Jumat, 22 Agustus 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Jelang Pengakuan Negara Palestina, Netanyahu Layangkan Surat Bernada Keras ke Prancis dan Australia

Netanyahu melayangkan surat keras ke Macron dan Albanese jelang pengakuan Palestina, menuduh keduanya memicu antisemitisme.

Facebook PM Israel
BENJAMIN NETANYAHU - Foto diambil dari Facebook Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Rabu (13/8/2025), memperlihatkan Netanyahu pada Konferensi Pers untuk Media Asing pada 5 September 2024. Netanyahu mengirimkan dua surat bernada keras kepada Presiden Prancis Emanuel Macron dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, menuduh keduanya memicu antisemitisme dengan keputusan mereka mengakui Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel melancarkan serangan diplomatik terhadap sekutu Baratnya menjelang pengakuan negara Palestina bulan depan.

Sejumlah negara besar dijadwalkan akan secara resmi mengakui Negara Palestina pada Sidang Umum PBB bulan depan, September 2025.

PBB adalah singkatan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (dalam bahasa Inggris: United Nations), sebuah organisasi internasional yang didirikan pada 24 Oktober 1945 setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Tujuan utamanya adalah menjaga perdamaian dunia dan mendorong kerja sama antarnegara dalam berbagai bidang

Gelombang dukungan internasional terhadap pengakuan negara Palestina diperkirakan akan meningkat signifikan bulan depan, seiring dengan pernyataan resmi dari sejumlah pemimpin dunia.

Australia, melalui Perdana Menteri Anthony Albanese, menyatakan akan memberikan pengakuan terhadap Palestina dalam Sidang Umum ke-80 PBB.

Albanese menegaskan bahwa solusi dua negara merupakan jalan terbaik untuk mengakhiri konflik berkepanjangan di Timur Tengah.

Di Eropa, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga dijadwalkan menyampaikan pengakuan resmi dalam forum PBB.

Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya mendorong gencatan senjata dan memperluas bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Palestina.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyampaikan bahwa pengakuan terhadap Palestina akan diberikan jika Israel gagal menunjukkan komitmen nyata terhadap proses perdamaian dalam kurun waktu delapan minggu ke depan.

Dari Amerika Utara, Perdana Menteri Kanada Mark Carney menetapkan sejumlah syarat sebelum pengakuan diberikan. Di antaranya adalah reformasi politik oleh Otoritas Palestina serta penyelenggaraan pemilu yang bebas dari pengaruh Hamas.

Langkah ini juga didukung oleh pembentukan komite konstitusi oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas, sebagai persiapan menuju negara berdaula

Baca juga: Mengubur Negara Palestina, Israel Perluas Proyek 3.400 Rumah Yahudi di Tepi Barat

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengirimkan dua surat bernada keras kepada Presiden Prancis Emanuel Macron dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, menuduh keduanya memicu antisemitisme dengan keputusan mereka mengakui Palestina.

Dikutip dari CNN, dalam surat kepada Macron, Netanyahu menuding seruan pengakuan negara Palestina akan memperburuk aksi kebencian terhadap Yahudi di Prancis.

Ia menyebut langkah itu sebagai upaya memberi ganjaran bagi Hamas, memperkuat penolakan pembebasan sandera, dan memicu kebencian terhadap Yahudi di jalanan Prancis.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan