Gelar Pahlawan Nasional
Gaung Dukungan untuk Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Jelang Hari Pahlawan
Di tengah penolakan atas usulan Soeharto mendapat gelar Pahlawan, dukungan mencuat dari tokoh agama hingga akedemisi
Menurutnya, seluruh mantan presiden yang telah wafat patut dipertimbangkan sebagai pahlawan karena telah berjuang demi negara.
“Tidak ada pemimpin yang sempurna. Kita tidak boleh terus-menerus mengungkit kekurangan masa lalu. Yang utama adalah melihat perjuangan dan pengorbanan mereka dalam memimpin bangsa,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad, menyebut Soeharto sebagai figur berpengaruh dalam sejarah Indonesia.
Ia menilai peran Soeharto dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan nasional sangat signifikan.
“Soeharto terlibat dalam perang gerilya dan berperan dalam Serangan Umum 1 Maret 1949, yang menjadi titik penting dalam pengakuan kedaulatan Indonesia oleh dunia internasional,” jelas Dadang.
Golkar dan Pemerintah
Dukungan terhadap pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto datang dari Fadli Zon, Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK), serta dari Partai Golkar, partai yang secara historis dibentuk dan dibesarkan oleh Soeharto.
Fadli menyebut Soeharto telah memenuhi syarat dan masuk daftar prioritas tahun ini.
Ia menekankan peran Soeharto dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai tonggak pengakuan eksistensi Indonesia oleh dunia.
Menanggapi kontroversi pelanggaran HAM, Fadli menyatakan bahwa penilaian gelar dilakukan berdasarkan fakta sejarah dan jasa, bukan opini politik.
“Enggak pernah ada buktinya. Pelaku genosida apa? Enggak ada,” ujar Fadli di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/11/2025), usai menyerahkan hasil seleksi nama calon pahlawan kepada Presiden Prabowo Subianto, yang juga merupakan mantan menantu Soeharto.
Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia menyampaikan dukungan serupa dalam pertemuan resmi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/11/2025).
Ia menyatakan bahwa Soeharto layak diberi gelar atas jasanya dalam pembangunan dan stabilitas nasional.
“Kami sudah mengajukan Pak Harto lewat mekanisme rapat DPP Golkar. Apa yang dilakukan selama 32 tahun itu luar biasa,” kata Bahlil.
Golkar menilai Soeharto bukan hanya tokoh yang dekat dengan partai, tetapi juga arsitek politik Golkar secara struktural, ideologis, dan historis.
Golkar juga menyebut bahwa semua mantan presiden, termasuk Gus Dur dan BJ Habibie, layak dipertimbangkan sebagai pahlawan sebagai bentuk penghargaan terhadap jasa para tokoh bangsa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.