Jumat, 10 Oktober 2025

Bekerja Sambil Sekolah, Rafli Kini Punya Harapan Baru Berkat Sekolah Garuda Samarinda

Kisah Rafli, siswa Samarinda yang tak menyerah pada keterbatasan ekonomi dan kembali menyalakan mimpinya lewat hadirnya Sekolah Garuda.

Editor: Content Writer
Dok. GERINDRA
SISWA GARUDA SAMARINDA - Rafli, siswa Sekolah Garuda Samarinda, kembali menyalakan harapan untuk melanjutkan pendidikan hingga ke luar negeri. 

TRIBUNNEWS.COM – Sekolah Garuda yang baru saja diresmikan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) menghidupkan kembali asa para siswa berprestasi untuk bisa melanjutkan kuliah ke luar negeri, meskipun dengan keterbatasan ekonomi. Mohammad Rafli Ekatama, siswa kelas 12 SMAN 10 Samarinda yang sekolahnya kini bertransformasi menjadi Sekolah Garuda, menaruh harapan itu di dalam hatinya.

Bagi Rafli, hadirnya Sekolah Garuda mengembalikan cita-cita dan semangatnya yang sempat pudar karena kondisi ekonomi keluarga. Ia bercerita bahwa dirinya berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi sederhana.

Pada tahun 2017, perusahaan tempat ayahnya bekerja bangkrut, sehingga ayahnya kehilangan pekerjaan. Hal itu membuat kondisi ekonomi keluarganya sulit. 

"Tetapi itu tidak membuat saya berhenti untuk menggapai cita-cita saya. Dari semasa saya SMP, saya tetap berusaha yang terbaik dan berhasil mendapat prestasi di berbagai kejuaraan,” kata Rafli saat diwawancara di Samarinda, Rabu (8/10).

Setelah lulus SMP, Rafli berhasil diterima masuk ke SMAN 10 Samarinda yang merupakan salah satu sekolah unggulan di daerahnya. Demi mengurangi beban ekonomi keluarga, dia pun mencoba bekerja paruh waktu sebagai tutor privat untuk anak-anak SD di lingkungan rumahnya.

Baca juga: 100 Sekolah Garuda Ditargetkan Hingga Tahun 2029, Lulusannya Disiapkan Masuk Kampus Luar Negeri

"Saya sempat pesimis dengan kondisi saya, tetapi saya berpikir kalau saya pesimis dan tidak melakukan apa-apa, maka saya tidak akan jadi apa-apa. Maka dari itu saya mengambil banyak langkah, saya tetap belajar giat dan bekerja paruh waktu,” ucap dia. 

Di tahun 2024, ayahnya didiagnosis kanker usus dan meninggal dunia di tahun 2025. Wafatnya sang ayah jadi pukulan berat bagi Rafli. Harapannya menggapai cita-cita memudar lagi.

"Kondisi itu sangat memberikan saya pukulan dan perasaan pesimis itu datang lagi. Saya berpikir apa yang akan saya hadapi ke depannya dengan kondisi seperti ini, dengan ekonomi seperti ini, dan ketidakhadiran ayah saya," tuturnya. 

Namun, melihat ibu dan keluarganya, Rafli meyakinkan diri bahwa ia tak boleh menyerah. Kini, harapan kembali muncul setelah sekolahnya terpilih bertransformasi menjadi Sekolah Garuda. Ia juga mencoba mendapatkan beasiswa demi mendapatkan peluang berkuliah ke luar negeri.

"Saya juga mendapatkan informasi seperti beasiswa Garuda, walaupun mungkin masih dikaji ke depannya bagaimana, tetapi itu sudah membuat saya senang bahwa saya mendapatkan peluang untuk bisa mendapat pendidikan di luar negeri," katanya.

Sekolah Garuda merupakan salah satu program unggulan Presiden RI Prabowo Subianto. Sekolah ini berfokus pada pengembangan talenta di bidang sains dan teknologi di Indonesia. 

Sekolah Garuda menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis science, technology, engineering, and mathematics (STEM). Tujuan utama Sekolah Garuda adalah menyiapkan generasi muda Indonesia agar mampu bersaing dan melanjutkan pendidikan ke universitas-universitas terbaik, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Baca juga: Pemerintah Luncurkan Program Sekolah Garuda, Ada 16 Titik di Wilayah Indonesia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved