Sabtu, 8 November 2025

Ledakan di Jakarta Utara

Ada Nama Pelaku Penembakan Masjid Kanada dan Selandia Baru di Senjata SS2 Kelapa Gading

Selain ledakan ditemukan pula senjata api jenis SS2-V4 dan pistol jenis revolver. Ada tulisan 'Welcome To Hell' di senjata api jenis SS2-V4 tersebut..

Editor: willy Widianto
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
LEDAKAN DI MASJID - Suasana pascaledakan di masjid SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025). Sejumlah orang mengalami luka-luka. 
Ringkasan Berita:
  • Sebanyak 54 orang mengalami luka-luka akibat ledakan di SMAN 72 Jakarta.
  • Ada tulisan 'Welcome To Hell' di senjata api jenis SS2-V4 tersebut.
  • Selain tulisan 'Welcome To Hell' ada pula tulisan nama-nama seperti Alexandre Bissonnette.
  • Brenton Tarrant dihukum oleh hakim pengadilan di Selandia Baru

 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 54 orang mengalami luka-luka akibat ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading. Selain ledakan ditemukan pula senjata api jenis SS2-V4 dan pistol jenis revolver. Ada tulisan 'Welcome To Hell' di senjata api jenis SS2-V4 tersebut.

Baca juga: Ledakan di SMAN 72 Jakarta: 54 Korban, Densus 88 Bergerak

Selain tulisan 'Welcome To Hell' ada pula tulisan nama-nama seperti Alexandre Bissonnette. Alexandre Bissonnette pada Januari 2017 diketahui menyerbu Pusat Kebudayaan Islam Quebec dan menembaki orang-orang yang sedang salat. Serangan itu mengguncang negara dan menimbulkan pertanyaan tentang Islamofobia di Quebec, Kanada serta di wilayah lain di negara itu.

Publik mengenal Alexandre Bissonnette sebagai seorang mahasiswa dan provokator di internet. Oleh kalangan aktivis Kanada, pemuda berusia 27 tahun itu disebut sering membubuhkan komentar buat mendukung kelompok ekstremis kanan dan nasionalistik. Terinspirasi oleh tokoh nasionalis Perancis, Marine Le Pen, ia juga kerap melayangkan komentar nyinyir terhadap pengungsi.

Selain nama Alexandre Bissonnette, tertulis di senapan nama Brenton Tarrant. Brenton Tarrant dihukum oleh hakim pengadilan di Selandia Baru. Brenton adalah warga Australia yang menembak mati 51 jemaah Muslim di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada tahun 2019.

Brenton Tarrant dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa mungkin dibebaskan di tahun 2020. Pada tanggal 15 Maret 2019, Tarrant menyerang jemaah yang sedang melakukan salat Jumat di Masjid Al Noor di Christchurch, sebelum kemudian melanjutkan serangan ke rumah doa Linwood.

Semua korbannya adalah Muslim termasuk para lansia, anak-anak dan perempuan. Pembantaian tersebut merupakan peristiwa penembakan dengan korban tewas paling banyak dalam sejarah Selandia Baru.

Selain itu ada tulisan Agartha di senjata api tersebut. Agartha mengacu kepada istilah di Teori Konspirasi Hollow Earth alias bumi berongga. Agartha mengacu kepada sebuah nama kota yang dianggap memiliki peradaban maju, teknologi maju dan mengasingkan diri dari dunia permukaan.

Pihak kepolisian sektor setempat bersama Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) langsung datang ke lokasi untuk melakukan penyisiran dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Area sekolah kini disterilkan dan dipasang garis pembatas.

Baca juga: Pengakuan Saksi Ledakan di SMAN 72 Jakarta: Suara Ledakan Disertai Bau Bahan Kimia

Dari pemeriksaan awal, petugas menemukan benda-benda yang diduga terkait material peledak serta beberapa perlengkapan lain yang masih dalam penyelidikan. Namun, polisi menegaskan bahwa identifikasi jenis dan sumber ledakan masih dalam tahap pendalaman.

Lokasi ledakan tepatnya berada di masjid dekat halaman sekolah di Jalan Prihatin, RT 008/RW 002, Kelapa Gading. Akibat kejadian tersebut, sejumlah orang mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit. 

Pantauan Tribunnews pukul 14.15 WIB, terlihat sejumlah petugas masih melakukan investigasi kejadian di sekolah. Pihak kepolisian pun memasang garis pembatas di lokasi ledakan.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved