Program Kemendikdasmen Perlu Diperkuat Segi Komunikasi Kebijakan dan Guru Jadi Motor Utama
Mendikdasmen Abdul Mu’ti terus mendorong lima program unggulan yang menjadi perhatian khusus dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Ringkasan Berita:
- Lima program unggulan Kemendikdasmen mendapat penerimaan publik tinggi
- Survei IndoStrategi menemukan kesenjangan pemahaman antara Jawa dan luar Jawa.
- Survei Indikator Politik dan Celios menempatkan Mendikdasmen Abdul Mu’ti sebagai salah satu menteri berkinerja terbaik.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti terus mendorong lima program unggulan yang menjadi perhatian khusus dalam memajukan pendidikan di Indonesia.
Adapun, lima program itu diantaranya Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), Mata Pelajaran Pilihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI), serta Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Lima program unggulan ini tentu perlu mendapat dukungan untuk bisa merealisasikannya. Sebab, tantangan dunia pendidikan saat ini tidak mudah di tengah maraknya media sosial serta minimnya literasi peserta didik.
Lembaga independen termasuk IndoStrategi pun mendalami sial tingkat penerimaan dari berbagai program prioritas kementerian tersebut.
Penerimaan publik menunjukan terhadap program Kemendikdasmen berada pada level tinggi, terutama dari kelompok guru dan orangtua. Namun, tingkat pemahaman dan optimisme murid masih lebih rendah.
Pada program SPMB misalnya, awareness guru mencapai 95 persen, optimisme 90 persen, dan dukungan 88 persen. Sementara murid berada di angka 85 persen, 82 persen, dan 78 persen.
Direktur Riset IndoStrategi, Ali Noer Zaman, menyebut tingginya penerimaan itu menjadi sinyal bahwa publik menunggu terobosan di dunia pendidikan.
“Program prioritas Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah seperti menjawab harapan publik akan terobosan dalam pendidikan kita,” ujarnya di Jakarta, Senin (24/11/2025).
Sebagai informasi, survei dilakukan pada 15 Oktober hingga 15 November 2025, melibatkan 510 responden dari 34 provinsi yang mewakili 104 lembaga pendidikan jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK. Setiap sekolah diwakili guru, murid, dan orangtua.
Validasi data dilakukan melalui spot check dan Focus Group Discussion (FGD) bersama 13 ahli dan praktisi pendidikan.
Adapun tingkat penerimaan publik terhadap masing-masing program yakni; 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH): 90,1 persen, SPMB: 84,8 persen, Deep Learning: 78,6 persen, Koding dan AI: 72,7 persen, dan TKA: 63,2 persen.
Dari angka tersebut terlihat pola yang jelas, bahwa semakin teknis dan akademis sebuah program, semakin rendah tingkat penerimaan publik.
Program berbasis karakter seperti 7 KAIH dan SPMB menempati posisi tertinggi, sementara program yang menuntut kemampuan digital dan kognitif seperti Koding dan AI serta TKA cenderung lebih rendah.
Evaluasi IndoStrategi juga menemukan ketimpangan antara Jawa dan luar Jawa, dengan selisih hingga 20–30 poin.
Pada program Deep Learning, antusiasme guru di Jawa mencapai 54 persen, sedangkan di luar Jawa hanya 31 persen. Perbedaan tampak pula pada aspek pemahaman teknis dan partisipasi aktif.
Managing Director IndoStrategi, Visna Vulovik, menegaskan perlunya perbaikan strategi komunikasi.
“Publik menginginkan kebijakan yang jelas, mudah dipahami, dan merata. Pemerintah perlu memperkuat komunikasi kebijakan dan memastikan guru menjadi motor utama,” jelas Visna.
Sebelumnya, Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja menteri dan pejabat tinggi negara dalam satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran. Survei dilakukan pada 20–27 Oktober 2025 terhadap 1.200 responden secara nasional.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menyampaikan bahwa penilaian ini hanya dihitung dari responden yang mengetahui nama menteri tersebut.
