Mengapa Broker Mengincar Jangka Panjang? Simak Penjelasan Ahli dari Octa Broker
Octa menjelaskan mengapa transparansi, reputasi, dan praktik trading etis lebih menguntungkan bagi broker jangka panjang dibanding manipulasi harga.
Editor:
Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Di dunia trading, setiap peserta mengincar profit. Hal ini berlaku baik untuk broker maupun trader retail. Namun, ternyata hasil jangka panjang yang positif hanya mungkin terjadi jika hubungan antara broker dan klien saling menguntungkan.
Para pakar di Octa, broker global yang teregulasi dan dipercaya sejak 2011, menjelaskan mengapa bagi broker, mengincar keandalan dan kepercayaan klien lebih menguntungkan dalam jangka panjang daripada praktik bisnis yang meragukan yang mungkin memberikan keuntungan cepat.
Peran Reputasi bagi Broker
Bagi sebagian besar broker keuangan global, seluruh model bisnis bergantung pada partisipasi terus menerus dari klien. Semakin tinggi volume trading klien, semakin tinggi profit broker. Inilah sebabnya, di dunia trading, reputasi adalah segalanya.
Broker yang beroperasi menurut praktik terbaik dalam hal keadilan dan transparansi membangun tingkat kepercayaan yang tinggi sejak awal. Ini adalah keuntungan signifikan yang tidak dapat ditandingi oleh trik meragukan atau manipulasi chart, seperti distorsi harga atau slippage.
Sebaliknya, saat trader curiga bahwa chart harga sengaja diubah atau informasi disajikan dengan cara yang menyesatkan, mereka tidak akan berhubungan lama dengan broker semacam itu.
Selain itu, kecurigaan terhadap praktik yang tidak sehat sering menyebar dengan cepat di antara komunitas trading, merusak reputasi broker.
Sedangkan, broker yang menyediakan feed harga yang dapat diandalkan, ketentuan trading transparan, dan informasi jelas tentang mekanisme pasar membangun kredibilitas, yang kemudian bisa menjadi profit jangka panjang yang konsisten.
Broker bekerja sama dengan otoritas pengatur untuk menghindari berbagai manipulasi dan menetapkan praktik berkelanjutan dan etis dalam industri trading.
Dengan memenuhi persyaratan badan regulasi dan memperoleh lisensi terkait, broker menunjukkan bahwa proses mereka sekelas dengan standar, dan klien mereka dapat trading dengan aman.
Baca juga: Dari Octa Broker: memahami dan mengelola risiko yang bisa dikendalikan
Mengapa Manipulasi itu Tidak Menguntungkan?
Meskipun praktik meragukan seperti slippage dan manipulasi chart mungkin memberikan keuntungan sementara, ini adalah pendekatan yang pendek untuk setiap broker berpengalaman dan besar.
Mengubah chart harga atau menciptakan kesalahpahaman tentang kecepatan eksekusi dan spread dapat menghasilkan pendapatan jangka pendek dari klien yang rugi lebih cepat. Namun, praktik semacam itu menjamin perputaran klien yang tinggi, penyelidikan oleh otoritas, dan pada akhirnya keruntuhan kepercayaan.
Sebaliknya, transparansi menciptakan aliran aktivitas trading yang stabil. Klien yang tahu mereka beroperasi di lingkungan yang transparan dan teratur lebih cenderung berhasil dalam trading dan tetap bersama broker selama bertahun-tahun.
Hal ini menjadi pertimbangan utama bagi setiap broker, karena profit broker tidak diperoleh dari mengeksploitasi klien, tetapi dari mendukung perkembangan dan mendorong keterlibatan mereka terus menerus dengan platform.
Prosedur KYC dan AML
Untuk mencapai transparansi, broker tepercaya menggunakan proses know your client (KYC atau kenali klien Anda) dan anti-money laundering (AML atau anti pencucian uang).
Pada titik ini, kedua protokol ini telah menjadi standar emas industri keuangan—dan untuk alasan yang bagus. Ini bukan sekadar persyaratan yang diberlakukan dari luar, tetapi juga pilar utama keandalan.
Akademisi Sebut SWF Indonesia Kunci Mendorong Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi |
![]() |
---|
Akankah Realisasi Investasi 2025 Capai Target? Ini Kata Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi |
![]() |
---|
Investasi di Proyek LNG Abadi Blok Masela Capai Rp 342 Triliun, Serap Ribuan Tenaga Kerja |
![]() |
---|
SRAJ Investasi Rp1 Triliun Bangun RS Internasional di KEK Sekupang Batam |
![]() |
---|
Kemenperin: 1.690 Perusahaan Bangun Fasilitas Produksi Baru, Investasi Mencapai Rp 930 Triliun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.