Harga Jual Mobil Hybrid Bekas Lebih Stabil Ketimbang Mobil Listrik, Ini Alasannya
Mobil hybrid masih mengandalkan mesin bensin, sehingga tidak mengalami keterbatasan jarak tempuh dan ketersediaan infrastruktur SPKLU
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerhati otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu berpendapat, mobil hybrid bekas memiliki nilai jual kembali atau resale value yang lebih stabil ketimbang mobil listrik murni (EV).
Ini karena mobil hybrid masih mengandalkan mesin bensin, sehingga tidak mengalami keterbatasan jarak tempuh dan ketersediaan infrastruktur SPKLU (stasiun pengisian kendaraan listrik umum) di luar kota besar.
Di sisi lain Yannes juga menilai harga mobil listrik bekas cenderung mengalami penurunan signifikan karena depresiasi teknologi baterai yang cepat berubah.
Dia mengatakan, terjadi perbedaan tren yang signifikan antara mobil konvensional berbahan bakar bensin (ICE) dan mobil listrik atau hybrid (xEV) di pasar mobil bekas.
Permintaan mobil bekas dengan mesin konvensional, khususnya di segmen MPV dan LCGC, cenderung meningkat menjelang Lebaran seperti terjadi sekarang, karena kebutuhan mudik.
"Namun, kenaikan harga lebih moderat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena daya beli masyarakat masih terbatas dan persaingan dengan mobil listrik yang semakin terjangkau," ungkap Yanes.
Di sisi lain, permintaan mobil listrik (BEV) dan hybrid (HEV) terus meningkat, didorong oleh insentif pemerintah serta efisiensi operasional yang lebih tinggi dibandingkan mobil berbahan bakar bensin.
Tren Pencarian Mobil Bekas di Platorm Online Naik
Sementara itu, tren pencarian dan transaksi mobil bekas di platform online menjelang Lebaran 2025 ini dia perkirakan juga meningkat.
Menurut Yannes, tren ini didorong oleh beberapa faktor utama, seperti meningkatnya kebutuhan mudik yang membuat mobil bekas menjadi alternatif yang lebih terjangkau dibandingkan mobil baru.
"Kemudahan akses melalui platform digital memungkinkan konsumen untuk mencari, membandingkan, dan membeli kendaraan dengan lebih efisien," sebut Yannes.
Banyak platform online dan dealer juga menawarkan promo serta diskon khusus menjelang Lebaran untuk menarik pembeli. Selain itu, kebiasaan bertransaksi secara daring yang meningkat sejak pandemi turut memperkuat tren ini.
Meski demikian, peningkatan pencarian dan transaksi mobil bekas mungkin tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya karena daya beli yang masih tertekan serta persaingan dengan mobil listrik baru yang semakin terjangkau.
Baca juga: Lebaran Ini Beli Mobil Bekas Harus Lebih Waspada, Hindari yang Pernah Terendam Banjir
Di sisi lain, penurunan penjualan mobil konvensional sebesar 19,4 persen pada 2024 dan meningkatnya minat pada mobil hybrid dan listrik menunjukkan adanya pergeseran tren pasar yang dipengaruhi oleh efisiensi biaya operasional, meskipun infrastruktur SPKLU masih terbatas di luar Jabodetabek dan rest area tol di Pulau Jawa.
Harga Mobil Bekas di Lebaran 2024 Lebih Stabil, Bagaimana Sekarang?
Yannes berpendapat, tren harga mobil bekas tahun ini akan berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada 2024, harga mobil bekas relatif stabil dengan sedikit kenaikan karena daya beli masyarakat masih tertekan oleh inflasi dan dampak pelemahan ekonomi pasca-pandemi.
Yannes Martinus Pasaribu
mobil hybrid bekas
mobil listrik
infrastruktur SPKLU
nilai jual kembali
Resale Value
permintaan mobil listrik
Kemenperin Pastikan Tagih Produsen Mobil Listrik agar Produksi Lokal Mulai 1 Januari 2026 |
![]() |
---|
Permintaan Gaikindo ke Pemerintah: Jangan Korbankan Lapangan Kerja Jika Dorong Transisi ICE ke EV |
![]() |
---|
Kemenperin Ultimatum Produsen Mobil Listrik di 2026 Penuhi TKDN 40 Persen |
![]() |
---|
Update Insentif Motor Listrik, Masih Dibahas Antar-Kementerian |
![]() |
---|
Volume Impor Mobil Listrik Melonjak, Kredibilitas Insentif Pemerintah Dipertanyakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.