Berita Viral
Viral Aksi Tak Pantas Gus Elham Ciumi Anak Perempuan, Psikolog Klinis Sebut Berbahaya, Ini Risikonya
Psikolog klinis Debby Julia menanggapi aksi tak pantas terhadap anak kecil yang dilakukan Muhammad Elham Yahya Luqman alias Gus Elham Yahya.
Ringkasan Berita:
- Tindakan Gus Elham Yahya yang sering mencium pipi hingga bibir anak perempuan di depan umum menjadi sorotan.
- Meski diklaim sebagai kedekatan dengan anak-anak, tindakannya menjurus ke arah pelecehan.
- Psikolog klinis Debby Julia pun menilai, aksi Gus Elham Yahya ini terbilang berbahaya jika dipandang dari perspektif psikologi.
TRIBUNNEWS.COM - Psikolog klinis Debby Julia menanggapi aksi tak pantas terhadap anak kecil yang dilakukan Muhammad Elham Yahya Luqman alias Gus Elham Yahya.
Gus Elham Yahya jadi sorotan setelah video dirinya berkali-kali mencium pipi hingga bibir anak perempuan di depan umum beredar viral di media sosial.
Bahkan, aksi tersebut dilakukan Gus Elham Yahya di panggung pengajian.
Sejumlah pihak pun mengecam pengurus MT Ibadallah tersebut, sebab meski diklaim sebagai kedekatan dengan anak-anak, tindakannya dinilai menjurus ke arah pelecehan.
Gus Elham sendiri dikenal sebagai pendakwah muda sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlas 2 yang berlokasi di Desa Kaliboto, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Ia saat ini berusia 24 tahun, belum menikah maupun memiliki anak, serta merupakan putra KH. Luqman Arifin Dhofir, pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlas 1.
Tindakan Berbahaya
Menurut Debby, tindakan Gus Elham terbilang berbahaya jika dipandang dari perspektif psikologi.
Apalagi, tindakan mencium anak dilakukannya tanpa izin atau consent, dan di ruang publik.
Ada dampak psikologis yang dialami anak jika mengalami hal tersebut.
Hal tersebut disampaikan Debby saat menjadi narasumber dalam program Zoom In yang diunggah di kanal YouTube Official iNews, Rabu (12/11/2025).
Baca juga: Tanggapan KPAI, Gus Elham Yahya Langgar Prinsip Perlindungan Anak, Siap Tempuh Jalur Hukum
"Dari perspektif psikologi sendiri, apakah ini adalah suatu tindakan yang berbahaya? Nah, ini sebenarnya adalah satu tindakan yang cukup berbahaya," kata Debby.
"Jadi mencium anak tanpa izin, terlebih ini di ruang publik gitu ya, bisa dilihat oleh semua orang, tetap dapat menimbulkan dampak psikologis pada anak, gitu."
Debby pun menjelaskan, dampak psikologis yang dialami anak bisa berupa perasaan tidak nyaman hingga kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri.
Sebab, anak belum bisa membedakan niat orang dewasa, apakah niat itu baik atau tidak.
Bahkan, tindakan Gus Elham Yahya bisa berisiko lebih berat, yakni menormalisasi pelanggaran batas pribadi atau personal boundary.
Personal boundary sendiri merupakan batasan yang diciptakan terkait bagaimana orang lain boleh memperlakukan kita, untuk memberikan kenyamanan pada diri sendiri.
Batasan tersebut bisa berupa batasan fisik, seksual, hingga emosional.
"Jadi, karena anak belum memahami konteks atau niat orang dewasa meskipun itu niat baik, tapi sebenarnya tubuh mereka ini memiliki memori emosional," terang Debby.
"Kalau misalnya disentuh tanpa persetujuan gitu, pastinya mereka akan merasa bingung, enggak nyaman atau bahkan kehilangan kendali atas tubuhnya sendiri."
"Jadi walaupun tidak ada niat jahat, hal ini akan tetap berisiko karena dapat menormalisasi pelanggaran batas pribadi sejak dini."
Debby melanjutkan, dampak jangka panjang dari tindakan tak pantas terhadap anak adalah rendahnya kesadaran atas hak tubuh.
Bahkan, anak bisa semakin berisiko menjadi pelaku maupun korban tindakan tak pantas di masa yang akan datang.
"Dampak panjangnya sendiri yang pasti, rendahnya kesadaran terhadap hak tubuh," jelas Debby.
"Nah, ini juga bisa akan meningkatkan risiko anak menjadi korban atau bahkan pelaku di masa depannya."