“Kami hanya menilai kinerja dari mereka yang tahu atau pernah mendengar nama menteri. Jadi bukan keseluruhan populasi,” ujar Burhanuddin dalam konferensi pers, Sabtu (8/11/2025).
Dalam hasil survei tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjadi pejabat dengan tingkat kepuasan publik tertinggi, yakni 84,9 persen.
Di posisi berikutnya Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dengan tingkat kepuasan 84,5 persen, dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa 84,1 persen.
Posisi selanjutnya ditempati Menteri Agama Nasaruddin Umar dengan 83,4 persen, serta Menteri Sekretariat Negara Prasetyo Hadi 82,9 persen.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto juga tercatat memiliki tingkat kepuasan tinggi dari publik, yakni 82,2 persen. Sementara Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mendapat 81,1 persen.
Di sektor pendidikan, Menteri Pendidikan Tinggi Bima Riyadi memperoleh tingkat kepuasan 80,4 persen, sedangkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mendapat 79,2 persen.
Burhanuddin menjelaskan bahwa tingginya tingkat kepuasan ini dipengaruhi oleh persepsi publik terhadap kinerja langsung, bukan hanya tingkat popularitas.
“Ada menteri yang populer tapi belum tentu puas. Ada juga yang tidak terlalu populer tetapi dianggap bekerja nyata. Yang dinilai adalah persepsi kinerja,” pungkasnya.
Sebagai informasi, survei Indikator Politik dilakukan dalam periode survei: 20–27 Oktober 2025 dengan responden: 1.220 orang. Adapun metode survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan margin of error ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95%.
Sementara itu, hasil survei lembaga penelitian independen yang dilakukan Center of Academic and Law Studies (Celios) yang berfokus pada kajian ekonomi dan kebijakan publik di Indonesia menunjukan kinerja menteri terbaik selama satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menduduki posisi ketiga menteri dengan kinerja terbaik di kabinet Merah Putih.
Celios melakukan survei dengan responden yang berbeda pertama adalah seseorang terdiri dari banyak profesi profesional dan masyarakat umum.
Pada survei masyarakat umum, CELIOS memiliki jumlah narasumber 1.338 dan responden dan ditanyakan siapa menteri dengan kinerja terbaik dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama satu tahun pertama.
Berdasarkan penilaian para ahli, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono menempati posisi teratas dengan skor 50 yang menandakan kinerjanya dianggap paling baik.
Di posisi kedua ada Menteri Agama Nasaruddin Umar dengan skor 48, disusul Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti di posisi ketiga dengan skor 44.
Pada survei tersebut, responden ditanyakan tentang siapa menteri dengan kinerja terbaik di bidang sosial dan politik dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama satu tahun pertama.
Baca juga: Abdul Muti Sebut Putusan MK soal Sekolah Gratis Harus Dilaksanakan, tapi Ngobrol Dulu dengan Menkeu
Responden juga ditanyakan, siapa menteri dengan kinerja Terburuk di bidang sosial dan politik dalam Kabinet Prabowo-Gibran selama satu tahun pertama. Opsi jawaban meliputi seluruh nama Menteri dan Kepala Badan di bidang sosial dan politik Kabinet Prabowo-Gibran periode masa jabatan 2024-2029.
Sumber: Tribunnews.com
| Pelajaran Bahasa Inggris Wajib untuk SD Mulai 2027, Mendikdasmen: 50 Ribu Guru Dilatih Tahun Depan |
|
|---|
| Perkuat Kompetensi Global, Bahasa Inggris Akan Diwajibkan Mulai Tahun Ajaran 2027/2028 |
|
|---|
| Mendikdasmen: Pelajaran Bahasa Inggris Akan Diwajibkan Mulai Tahun Ajaran 2027/2028 |
|
|---|
| Viral Menu MBG di Depok Isi Irisan Kentang dan Pangsit Kosong, Begini Kata BGN |
|
|---|
| Korban Keracunan MBG Terus Bertambah, BGN Tolak Moratorium |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/ali-noer-za.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.