Selasa, 11 November 2025

Ombak Pantai Selatan Rendam Ratusan Hektar Pertanian Warga

Gelombang tinggi yang terjadi di Pantai Selatan Kabupaten Bantul sejak Selasa (8/10/2013) tidak hanya memperparah abrasi

Editor: Dewi Agustina
Tribun Jogja/M Nur Huda
Dua orang warga sedang membongkar rumah yang terancam ambruk diterjang ombak besar Pantai Samas, Kamis (10/10/2013). 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, M Nur Huda

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Gelombang tinggi yang terjadi di Pantai Selatan Kabupaten Bantul sejak Selasa (8/10/2013) hingga Kamis (10/10/2013), tidak hanya memperparah abrasi di kawasan pantai, tapi juga membuat ratusan hektare lahan pertanian juga turut terendam air laut (banjir rob).

Tingginya gelombang dan kuatnya arus membuat air meluap hingga ke Sungai Opak dan masuk ke lahan pertanian. Kamis kemarin, para petani tampak memanen lebih dini hasil pertanian berupa padi, kacang tanah, ketela rambat, bawang merah, cabai, terong dan lain-lain.

Kabag Ekonomi dan Pembangunan Desa Trihargo, Yunardiono, menyebutkan, dari pendataan yang dilakukan, sepanjang lahan pertanian mulai dari Parangtritis hingga Pandansimo ada sekitar 200 hektare lahan yang terendam. Di Dusun Baros, Desa Trihargo, Kecamatan Kretek, ada 27 Ha sawah terendam, di Dusun Keteb ada 70 Ha lahan pertanian terendam. Di wilayah Desa Srigading, Kecamatan Sanden, seluas 40 Ha lahan terendam.

Salah seorang petani yang memiliki sawah di seputaran muara di Dusun Baros, Trihargo, Sunar (58), mengatakan, gelombang tinggi yang terus terjadi, sejak Rabu malam membuat air meluap hingga menggenangi lahan pertanian.

"Desakan air sungai kan lemah, jadi air laut justru masuk ke sungai. Apalagi sekarang gelombangnya tengah tinggi," kata Sunar.

Kejadian terendamnya lahan pertanian oleh air laut hingga mencapai ratusan hektare dengan kedalaman rata-rata setinggi paha orang dewasa, baru kali ini terjadi. Biasanya air laut masuk ke daratan, namun yang terendam hanya beberapa hektare saja.

Sementara itu, warga pesisir Pantai Samas telihat bergotong-royong membongkar bangunan rumah karena terancam gelombang tinggi. Di pantai tersebut, ada tiga rumah yang terpaksa harus dievakuasi.

"Gelombang tinggi ini puncaknya pada malam Rabu kemarin. Itu kalau diperkirakan malah mencapai 10 meter. Meskipun kita sudah terbiasa dengan ombak besar, tapi kali ini sempat ketakutan," ujar Murjito yang kebetulan rumahnya juga harus dibongkar.

Ketua RT setempat, Sadino, mengatakan, gelombang kali ini tidak seperti sebelum-belumnya. Bahkan rumahnya yang ia anggap sudah aman, kini masuk kategori terancam karena nyaris ambruk.

"Saya terpaksa mengungsi. Kalau tidak nanti bisa jadi korban," ujarnya.(had)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved