Pertumbuhan Kendaraan Listrik Perlu Diimbangi Pemerataan SPKLU
Jumlah SPKLU di Indonesia terus meningkat, namun rasio ketersediaannya terhadap jumlah kendaraan listrik masih perlu diperkuat.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia terus meningkat, namun rasio ketersediaannya terhadap jumlah kendaraan listrik masih perlu diperkuat.
National Project Manager Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV), Nasrullah Salim berpendapat, SPKLU merupakan infrastruktur vital untuk mendukung kenyamanan dan kemudahan pengguna Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
“Tahun lalu jumlah SPKLU sekitar 3.000 unit, dan alhamdulillah tahun ini sudah menembus 4.000 unit. Namun, seiring pertumbuhan pesat jumlah pengguna kendaraan listrik, kebutuhan SPKLU juga meningkat signifikan,” ujar Eriell, Rabu (12/8/2025).
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per Juli 2025 menunjukkan jumlah SPKLU telah mencapai 4.186 unit yang tersebar di 2.789 titik strategis.
Sebaran terbanyak berada di DKI Jakarta sebanyak 1.192 unit, disusul Jawa Barat: 745 unit lalu Jawa Tengah 335 unit, Jawa Timur: 382 unit, Banten: 407 unit, Sumatera 448 unit, Kalimantan: 213 unit, Sulawesi 151 unit, Bali 187 unit, Nusa Tenggara: 76 unit dan Maluku 24 unit serta Papua 26 unit.
Sebagian besar SPKLU ditempatkan di pusat perbelanjaan, hotel, hingga rest area jalan tol.
Keberadaannya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengisian daya kendaraan listrik yang, menurut data Korlantas Polri, kini telah mencapai 183.922 unit roda dua dan 83.171 unit roda empat.
Dia menegaskan, peningkatan jumlah SPKLU harus sejalan dengan pemerataan dan penambahan di wilayah-wilayah yang masih minim fasilitas.
Ia optimistis target 5.810 unit SPKLU pada akhir 2025 yang tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM No. 24 Tahun 2025 dapat tercapai.
“Kami mendukung Kementerian ESDM untuk mempercepat penambahan SPKLU secara agresif. ENTREV juga menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk swasta, agar pemerataan SPKLU di Indonesia bisa lebih cepat terwujud,” pungkasnya.
ENTREV merupakan program kolaborasi antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan United Nations Development Programme (UNDP).
Tujuan utamanya adalah mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca melalui persiapan dan percepatan transisi ke kendaraan listrik di Indonesia Direktorat Jenderal KetenagalistrikanUNDP.
Baca juga: Pertama di Indonesia, PLN Resmikan SPKLU Center di Rest Area 38B Tol Jagorawi, Siap Layani Pemudik
Program ENTREV mencakup beberapa komponen utama yakni merumuskan kerangka institusional dan strategi untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) di Indonesia, menjalankan percontohan pengembangan pasar BE.
Lalu, termasuk pula pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik (SPKLU) untuk roda empat dan stasiun penukaran baterai (SPBKLU) untuk roda dua di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
Baca juga: Tips Mudik Naik Kendaraan Listrik: Kalau Daya Baterai Tersisa 40 Persen Segera Cari SPKLU
Juga memberikan pengetahuan produk dan kapasitas pengembangan, mendukung skala penggunaan serta produksi baterai ramah lingkungan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
Program ini berjalan selama empat tahun (2022–2026) dan dilaksanakan menggunakan National Implementation Modality (NIM) oleh Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM sebagai mitra pelaksana utama Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan.
Top 3 Mobil yang Wajib Dilihat di Hall 1-3 GIIAS 2025, Begini Tampilannya |
![]() |
---|
Cari Ban untuk Mobil Listrik di GIIAS 2025? Model Ini Bisa Jadi Pilihan |
![]() |
---|
Empat Model Ramaikan Persaingan City Car EV di GIIAS 2025 |
![]() |
---|
Wuling Cortez Darion Mendebut Global di GIIAS 2025, Ada Versi EV dan PHEV |
![]() |
---|
Truk Listrik Mitsubishi Fuso eCanter Banjir Peminat dari Perusahaan Global |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.