Sabtu, 8 November 2025

Gelar Pahlawan Nasional

Gaung Dukungan untuk Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Jelang Hari Pahlawan

Di tengah penolakan atas usulan Soeharto mendapat gelar Pahlawan, dukungan mencuat dari tokoh agama hingga akedemisi

DOK. ANRI
SUARA DUKUNG SOEAHRTO - Presiden Soeharto didampingi Gubernur Maluku, Hasan Slamet, akan menandatangani prasasti peresmian pabrik Plywood di Ambon (1985). Di tengah penolakan atas usulan Soeharto mendapat gelar Pahlawan, dukungan mencuat dari tokoh agama hingga akedemisi 

Ringkasan Berita:
  • Mencuat dukungan di tengah pro dan kontra usulan Soeharto mendapat gelar pahlawan jelang Hari Pahlawan
  • Kali ini, dukungan datang dari tokoh-tokoh agama hingga akademisi
  • Selain MUI, Muhammadiyah hingga NU serta akademisi dari Universitas Udayana melayangkan dukungan

 

TRIBUNNEWS.COM - Jelang momentum peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 nanti, sejumlah tokoh dari kalangan agama, akademisi, dan politik menyuarakan dukungan agar Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Mereka menilai kontribusi dan pengabdian Soeharto terhadap bangsa layak mendapat pengakuan negara.

Hal ini mencuat di tengah pro dan kontra usulan Soeharto mendapat gelar Pahlawan.

Dari sisi pemerintahan, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyoroti isu pelanggaran HAM tahun 1965–1966 yang kerap dikaitkan dengan Soeharto.

Ia menegaskan bahwa tidak ada bukti hukum maupun sejarah yang sahih yang menunjukkan keterlibatan langsung Soeharto dalam peristiwa tersebut.

“Selama ini tuduhan terhadap beliau tidak pernah terbukti secara hukum. Kita harus objektif dalam menilai sejarah,” tegas Fadli belum lama ini.

Sementara, dukungan datang dari Ketua DPP Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago.

Dirinya menilai stabilitas politik dan ketahanan pangan di era Orde Baru sebagai pencapaian penting.

“Di masa kepemimpinan Soeharto, Indonesia mengalami masa stabil dan bahkan mencapai swasembada pangan. Itu adalah pencapaian yang tidak bisa diabaikan,” katanya.

Dari kalangan akademisi muda, Ni Made Adi Novayanti, dosen Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Universitas Dwijendra, mengajak masyarakat untuk melihat pencapaian Soeharto secara objektif.

“Terlepas dari kontroversi, selama 32 tahun memimpin, Soeharto telah mencatat banyak prestasi yang berdampak besar bagi pembangunan nasional,” ujarnya.

Baca juga: 7 Pihak Tolak Usulan Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional, Lengkap Alasan

Sementara itu, I Gede Nandya Oktora dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana menekankan pentingnya menjaga ingatan kolektif bangsa.

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pemimpinnya. Soeharto dikenal sebagai tokoh pembangunan yang telah meletakkan fondasi penting bagi kemajuan Indonesia,” tuturnya.

Dikutip dari Kompas.com, Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Asrorun Niam Sholeh, menekankan pentingnya kedewasaan dalam menilai sejarah kepemimpinan nasional.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved