Lusono Keliling Jalanan Yogyakarta Bawakan Geguritan
Geguritan atau puisi Jawa adalah salah satu hasil kebudayaan yang adiluhur dari nenek moyang.
Keluarga
Walaupun, aksinya dibilang aneh dan sering mendapat pandangan aneh dari masyarakat, Lusono dengan penuh penghayatan terus berpuisi dan bernyanyi.
Keluarganya, termasuk istri dan ketiga anaknya pun terus mendukung aksinya.
"Ya kalau penolakan secara langsung sih tidak ada, namun kalau cibiran omongan di belakang mungkin ada. Istri tadinya ga mengizinkan, namun setelah tahu kalau apa yang saya lakukan ini tulus untuk melestarikan kebudayaan, akhirnya didukung juga," ujarnya.
Lusono berharap dengan adanya aksi Gurit On The Street yang dilakukannya, dapat mempromosikan dan mensosialisasikan lagi budaya asil Jawa ini kepada masyarakat.
Tterutama kepada anak-anak muda untuk bisa mencintai geguritan, mempelajarinya, dan turut melestarikannya.
"Warisan nenek moyang yang sejatinya perlu dilestarikan, agar anak-anak muda menjadi tahu, syukur-syukur mau mempelajarinya, dan terus melestarikannya," tutur Lusono.
Lelaki yang pernah mendapat gelar Kanjeng Raden Tumenggung dari Keraton Kasunanan Surakarta ini pun akan terus menggeluti dan mengembangkan kebudayaan Jawa, terutama sastra menulis puisi dan lagu, seterusnya sampai tua nanti.
"Saya mencintai apa yang saya kerjakan, dan terus melakukannya dengan tulus untuk menguri-uri kebudayaan Jawa, seterusnya sampai saya tua nanti," pungkasnya. (tribunjogja.com)
 
							 
							 
							 
			 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
											 
											 
											 
											