Kamis, 28 Agustus 2025

Danantara dan INA Bisa Sediakan Pembiayaan Jangka Panjang untuk Hilirisasi Nikel dan Baterai EV

Dua Sovereign Wealth Fund (SWF) yang dimiliki Indonesia saat ini bisa saling melengkapi dalam menarik investasi. 

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Choirul Arifin
Instagram @prabowo
TOPANG HILIRISASI NIKEL - Gedung Wisma Danantara Indonesia di Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta. Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) disebut bisa berkolaborasi menggarap potensi investasi di sektor-sektor strategis seperti hilirisasi nikel dan pengembangan baterai kendaraan listrik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) disebut bisa berkolaborasi menggarap potensi investasi di sektor-sektor strategis seperti hilirisasi nikel dan pengembangan baterai kendaraan listrik.

Danantara dibentuk pada Februari 2025 untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan aset negara dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional melalui investasi strategis.

Salah satu yang sedang dijajaki adalah potensi kerjasama tiga pihak antara INA, Danantara dan perusahaan Perancis, Eramet. 

Ketiga entitas tersebut tengah menjajaki pembentukan platform investasi strategis di sektor nikel, mulai dari operasi hulu hingga hilir. 

Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar mengatakan INA dan Danantara bisa menyediakan struktur pembiayaan jangka panjang untuk perencanaan investasi strategis. 

“Eramet perannya diperlukan dalam aspek keahlian dan teknis, terutama pengalamannya mengembangkan proyek skala besar pertambangan dan hilirisasi,” katanya, Rabu (27/8/2025).

Bisman menjelaskan kedua Sovereign Wealth Fund (SWF) yang dimiliki Indonesia ini bisa saling melengkapi dalam menarik investasi. 

Sebagai representasi negara, INA misalnya berperan penting menjadi garansi bagi investasi. Sedangkan Danantara lebih berfungsi sebagai penghimpun pembiayaan, proses percepatan, dan eksekusinya. 

Menurutnya, Danantara dan INA harus mampu meyakinkan investor dalam proyek-proyek strategis semacam ini. Hal ini harus dibarengi dengan jaminan keamanan hukum dan keamanan investasi. 

Sebelumnya CEO Eramet Indonesia, Jérôme Baudelet, menyebut pihaknya sedang menjajaki kemitraan strategis dengan INA dan Danantara.

Salah satu pembahasan terkait dengan partisipasi Eramet di Weda Bay Nickel.

Baca juga: Sekarang Jadi Masalah, Dulu Tom Lembong dan Cak Imin Getol Tolak Hilirisasi Nikel: Ugal-ugalan

Danantara dan INA juga telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Eramet untuk kerja sama pengelolaan mineral kritis yang mendukung ekosistem kendaraan listrik dan hilirisasi nikel. 

Baca juga: Menteri Bahlil Klaim Hanya China Paling Setia Hilirisasi Nikel di Indonesia 

Kesepakatan tersebut merupakan bagian dari 21 komitmen antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Merdeka Jakarta pada 28 Mei 2025.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan