Senin, 17 November 2025

Prakiraan Cuaca

Dua Bibit Siklon Tropis Dekati Indonesia, Ini Peringatan Cuaca Ekstrem dari BMKG

BMKG deteksi adanya dua Bibit Siklon Tropis, yakni 97S dan 98S, yang saat ini aktif di dekat wilayah Indonesia.

Penulis: Lanny Latifah
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)
JAWA TENGAH HUJAN - Wilayah Jawa Tengah dilanda hujan, Sabtu (18/10/2025). BMKG deteksi adanya dua Bibit Siklon Tropis, yakni 97S dan 98S, yang saat ini aktif di dekat wilayah Indonesia. (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) 

Ringkasan Berita:
  • BMKG deteksi adanya dua Bibit Siklon Tropis, yakni 97S dan 98S, yang saat ini aktif di dekat wilayah Indonesia.
  • Bibit Siklon Tropis 97S berpotensi memberikan dampak secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem dan gelombang di perairan Indonesia.
  • Hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi di wilayah NTT.

TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya dua Bibit Siklon Tropis, yakni 97S dan 98S, yang saat ini aktif di dekat wilayah Indonesia.

Meskipun kedua bibit siklon tersebut memiliki potensi rendah untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 72 jam ke depan, dampaknya baik langsung maupun tidak langsung tetap berpotensi memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil monitoring Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta, pusat sistem Bibit Siklon 97S berada di sekitar 11.8° LS dan 120.8° BT, dengan kecepatan angin maksimum mencapai 25 knot (sekitar 46 km/jam) dan tekanan udara minimum di pusat sistem mencapai 1009 hPa.

"Namun demikian, bibit 97S berpotensi memberikan dampak secara tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem dan gelombang di perairan Indonesia," kata Guswanto, dilansir dari Siaran Pers BMKG, Minggu (16/11/2025).

Dampak Bibit Siklon Tropis

BMKG menyebutkan bahwa salah satu dampak yang berpotensi ditimbulkan adalah hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain itu, hujan intensitas sedang hingga lebat juga berpotensi terjadi di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Potensi angin kencang juga dapat terjadi di wilayah NTT dan NTB serta dan cukup berdampak pada gelombang setinggi 1,25–2,5 meter (kategori sedang) di Samudra Hindia Selatan Jawa hingga NTT, Perairan selatan Jawa hingga NTT, Selat Bali bagian selatan hingga Selat Sumba bagian Barat, dan Laut Sawu hingga Minggu, 16 November 2025.

Di sisi lain, Bibit Siklon Tropis 98S juga terpantau sejak 15 November 2025 pukul 01.00 WIB di Samudra Hindia barat daya Bengkulu.

Berdasarkan pemantauan terkini, pusat sistem 98S terletak di sekitar 8.2°LS dan 101.4°BT, memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 20 knot (37 km/jam) dan tekanan minimum 1007 hPa di sekitar pusatnya.

Sama halnya dengan 97S, Bibit Siklon Tropis 98S juga berpotensi memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem dan perairan di Indonesia.

Baca juga: Cilacap Dilanda Longsor, BMKG Ungkap Faktor Pemicu dan Langkah Antisipasi

Dampak tersebut meliputi hujan dengan intensitas sedang – lebat di wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jabar; angin kencang di wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jabar bagian selatan.

Selain itu, terdapat potensi gelombang setinggi 1,25–2,5 meter (kategori sedang) di Samudra Hindia barat Aceh hingga Bengkulu, Perairan barat Aceh hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, dan Samudra Hindia selatan Jabar.

Untuk beberapa wilayah, gelombang setinggi 2,5–4,0 meter (kategori tinggi) di Samudra Hindia barat Lampung dan Samudra Hindia selatan Jabar.

Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan meskipun kedua bibit siklon tropis tersebut saat ini masih berada pada kategori peluang rendah untuk mengalami peningkatan intensifikasi, masyarakat khususnya nelayan, operator transportasi laut, serta pihak yang berkaitan dengan penanggulangan bencana diimbau tetap waspada terhadap potensi peningkatan tinggi gelombang di perairan selatan Indonesia yang dapat dipengaruhi oleh keberadaan sistem ini.

"BMKG melalui TCWC Jakarta terus melakukan pemantauan intensif terhadap perkembangan kedua bibit siklon tersebut. Pemantauan ini dilakukan secara berkesinambungan untuk memastikan setiap perubahan signifikan dapat segera diinformasikan kepada publik dan instansi terkait guna mendukung tindakan mitigasi yang lebih cepat dan tepat," ujar Andri.

(Tribunnews.com/Latifah)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved