Sabtu, 8 November 2025

Gelar Pahlawan Nasional

Ray Rangkuti Menilai Soeharto Tidak Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional

Ray Rangkuti menilai Soeharto tidak layak diberikan gelar sebagai pahlawan nasional karena saat menjabat terjadi KKN.

HO/
TOLAK GELAR PAHLAWAN - Sejumlah aktivis dari berbagai pergerakan mahasiswa tahun 1998 menggelar diskusi mengenang peristiwa Reformasi dengan tema "Refleksi 27 Tahun Reformasi: Soeharto Pahlawan atau Penjahat HAM?" di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (24/5/2025). Dalam diskusi tersebut para aktivis dan tamu undangan yang hadir sepakat menolak wacana pemberian gelar pahlawan terhadap Soeharto yang dianggap bertentangan dengan amanat reformasi yang jauh dari nilai-nilai dari yang diperjuangkan saat lahirnya reformasi di tahun 1998. Hadir dalam diskusi tersebut sejumlah tokoh Reformasi 98 diantaranya Ray Rangkuti, Mustar Bona Ventura, Ubedillah Badrun, Bela Ulung Hapsara, Anis Hidayah, Jimmy Fajar, dan Hengki Kurniawan. Ray Rangkuti menilai Soeharto tidak layak diberikan gelar sebagai pahlawan nasional karena saat menjabat terjadi KKN. TRIBUNNEWS/HO 

Ringkasan Berita:
  • Ray Rangkuti menilai Presiden ke-2 RI Soeharto tidak layak diberikan gelar sebagai pahlawan nasional
  • Alasannya selama Soeharto menjabat sebagai Presiden, telah terjadi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) berdasarkan keputusan TAP MPR. 
  • Ray Rangkuti juga merasa saat Soeharto menjabat presiden, terjadi otoritarianisme selama puluhan tahun dan tidak adanya sistem demokrasi.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti menilai Presiden ke-2 RI Soeharto tidak layak diberikan gelar sebagai pahlawan nasional.

Hal itu dikarenakan selama menjabat sebagai Presiden, telah terjadi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) berdasarkan keputusan TAP MPR. 

Sementara itu wacana pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto turut ditanggapi partai politik. Elite PDIP menolak wacana tersebut.

Sedangkan politisi PSI menilai PDIP yang belum berdamai dengan sejarah.  

"Apa ya yang dimaksud berdamai dengan sejarah itu? Apakah maksudnya menjadikan seorang yang pernah disebut di dalam TAP MPR sebagai orang yang harus diselidiki dugaan KKN-nya selama menjabat sebagai pahlawan? Menjadikan seseorang yang di eranya sedang berkuasa, begitu banyak terjadi pelanggaran HAM sebagai pahlawan," kata Ray Rangkuti, Rabu (5/11/2025).

Baca juga: Romo Magnis Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Soroti Genosida 1965 dan Korupsi

Aktivis 98 itu mengungkapkan saat Soeharto menjabat presiden, terjadi otoritarianisme selama puluhan tahun, dan tidak adanya sistem demokrasi. 

"Di masanya, demokrasi diberangus. Apakah hal ini yang disebut berdamai dengan sejarah. Jika begitu adanya, tentulah akan banyak orang yang tidak ingin berdamai dengan sejarah," sambungnya. 

Lebih lanjut dikatakan dia, berdamai dengan sejarah tidak serta merta memaafkan pejabat yang disebut melakukan pelanggaran HAM, dan juga menyuburkan praktek KKN selama Soeharto menjabat Presiden RI ke-2. 

"Pertanyaannya, apakah berdamai dengan sejarah itu harus memaafkan berbagai mantan pejabat yang disebut melakukan pelanggaran HAM, menyuburkan praktek KKN dan menghancurkan demokrasi bahkan, akan mengangkatnya menjadi pahlawan?" tuturnya. 

Meski demikian, kata dia, jika Presiden Soeharto nantinya diberikan gelar pahlawan nasional, maka pemerintah menilai bahwa kepemimpinan Soeharto dapat menjadi contoh yang baik dan menjadi tauladan. Bagi kehidupan pejabat dan elite. 

"Jika iya begitu, biarlah mereka melakukannya. Karena mungkin, mereka ingin menjadikan seseorang yang seperti disebut di atas sebagai tauladan bagi kehidupan mereka," ujarnya. 

Padahal, lanjut Ray, Presiden Soeharto tidak layak menjadi pahlawan nasional karena berbagai permasalahan dan kasus pelanggaran HAM yang terjadi saat memimpin negara ini. 

"Seseorang yang pernah disebut menyuburkan KKN, di eranya terjadi pelanggaran HAM yang masif dan demokrasi yang diberangus. Mungkin, bagi mereka, pejabat yang seperti inilah yang layak untuk diteladani," tandasnya Ray. 

Baca juga: Bahlil Sebut Prabowo Pertimbangkan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Diketahui Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Ribka Tjiptaning, menolak keras usulan pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Presiden ke-2 Soeharto. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved