Respons Kades Kanekes Usai Warga Baduy Dibegal: Masa Polisi Tak Bisa Tangkap Pelaku?
Warga Baduy Dalam dibacok saat jualan di Jakarta. Desa Kanekes desak polisi tangkap pelaku segera.
Ringkasan Berita:
- Repan (16), warga Baduy Dalam, dibacok saat berjualan madu di Jakarta.
- Kepala Desa Kanekes, Oom, menyesalkan kejadian ini dan mendesak polisi segera menangkap pelaku.
- Repan sempat ditolak rumah sakit saat mencari pertolongan karena tidak membawa identitas. Kini ia dirawat di rumah singgah atas instruksi Gubernur Banten.
- LBH Bapeksi dan Relawan Jaga Banten siap mendampingi korban. Mereka menyoroti lambannya penanganan kasus dan pentingnya perlindungan hukum bagi masyarakat adat.
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Desa Kanekes, Oom, menyesalkan insiden pembegalan yang dialami warga Baduy. Dia meminta pelaku ditangkap dan mendapatkan hukuman setimpal.
Kasus pembacokan terhadap warga Baduy Dalam di Jakarta mendapat perhatian serius dari Pemerintah Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten.
Korban bernama Repan (16), warga Baduy Dalam, menjadi korban pembegalan dan pembacokan saat berjualan madu khas Baduy di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Jumat (26/10/2025).
Akibat kejadian itu, lengan kanan Repan mengalami luka bacok cukup parah setelah berusaha melawan pelaku. Barang dagangan berupa madu, uang hasil penjualan, serta satu unit ponsel dirampas pelaku saat korban terkapar.
Keempat begal tersebut juga berhasil merampas 10 botol madu dagangan korban, handphone, dan uang Rp 3 juta.
Oom mengatakan, korban saat ini masih berada di Jakarta dan tinggal di rumah singgah.
"Di rumah sakit (RS) sudah keluar dan sudah ditangani. Cuma sekarang tinggal di rumah singgah di lembaga bantuan hukum. Itu berdasarkan instruksi Pak Gubernur," katanya dalam sambungan telepon, Kamis (6/11/2025).
Ia menjelaskan, kondisi Repan berangsur membaik, namun belum bisa pulang ke Lebak karena luka di tangannya masih dalam perawatan.
"Jadi belum bisa pulang, karena sedang masa pemulihan. Tapi kalau sudah dibuka bisa pulang," katanya.
Lebih lanjut, Oom mengungkapkan bahwa korban sempat ditolak rumah sakit ketika pertama kali meminta pertolongan karena tidak membawa identitas diri.
"Iya benar, kata pengakuan Repan katanya. Tapi RS mana-mana tidak tahu, karena posisinya katanya malam tambah lagi tidak punya identitas atau KTP," ujarnya.
"Harusnya sama pihak RS ditangani dulu, setelah itu persyaratan nyusul," sambungnya.
Oom mengungkapkan, bahwa Repan berjualan mandu Baduy ke jakarta sendiri, lantaran sudah terbiasa.
"Sendiri jualannya jalan kaki. Makanya usai dibacok pelaku pembegalan, Repan sempat lari ke RS meminta pertolongan. Cuma tadi itu, sempat mendapatkan penolakan," ucapnya.
Menurut Oom, kasus ini merupakan kejadian pertama warga Baduy menjadi korban kekerasan saat berjualan di luar daerah.
Sumber: Tribun Banten
| Polisi Masih Buru Empat Pelaku Pembegalan Warga Suku Baduy di Cempaka Putih Jakarta Pusat |
|
|---|
| Pelajar Sekolah Internasional di Tangerang Tewas Jatuh dari Lantai 8, KBM Tetap Berjalan |
|
|---|
| Warga Baduy Dibegal saat Jualan Madu, Rumah Sakit Tolak Rawat karena Tak Punya KTP |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Serang Hari Ini, 5 November 2025: Hujan Ringan di Pagi Hari |
|
|---|
| Kronologi Pemuda Baduy Dibegal di Jakarta: Datang Bawa Harapan, Pulang Luka Bacok |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.