Jumat, 7 November 2025

Suku Anak Dalam, Butuh Perjuangan Menembus Sulitnya Jalan

INTERAKSI dengan masyarakat luar dan Islam mewarnai kehidupan komunitas Suku Anak Dalam

Editor: Hendra Gunawan

Rumah-rumah mereka terbuat dari papan beratap seng. Ukurannya, tidak lebih besar dari rumah tipe 36. Kecuali kediaman Temenggung Soleh, yang sedikit lebih baik karena sudah permanen.

Menjadikan sungai kecil sebagai sumber utama mata air, praktis SAD Lubuk Kayu Aro langka akan air bersih. Di sungai dangkal itulah mereka melakukan aktivitas mandi, cuci, kakus (MCK). Sumur yang digali sedalam 10 meter di dekat masjid tak mengeluarkan air sama sekali. Pantauan Tribun, sumur hanya ada di rumah Temenggung dan Jenang.

Keterbatasan lain bagi SAD di sana walau sudah menetap dan tercatat secara administratif, adalah pelayanan kesehatan. Puskesmas terdekat ada di Tempino kurang lebih 10 kilometer dari sana.
Minimnya pelayanan kesehatan dan pengetahuan, berimbas pada tingginya tingkat kematian bayi. Hampir tiap tahun, dari sejumlah kelahiran selalu terjadi kasus kematian bayi.

Pada 2010, misalnya. Menurut Rubiyanto ada dua bayi yang meninggal. Dua kasus yang sama juga terjadi tahun lalu.  Di sini banyak melahirkan dibantu oleh dukun beranak,” ucapnya.

Ia menduga, minimnya pengetahuan, asupan gizi, pelayanan kesehatan dan air bersih menjadi akumulasi penyebab kasus itu. Walaupun menurutnya, pada beberapa persalinan ada bidan yang membantu.
Terkait kasus kematian bayi saat persalinan ini, Pai warga SAD di sana bukan sekali dua mengalami. Enam anaknya dari istri pertama, meninggal dalam proses persalinan.

 Tak tahu kenapa,” katanya getir saat ditanya penyebab kematian anaknya itu. Derita itu kian lengkap tatkala istrinya menyusul mengembuskan nafas terakhir karena sakit. Dia bilang, terakhir istrinya melahirkan pada 2005. Itulah anak keenamnya yang meninggal.

Di tengah kondisi warga kota yang kadang merasakan listrik padam sekali sepekan, SAD Lubuk Kayu Aro hanya sekitar lima jam menikmati listrik dari genset dalam sehari. Gerutu kita yang keluar lantaran pelayanan kesehatan yang tak memuaskan, mereka mencoba sehat di tengah minimnya fasilitas. (Tribun Jambi/deddy rachmawan)

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved