Wawancara Eksklusif
Bali Rancang Belajar Hyibrid Antara Tatap Muka dan Jarak Jauh 4 Oktober
Pemerintah Provinsi Bali sudah merancang kombinasi pembelajaran tatap muka dan jarak jauh, akan dimulai Senin 4 Oktober.
Editor:
cecep burdansyah

Jadi begini, benar pak, jangan sampai masa pengkondisian ini sehingga kami ingatkan kepala sekolah, jangan dulu serius masuk ke mata pelajaran.
Karena ini kaitannya ke unsur psikososial atau tumbuh kembang anak. Kita ini ingat sekolah ini bukan hanya sebuah bangunan sarana dan prasarana yang kaku, tetapi sekolah itu tempat bertemunya anak-anak berinteraksi, berwawasan, bersosialisasi, dan sebagainya, itu yang penting bagi tumbuh kembang anak.
Kalau hanya mengandalkan belajar PJJ sudah jawabannya, tetapi ada unsur yang jangan sampai learning loss itu.
Supaya anak-anak diterima di sekolah, setelah sampai tamat tidak pernah ketemu temannya, walaupun di PJJ kelihatan, tetapi kan kalau ketemu langsung bertegur sapa kan beda, itu yang psikososial.
Jadi yang tahap pertama ini yang penting interaksi sosial?
Betul, karena apa, sekarang ini kan sudah ulangan tengah semester, kan bisa pelajaran itu (PJJ), tetapi PTM ini tentu berbeda, supaya mereka ketemu dulu, pengkondisian, adaptasi dulu, walaupun tetap kita awasi ketat.
Terkait kehilangan kesempatan belajar dan kesempatan berinteraksi sosial itu, ini berarti kayaknya sangat relevan dengan masa pengkondisian tersebut. Nah untuk Bali kira-kira ada berapa sekolah yang siap PTM? Apakah sudah ada datanya?
Kalau untuk di wilayah Bali khususnya kalau kami di SMA/SMK itu kurang lebih ada 300 sekolah yang tersebar di seluruh Bali, negeri dan swasta.
Namun sekali lagi, mereka sudah mengajukan siap, tetapi tentu balik lagi kita akan saring lewat satgas setempat. Kalau itu dirancang kurang lebih tanggal 4 Oktober lagi, kalau 1 Oktober itu kan Kesaktian Pancasila dan hari Jumat. Jadi sekalian tanggal 4 hari Senin. Ini kan kantin tutup, jadi hanya relaksasi aja, saling pengenalan dulu.
Soal ini sudah disosialisasikan ke guru?
Sudah, kepada seluruh guru, semua ada petunjuk teknisnya. Kompetensi guru juga kita perhatikan, karena pandemi ini mengubah tatanan kehidupan, kebiasaan, sampai pendidikan, termasuk kurikulum ini harus kita evaluasi supaya mengakomodir.
Kalau dulu mana ada di kurikulum PJJ, dalam perencanaan penganggaran mana ada paket data. Kurikulum sebelum pandemi kita kikis yang tidak relevan.
Dan kebetulan Bapak Gubernur Wayan Koster terobosan beliau menugaskan kepada kami bagaimana ke depan itu bagaimana sistem hybrid yang mana ala kita, yang mana ada kelas paralel, dan sebagainya.
Kalau sekarang kan PTM terbatas, kalau nanti pembelajaran yang sudah dirancang menggunakan teknologi ini, jadi mana yang memang hanya berapa persen tatap muka, mana yang sudah full, seperti sejarah 85 persen bisa PJJ, sisanya diskusi.
Sebaliknya fisika, kimia, matematika bisa saja 100 persen tatap muka, karena memang dia harus dibantu, jadi ke depan ke sana.