priok 1984, Aminatun Najariyah menolak wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden Soeharto.
Ringkasan Berita:
- Aminatun Najariyah, penyintas Tragedi Tanjung Priok 1984, menolak wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto.
- Ia menceritakan pengalaman traumatis saat ditangkap, disiksa, dan diperlakukan tidak manusiawi oleh aparat militer.
- Menurut Aminatun, pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto akan melukai hati keluarga korban dan mengabaikan penderitaan mereka
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyintas tragedi Tanjung Priok 1984, Aminatun Najariyah menolak wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden kedua RI, Soeharto.
Dia menyebut, penolakan tersebut datang bukan karena sekadar luka di masa lalu.
Melainkan, kata dia, persoalan ketidakadilan yang masih dirasakan.
"Saya tidak rela kalau Soeharto itu dijadikan pahlawan, karena saya sendiri sampai sekarang tidak mendapatkan pengadilan yang hak untuk diri saya," ucap Aminatun saat diskusi bertajuk ‘Soeharto Bukan Pahlawan’ di Jakarta, Rabu, (5/11/2025).
Sebagai informasi, Aminatun adalah saksi hidup sekaligus korban kekerasan aparat militer dalam peristiwa berdarah di Tanjung Priok pada tahun 1984.
Saat itu, dirinya ditangkap hanya karena membela kakaknya yang ditahan tanpa adanya surat perintah.
"Kemudian dijebloskan di kantor polisi, diinterogasi sampai pagi. Saya melihat penyiksaan kepada kakak saya dan teman-teman yang ada," katanya.
Aminatun pun menceritakan perlakuan yang dialaminya jauh dari kata manusiawi. Di mana para aparat memberikan makanan dengan cara dilempar dan ditempatkan di ruang sel yang tidak layak.
Setelahnya, dirinya dibawa ke Komando Distrik Militer (Kodim) di mana saat itu dirinya sempat diminta membuka seluruh pakaiannya.
"Saya melawan, melindungi diri. Tadinya mau ditelanjangi di hadapan teman laki-laki semuanya," tambahnya.
Aminatun, yang saat peristiwa itu berusia 27 tahun menceritakan bagaimana banyak korban Tragedi Tanjung Priok lain disiksa dan dibunuh tanpa proses hukum.
"Di Priok itu (korban) dilindas pakai tank, bekasnya remuk sekali dan sudah jadi serpihan-serpihan," katanya.
Dia pun menilai bahwa memberi gelar pahlawan kepada Soeharto sama saja dengan menutup mata atas penderitaan keluarga korban Tanjung Priok.
Sebab, pengakuan terhadap Soeharto sebagai pahlawan akan melukai hati para korban yang belum mendapatkan keadilan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.