Toyota Inves Rp 2,5 Triliun di Industri Bioetanol Indonesia
Toyota Motor Corporation akan berinvestasi senilai Rp 2,5 triliun untuk mengembangkan industri bioetanol di Indonesia.
Ringkasan Berita:
- Toyota Motor Corporation akan berinvestasi senilai Rp 2,5 triliun untuk mengembangkan industri bioetanol di Indonesia.
- Rencana investasi Toyota di industri bioetanol sejalan dengan arah kebijakan Presiden Prabowo mencapai swasembada energi.
- Kebutuhan bahan bakar nasional saat ini mencapai lebih dari 40 juta kiloliter per tahun dan membuka peluang besar bagi pengembangan industri bioetanol.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Toyota Motor Corporation akan berinvestasi senilai Rp 2,5 triliun untuk mengembangkan industri bioetanol di Indonesia sebagai bagian dari strategi global perusahaan memperkuat pasokan bahan bakar ramah lingkungan.
Langkah ini juga untuk mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia untuk menekan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil impor.
Toyota telah menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu dengan CEO of Asia Region Toyota Motor Corporation Masahiko Maeda di Jepang.
Wamen Todotua menjelaskan, rencana investasi Toyota di industri bioetanol sejalan dengan arah kebijakan Presiden Prabowo mencapai swasembada energi, memperkuat ekonomi hijau, serta mendorong hilirisasi sumber daya alam di dalam negeri.
"Sebagai bagian dari strategi menekan impor BBM yang masih tinggi, Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan mandatory blending bioethanol dalam bensin sebesar 10 persen (E10) yang akan mulai diterapkan pada tahun 2027," ucap Todotua dikutip Senin (10/11/2025).
Pemerintah RI melihat potensi besar kerja sama dengan Toyota untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi bioethanol di kawasan.
Kebutuhan bahan bakar nasional saat ini mencapai lebih dari 40 juta kiloliter per tahun dan membuka peluang besar bagi pengembangan industri bioetanol.
"Dengan kewajiban E10 maka setidaknya Indonesia membutuhkan sekitar 4 juta kiloliter bioethanol di 2027, agar tidak kehilangan momentum maka persiapan pembangunan pabrik pendukung harus dimulai dari sekarang. Peluang inilah yang ditangkap oleh Toyota yang juga sudah mengembangkan mobil berbahan bakar bioethanol di banyak negara," jelasnya.
Toyota, melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), telah menyatakan minat serius untuk berinvestasi pada fasilitas dengan kapasitas produksi 60.000 kiloliter per tahun.
Proyek ini diharapkan mulai berjalan setelah pembentukan perusahaan patungan (Joint Venture/JV) dengan Pertamina pada awal tahun 2026.
Wamen Todotua menyampaikan, sepulangnya dari Tokyo, baik Toyota maupun Pertamina akan langsung melakukan joint study dan site visit ke lokasi di Lampung, targetnya pada awal tahun 2026 perusahaan patungan (JV) sudah terbentuk.
Baca juga: Mengintip Fasilitas Riset Bioetanol Garapan Toyota dan Perusahaan Besar Lainnya di Fukushima Jepang
"Dalam rangka mendukung kebijakan E10, saat ini tengah dikaji rencana pengembangan fasilitas dengan kapasitas produksi sebesar 60.000 kiloliter per tahun dan nilai investasi sekitar Rp 2,5 triliun," ujarnya.
"Investasi ini menjadi langkah awal yang diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga membuka peluang ekspor ke negara lain," ungkap Todotua.
Dari sisi teknologi, Toyota kini tengah mengembangkan bioethanol generasi kedua berbasis biomassa nonpangan seperti limbah pertanian dan tanaman sorgum melalui riset bersama RABIT.
| Cocok Jadi Teman Berinvestasi, BNI Sekuritas Luncurkan New BIONS |
|
|---|
| Anggota DPD RI: Kinerja Investasi Naik, Ketimpangan Antarwilayah Masih Jadi PR Besar |
|
|---|
| Budaya Mutu: Investasi Keunggulan Jiwa di Tengah Gelombang Disrupsi |
|
|---|
| Dorong Penjualan Reksa Dana, Ini yang Dilakukan Platform Digital Investasi |
|
|---|
| Literasi Keuangan Jadi Fondasi Bagi Ekosistem Keuangan Digital yang Sehat dan Berkelanjutan |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.