Selain itu, Debby menilai, tindakan tak pantas tersebut juga berisiko menyebabkan turunnya kepercayaan diri sang anak, karena kehilangan perasaan nyaman dan memiliki hak untuk merasa aman atau dihargai.
"Jadi, lebih luasnya lagi mungkin karena anak merasa tidak nyaman, merasa tidak dihargai, merasa tidak memiliki hak, merasa aman dan nyaman, tentunya bisa jadi percaya dirinya jadi turun," kata Debby.
"Terlebih dia tidak memiliki batasan untuk hal-hal yang memang sebenarnya menjadi satu hak atau menjadi batasan pribadi untuk dirinya."
Harus Utamakan Consent
Debby lantas menyebut, sentuhan yang melibatkan kasih sayang jelas berbeda daripada sentuhan yang berbahaya.
Menurutnya, sentuhan yang melibatkan kasih sayang harus melibatkan rasa aman dan persetujuan (consent) dari sang anak maupun orangtua.
"Pada dasarnya, sentuhan yang melibatkan kasih sayang tentunya melibatkan rasa aman dan persetujuan dari anak. Nah, rasa aman itu kuncinya," papar Debby.
"Jadi, betul-betul dan paling kata kuncinya adalah persetujuan dari anak dan orang tua."
"Sentuhan kasih sayang seperti memeluk atau mencium sebaiknya hanya dilakukan ketika anak merasa nyaman dan tidak terpaksa."
Debby pun mengurai bagaimana seharusnya orangtua membekali anak pengetahuan mengenai batasan pribadinya, siapa saja yang boleh menyentuh, dan bagian fisik mana saja yang tidak boleh disentuh.
Ia melanjutkan, orangtua juga perlu menanyakan consent dari sang anak demi mempertimbangkan rasa aman dan nyamannya.
"Orangtua juga perlu membekali anak, siapa saja yang memang boleh [menyentuh], mana yang tidak boleh," tutur Debby.
"Dan paling tidak adalah ketika kita mau memberikan hal tersebut kepada anak gitu kan, kita juga perlu bertanya tentang persetujuan dari anak tersebut gitu."
"Bahwa kan sebenarnya tubuh mereka ini berhak untuk mereka lindungi. Jadi, untuk orang dewasa sekalipun kita perlu untuk bertanya dulu terkait dengan izin."
Gus Elham Minta Maaf
Seusai disorot dan menuai respons negatif dari warganet atas videonya mencium pipi hingga bibir anak kecil perempuan, Gus Elham Yahya meminta maaf secara terbuka.
Dalam video permintaan maafnya, Gus Elham Yahya mengakui bahwa perbuatannya mencium pipi hingga bibir anak kecil perempuan merupakan kesalahan.
Dirinya pun berkomitmen untuk memperbaiki dan menjadikan peristiwa tersebut sebagai pembelajaran.
Lantas berikut video permintaan maafnya, dikutip dari tayangan di unggahan instagram @kediriraya_info:
“Dengan penuh kerendahan hati saya Muhammad Ilham Yahya secara pribadi memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat atas beredarnya video yang menimbulkan kegaduhan.”
“Saya mengakui bahwa hal tersebut merupakan kekhilafan dan kesalahan saya pribadi, saya berkomitmen untuk memperbaiki dan menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga agar tidak mengulangi hal serupa di masa mendatang.”
“Dan saya juga bertekad untuk menyampaikan dakwah dengan cara yang lebih bijak sesuai dengan norma agama, etika dan budaya bangsa, serta menjunjung tinggi akhlak karimah,” ujarnya dalam permintaan maafnya.
Gus Elham Yahya menyebut bahwa video yang beredar di sosial media tersebut merupakan video lama, dan kini telah dihapus dari sosial media.
Dirinya juga mengklarifikasi bahwa anak-anak kecil perempuan di video tersebut berada di bawah pengawasan orang tuanya saat kejadian.
Di mana saat itu, menurut pengakuan Gus Elham Yahya orang tua anak-anak tersebut menjadi jamaah di pengajiannya.
“Perlu kami sampaikan bahwa video yang beredar merupakan video lama dan telah kami hapus dari seluruh media sosial resmi milik kami.”
“Dan perlu disampaikan juga bahwa anak-anak dalam video viral tersebut adalah mereka yang dalam pengawasan orang tuanya yang mengikuti pengajian saya, walaupun demikian saya tetap memohon maaf atas hal tersebut.”
“Demikian permohonan maaf dan klarifikasi ini saya sampaikan Semoga Allah ta'ala mengampuni kekhilafan kita semuanya dan senantiasa membimbing langkah kita di jalan kebaikan,” tutupnya.
(Tribunnews.com/Rizki A./Siti Nurjannah W./Pravitri Retno)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.