Minggu, 9 November 2025

Profil dan Sosok

Rekam Jejak Badrodin Haiti, Idham Azis, dan Tito, 3 Eks Kapolri Jadi Anggota Komite Reformasi Polri

Inilah rekam jejak Badorin Haiti, Idham Azis, dan Tito Karnavian, 3 mantan Kapolri yang menjadi anggota Komite Reformasi Polri.

TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMDHA/TRIBUN/IQBAL FIRDAUS/Tribunnews.com/Banjir Ambarita
3 MANTAN KAPOLRI - Tiga mantan Kapolri, Jenderal Pol (Purn) Badrodin Haiti (kiri), Jenderal Pol (Purn) Idham Azis (tengah), dan Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian (kanan), resmi dilantik menjadi anggota Komite Reformasi Polri yang dibentuk Presiden Prabowo Subianto, Jumat (7/11/2025). Inilah rekam jejak ketiga eks Kapolri tersebut. 

Setelah purnatugas dari Polri, Tito diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo untuk mengemban jabatan sebagai Mendagri sejak tahun 2019 hingga sekarang juga dipercaya Prabowo Subianto sebagai Mendagri.

Rekam jejak Jenderal Tito selama bertugas sebagai anggota polisi pun tak main-main.

Ia tercatat pernah menangani berbagai kasus penting di Indonesia, di antaranya Bom Kedubes Filipina (2000), Bom malam Natal (2000), Bom Bursa Efek Jakarta (2001), Bom Plaza Atrium Senen (2001), Bom Makassar (2002), Bom JW Marriott (2003), Bom Kedubes Australia (2004), Bom Bali II (2005), Mutilasi 3 siswi di Poso (2006), Bom Pasar Tentena (2005), Bom Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott (2009), Bom bunuh diri Polres Cirebon (2011), Bom Sarinah Thamrin (2016), dan Operasi Tinombala (2016–2019).

Tito juga pernah berhasil mendapat pengahargaan memimpin operasi antiteror di daerah konflik Poso Sulawesi Tengah (2007).

Dalam kariernya di Polri, ia juga sukses menjadi anggota polisi yang berprestasi karena beberapa kali mendapat kenaikan pangkat luar biasa.

Berikut riwayat kepangkatan Tito Karnavian; Inspektur Polisi Dua (1987), Inspektur Polisi Satu (1990), Ajun Komisaris Polisi (1993), Komisaris Polisi (1997), Ajun Komisaris Besar Polisi (2001), Komisaris Besar Polisi (2005), Brigadir Jenderal Polisi (2009), Inspektur Jenderal Polisi (2011), Komisaris Jenderal Polisi (2016), dan Jenderal Polisi (2016).

Jenderal Tito Karnavian lahir di Palembang, Sumatra Selatan, pada tanggal 26 Oktober 1964.

Ia memiliki istri yang bernama Tri Suswati dan menganut agama Islam.

Tito dan Tri Suswati dikaruniai 3 orang anak yang bernama Muhammad Garda Ramadhito, Laviyah Augusta, dan Muhammad Taufan.

Ayahanda Tito Karnavian yakni bernama Achmad Saleh, sedangkan ibundanya bernama Kordiah.

Tito Karnavian memiliki dua saudara kandung yang bernama Prof. Dr. Diah Natalisa dan Dr. dr. Iwan Dakota.

M. Tito Karnavian adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1987.

Di angkatannya itu, Tito berhasil meraih penghargaan sipil Adhi Makayasa alias lulusan terbaik Akpol.

Di Akpol, Tito Karnavian satu angkatan dengan eks Irwasum Polri Komjen Pol. (Purn.) Drs. Agung Budi Maryoto, M.Si.

Sederet pendidikan yang pernah ditempuh Tito antara lain yakni SD Xaverius 4 di Palembang (1976), SMP Xaverius 2 di Palembang (1980), SMA Negeri 2 Palembang (1983), Akademi Kepolisian (1987), Master of Arts (M.A.) in Police Studies, University of Exeter, UK (1993), Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (1996), Royal New Zealand Air Force Command & Staff College, Auckland, New Zealand (Sesko) (1998) , Bachelor of Arts (B.A.) in Strategic Studies, Massey University, New Zealand (1998), Sespim Pol, Lembang (2000), Lemhannas RI PPSA XVII (2011), dan Ph.D in Strategic Studies with interest on Terrorism and Islamist Radicalization at S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapore (magna cum laude) (2013).

Nama lengkap berikut dengan gelarnya yakni Jenderal Pol. Purn. Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, B.A., M.A., Ph.D.

Karier Tito Karnavian telah malang melintang di dalam kepolisian tanah air.

Berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara sudah pernah diembannya.

Tito tercatat pernah menjabat sebagai Pamapta Polres Metro Jakarta Pusat (1987), Kanit Jatanras Reserse Polres Metro Jakarta Pusat (1987–1991), Wakapolsek Metro Senen (1991–1992), Wakapolsek Metro Sawah Besar, Sespri Kapolda Metro Jaya (1996), Kapolsek Metro Cempaka Putih (1996–1997), Sespri Kapolri (1997–1999), dan Kasat Serse Ekonomi Reserse Polda Metro Jaya (1999–2000).

Selain itu, ia juga pernah menduduki posisi sebagai Kasat Serse Umum Reserse Polda Metro Jaya (2000–2002), Kasat Serse Tipiter Reserse Polda Sulsel (2002), Koorsespri Kapolda Metro Jaya (2002–2003), Kasat Serse Keamanan Negara Reserse Polda Metro Jaya (2003–2005), Kaden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya (2004–2005), dan Kapolres Serang Polda Banten (2005).

Tak sampai di situ, jenderal asal Palembang ini juga sempat menjabat sebagai Kasubden Bantuan Densus 88/AT Bareskrim Polri (2005), Kasubden Penindak Densus 88/AT Bareskrim Polri (2006), Kasubden Intelijen Densus 88/AT Bareskrim Polri (2006–2009), dan Kadensus 88/AT Bareskrim Polri (2009–2010).

Karier Tito makin cemerlang setelah ia didapuk sebagai Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun 2011.

Pada tahun 2012, ia diangkat menjadi Kapolda Papua.

Setelah itu, Tito dimutasi sebagai Asrena Polri pada tahun 2014.

Satu tahun kemudian, Tito Karnavian dipercaya untuk mengisi kursi jabatan sebagai Kapolda Metro Jaya.

Lalu, ia didapuk menjadi Kepala BNPT pada tahun 2016.

Barulah setelah itu Tito Karnavian diangkat menjadi Kapolri.

Kala itu, ia menggantikan posisi Jenderal Pol (Purn.) Badrodin Haiti.

Pada 2019, Tito Karnavian diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Jokowi.

Di waktu yang sama, Tito diangkat menjadi Mendagri dalam Kabinet Indonesia Maju di kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin.

(Tribunnews.com/Rakli)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved