Kamis, 21 Agustus 2025

Kendaraan Listrik

Peringatan Hari Bumi, ENTREV Dorong Partisipasi Masyarakat dalam Adopsi Kendaraan Listrik

Momentum Hari Bumi menjadi momentum untuk menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.

Istimewa
TRANSISI ENERGI - Ilustrasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum. Pemerintah Indonesia melalui proyek Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV) terus mendorong kolaborasi lintas sektor untuk membangun ekosistem energi bersih. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu percepatan transisi energi dan penggunaan kendaraan listrik kembali mencuat sebagai solusi konkret dalam menekan emisi karbon nasional di peringatan Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2025.

Pemerintah Indonesia melalui berbagai inisiatif strategis, termasuk proyek Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV), terus mendorong kolaborasi lintas sektor untuk membangun ekosistem energi bersih.
 
National Project Manager ENTREV, Boyke Lakaseru, menyampaikan, momentum Hari Bumi menjadi momentum untuk menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil.
 
“Transisi energi bukan hal yang jauh. Ia bisa kita mulai dari hal sederhana: mengganti kendaraan berbahan bakar fosil dengan kendaraan listrik. Itulah bentuk kontribusi kita kepada bumi,” ujar Boyke dikutip Selasa, 22 April 2025.

Baca juga: Industri Jasa Kiriman On-Demand Mulai Adopsi Kendaraan Listrik untuk Antaran Barang

Boyke menambahkan, melalui proyek ENTREV yang merupakan kerja sama antara Kementerian ESDM dan UNDP, pemerintah tengah memperkuat ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir, mulai dari infrastruktur pengisian daya, pelatihan teknis, hingga kampanye kesadaran publik.
 
“Setiap langkah kecil—termasuk memilih kendaraan listrik, mengurangi pemakaian BBM, atau berpindah ke transportasi publik—berarti besar bagi bumi,” kata Boyke.
 
Dalam kerangka transisi energi, Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon sebesar 31,89 persen secara mandiri dan hingga 43,2 persen dengan dukungan internasional pada 2030. 

Penggunaan kendaraan listrik disebut sebagai salah satu strategi utama untuk mencapainya, seiring sektor transportasi menyumbang lebih dari 20 persen emisi gas rumah kaca nasional.


 
“Kendaraan listrik itu bukan gaya hidup elit. Ini adalah bagian dari gerakan penyelamatan lingkungan. Dalam proyek ENTREV, kami juga menyasar UMKM, perempuan, dan anak muda untuk jadi bagian dari perubahan,” jelas Boyke.
 
ENTREV menargetkan partisipasi lebih dari 300 ribu masyarakat hingga 2027, dengan pendekatan inklusif berbasis gender dan komunitas. Menurut Boyke, keterlibatan aktif dari akar rumput akan mempercepat adopsi kendaraan listrik di wilayah perkotaan maupun semi-perkotaan.
 
Peringatan Hari Bumi tahun ini mengusung tema Planet vs Plastics, namun Boyke menegaskan bahwa semua isu lingkungan saling terkait. “Krisis iklim, polusi udara, deforestasi, dan sampah plastik adalah satu ekosistem krisis. Dan solusinya harus terintegrasi,” tegasnya.
 
Ia berharap Hari Bumi bisa menjadi pemantik kesadaran kolektif bahwa pilihan energi bersih bukan lagi sekadar alternatif, tetapi keniscayaan masa depan.
 
“Kalau bukan kita yang jaga bumi hari ini, siapa lagi? Dan kalau bukan dimulai sekarang, kapan lagi?” tutup Boyke. (tribunnews/fin)

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan